Cerita penuh adegan sadis, kekerasan mohon bagi pembaca menyesuaikan usia !!
RM 2, Kisah sang Raja Mafia kedua.
Sehari sebelum pertunangannya, Joella mendapatkan kejutan yang tidak dia inginkan. Di hari bahagia dengan kekasihnya, Maximillian. Tiba-tiba saja, Isabella, istri sah Maximillian datang dan membawa anak.
Joella yang merasa sakit hati dan kecewa, berencana akan pergi meninggalkan kekasihnya, tapi dengan segala kegilaannya, Maximillian terus menahan Joella.
“Sejak kita bertemu, kau adalah milikku, dan wanita kesayanganku, Joella. Aromamu seperti alkohol yang memabukkanku, tubuhmu adalah bentuk terindah yang pernah aku lihat.”
“Kau mencintaiku, atau terobsesi padaku ??”
Maxi menyeringai licik, “Both.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnes Fetrika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. RM2 : Harus berpisah
“Aku tidak akan menandatangani surat ini.”
“Benarkah ?? Kita lihat seberapa bisa kau bersifat keras kepala untuk tidak menandatangi surat ini.” Ujar Marcelo menyeringai dengan nada liciknya, kemudian berlalu dari sana, dan melangkah keluar dari ruangan, sementara Sophia terlihat gelisah, dia tahu dan yakin jika Marcelo memiliki banyak rencana untuk saat ini.
Sialan dia pasti memiliki rencana lain, tapi apa itu ?? Jikalau sampai dia berhasil membuatku menandatangani surat perceraian itu, maka bisa-bisa semua rencanaku gagal total !! Batin Sophia dengan kesal, dan marah.
Sementara Marcelo sendiri menyeringai dengan nada liciknya, dia kemudian melangkahkan kakinya menelusuri lorong rumah sakit untuk keluar, sementara Aldan berjalan si sebelahnya dengan setia sembari berbicara kepadanya.
“Jadi, bagaimana Tuan ??”
“Dia keras kepala sekali, harus aku apakan j***ng s**l*n itu.” Ujar Marcelo sedikit kesal, Aldan tersenyum menyeringai.
“Jadi.. Haruskah kita menggunakan rencana kita, Tuan Marcelo ??”
“Tentu saja, dan aku berharap kau siap, melaksanakan rencana selanjutnya.”
Dan Aldan terlihat sangat senang dan puas dengan jawaban tuannya, dan dengan senang hati dia akan membantu Marcelo menjalankan rencananya itu. Mereka kemudian menghentikan langkah mereka sejenak memandang sosok yang sangat tidak ingin mereka lihat, tapi sepertinya sosok itu sudah sempat mendengarkan percakapan Marcelo dan juga Aldan.
“Jangan terlalu senang, karena aku tidak mungkin akan membiarkanmu menyentuh ataupun menyakiti kekasihku !!”
“Pfftt.. Kau hanya selingkuhannya, tidak akan bisa mempengaruhi apapun rencanaku, terutama akulah suami sahnya.” Ujar Marcelo menyeringai dengan licik, membuat Calvin mengepalkan tangannya dengan kesal dan penuh emosi.
“Kau.. Lihat saja..” Ujar Calvin dengan kesal, sementara Marcelo tertawa kecil.
“Jangan lupa berikan kecupan manis, dan tubuhmu. Dia pasti akan sembuh.” Ujar Marcelo sembari berjalan melewati Calvin, dengan nada mengejeknya dan tatapan mata sinisnya, membuat Calvin semakin kesal.
...
Disisi lain, Joella sendiri asyik mengupas dan memotong buah untuk dirinya sendiri, sebenarnya sudah ada beberapa pelayan di rumah itu, tapi Joella terbiasa melakukan segalanya sendirian, jadilah wanita itu tidak terlalu banyak membutuhkan bantuan para pelayan.
“Nah, sudah selesai.. Saatnya- Eh ?? Maxi ??”
Joella terkejut saat membalikkan badannya dan mendapati Maxi berdiri sembari menatap ke arahnya dengan tatapan kesal, kakinya kemudian mengetuk di bagian lantai. Joella hanya menatap dengan rasa bingung.
“Maxi, ada apa ?? Dan kenapa kau cepat sekali pulang ?? Kau bilang ada urusan ??”
Ya, beberapa hari Maxi sengaja tidak masuk ke kantornya karena lelaki itu ingin menemani Joella, tapi wanita itu menolak dan menyuruh Maxi untuk tetap pergi ke kantornya, dengan berat hati lelaki itu pergi ke tempat perusahaannya, tapi kenapa lelaki itu tahu-tahu sudah berada di belakangnya.
“Tidak ada meeting penting jadi, pulang lebih awal.”
“Pulang lebih awal, atau karena kau tidak ingin meninggalkanku ??” Ujar Joella kini berbalik memandang ke arah Maxi dengan nada bertanya.
“Keduanya.”
“Hah.. Sudah aku duga.. Sebenarnya ada apa ?? Jangan sampai perusahaanmu bangkrut hanya karena bucinmu kepadaku yang terlalu berlebihan.” Ujar Joella memutar matanya malas, Maxi tetap tidak bergeming.
“Apa yang kau lakukan disini ??”
“Memotong buah untukku, ada apa ?? Kau juga mau ??”
“Kenapa kau lakukan sendiri ??”
“Maxi, aku ini manusia bukan burung, aku akan merasa bosan jika semua dilakukan oleh para pelayan. Aku ingin setidaknya melakukan sesuatu untuk diriku sendiri.” Ujar Joella saat mengetahui arti perkataan dari Maxi.
Sementara lelaki itu menghela nafasnya.
“Sweetie~..”
“Dan aku bukan gadis manja, yang akan selalu meminta bantuan pada hal kecil. Maxi, kau pasti mengenalku bukan ??”
“Yeah.. I know..”
“And I hope you understand.” Ujar Joella melipat kedua tangannya di dadanya, membuat Maxi yang kini menghela nafasnya berat, dengan ucapan dan perkataan dari Joella.
Maxi mengenali tunangannya itu, sejak lama Joella selalu melakukan apapun sendiri, apalagi Maxi mengetahui masa lalu Joella, dan ya wanita itu memang sangat kuat dan tangguh, hanya lelaki hebat yang bisa menaklukan sosok wanita tangguh seperti Joella. Percaya atau tidak, wanita itu tidak pernah menangis saat menghadapi perpisahan dengan kekasih mereka. Bahkan Joella sendiri mengenali kekasihnya dulu, dan mengetahui jika mereka adalah lelaki playboy berhidung belang, sehingga saat menghadapi perpisahan dengan mereka, Joella sama sekali tidak berkutik atau terganggu akan hal itu.
Tapi Maximilian mampu menaklukan hati sang wanita tangguh Joella itu.
“Saat aku hamil besar nanti, aku akan menjaga diriku agar tidak terlalu kelelahan, tapi untuk saat ini biarkan aku bebas melakukan apapun, karena aku masih hamil muda.” Ujar Joella lagi, seakan mengatakan kepada lelaki itu agar tidak terlalu khawatir akan dirinya.
“Baiklah.. Baiklah, sayangku.. Aku tidak akan memaksamu untuk berada di dalam kamar selalu.”
“Sekali-sekali mengalah pada anak dalam kandunganku ini, jangan selalu bersifat egois, atau aku akan membawa kabur anakku darimu.”
“Hey !!! Hey !! Jangan lakukan itu sayang !!”