Tak ingin adiknya meninggal, Arum Marchelya (18) gadis cantik yang hidup hanya berdua dengan sang adik tirinya itu bersusah payah mencari pinjaman untuk kesembuhan Kamelia yang mengidap penyakit leukemia. Karena biaya berobat tidak mencukupi untuk kesembuhan adiknya, Arum terpaksa memberanikan diri untuk meminjam 100 juta pada Bos Rentenir. Tapi nasib malang menimpanya, Arum yang cantik jelita malah dipaksa untuk menjadi istri keempat Rentenir yang berusia 40 tahun.
Arum yang masih belia langsung menolak hingga ia pun dikejar oleh tujuh Preman. Arum mencoba kabur sebelum tubuhnya diperkosa oleh Preman milik Rentenir itu.
Namun tiba-tiba Arum tidak sengaja bertemu dengan sosok pria misterius. Ia pun meminta pertolongan padanya, berharap selamat dari kejaran tujuh Preman. Tetapi, Arum tidak sangka pria misterius itu menawarkan uang 100 juta apabila ia bersedia melahirkan anak untuknya.
"Lahirkan anak untukku, sayang."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asti Amanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Memeluk Rayden
"Bagaimana dengan mu, Rayden? Kau setuju menikah dengannya?" tanya Tuan Edward ke Rayden yang sedang bimbang.
"Memangnya aku harus menikahinya?" balas Rayden bertanya dengan tatapan dingin menatap ayahnya dan ibu tiri ketiganya. Terlihat Nyonya Barsha tertunduk lesu karena pilihannya -Daisy- gagal menikah dengan Rayden.
"Tentu saja, kau harapan kami untuk mengurus Voldemort. Jika seandainya Joan mau menikah, kami juga tidak akan memaksamu," jawab Tuan Edward menunjuk Rayden.
"Kalau begitu, kalian paksa saja Joan untuk menikahi putri Mafia itu," ucap Rayden menolak.
"Rayden! Jika saja ada wanita kaya yang mau dengan Kakakmu itu, kami pasti akan menikahkahnya. Tapi sampai sekarang tidak ada yang mau hidup dengannya," ujar Tuan Edward agak emosi.
"Jika begitu, nikah kan saja Joan dengan wanita lain! Aku yakin ada wanita yang mau dengannya! Setelah itu aku tidak perlu lagi mencalonkan diri jadi Bos Mafia berikutnya. Kalian tunggu saja lahirnya anak dari pernikahan Joan!" tutur Rayden berdiri.
"Rayden!" sergah Tuan Edward ikut berdiri.
"Walaupun kakakmu cacat, Ayah tidak akan pernah menikah kan wanita lain dengannya. Calon menantu ayah harus berasal dari tempat ini!"
Rayden terkejut, ternyata Tuan Edward tidak menyukai wanita dari luar sana. Itu artinya peluang untuk memberi pernikahan bagi Arum bisa saja akan dibantah keras oleh ayahnya. Rayden mengepal tangan lalu melirik tajam, berteriak dengan lantang.
"Aku... Rayden Lorcan, putra kedua Elizabeth tidak akan mau menikah dengan wanita mana pun! Camkan itu, Ayah! Permisi!" Rayden sudah muak, ia ingin bebas seperti Joan yang tidak pernah diatur-atur.
"Rayden!" Tuan besar meraih lengannya dan ingin menggampar putra bungsunya itu. Tetapi Nyonya Mariam menahan tangan suaminya itu.
"Edward, tidak perlu memukulnya. Rayden selama ini sudah berbuat banyak pada kita, ia juga telah memenuhi keinginanmu untuk balas dendam. Sekarang biarkan dia memilih," ucap Mariam tersenyum manis.
Melihatnya dapat menenangkan Tuan Edward, tatapan Nyonya Barsha terlihat benci pada Istri ketiga suaminya itu yang berhasil merebut posisi Elizabeth. Apalagi kecantikan Nyonya Mariam cukup mengalahkan pesona Nyonya Barsha.
"Apa maksudmu?" tanya Tuan Edward agak terkejut istri ketiganya tiba-tiba melindungi Rayden.
"Lebih baik tidak usah menjodohkan Rayden dengan putri mana pun, kita beri dia pilihan, sayang."
Rayden bergidik tiba-tiba dilirik oleh Nyonya Mariam. Seolah-olah kata -sayang- beralih untuknya.
"Pilihan?" Tuan Edward melepaskan genggamannya pada lengan Rayden. Ia pun menatap istrinya itu.
"Sayang, satu-satunya harapan kita hanya ada pada Rayden. Biarkan dia memilih wanita di luar sana, asalkan wanita itu berasal dari keluarga Bangsawan. Kalau dia menolak untuk menikah, siapa lagi yang akan mewariskan calon King berikutnya?"
Rayden mendesis, ia ingin tahu kelicikan apa lagi yang dimainkan Nyonya Mariam. Begitu pula Nyonya Barsha kesal dengan rayuan Mariam. Wanita itu pun berdiri lalu mendekati suaminya.
"Edward, menurut ku mungkin putri dari--"
"Cukup! Aku sudah tidak mau mendengar saran darimu, Barsha. Kau terlalu banyak mengecewakan ku," potong Tuan Edward marah pada istri lainnya itu.
"Benar sekali, setiap saranmu selalu saja tidak becus. Kau sudah berkali-kali mengajukan calon Istri untuk Rayden, tapi hasilnya nihil. Ada-ada saja yang terjadi pada mereka," sambung Nyonya Mariam mencibirnya.
Nyonya Barsha meremas ujung gaunnya, ia memang ingat semua calon darinya selalu kena sial. Seperti beberapa tahun lalu sebelum Daisy mengajukan diri. Para wanita yang mencalonkan jadi Istri Rayden, mereka ada yang kecelakaan, ternodai, mandul, dan bahkan ada yang meninggal. Seolah ada sihir dalam perjodohan ini yang tidak mau Rayden memiliki Istri.
Rayden menatap ketiganya yang sedang berdebat, ia pun berpikir tidak ada salahnya mengambil saran dari Mariam. 'Tampaknya aku perlu mencari keluarga bangsawan yang bisa mengangkat Arum menjadi anak angkat. Setelah itu, aku bisa menikahinya tanpa dicurigai lagi.' Rayden membatin punya ide.
"Apa yang dikatakan Nyonya, aku setuju!" ucap Rayden langsung mengalihkan perdebatan mereka. Terutama Mariam spontan tersenyum tipis mendengarnya.
"Bagus, Ayah akan menunggu kau membawa calon istri ke sini, tapi jika sebulan ini kau masih belum membawanya, Ayah akan kembali menjodohkanmu," jelas Tuan Edward duduk ke kursi Istimewanya.
"Cih, itu hal yang sangat mudah. Kalian tidak perlu lagi memaksaku!" Rayden meninggalkan ruangan, diikuti Nyonya Barsha pun pamit ingin menyusul Rayden. Tiba-tiba saja, Tuan Edward menyentuh dadanya, rasa sesak itu seolah menusuk ke jantungnya, ini sudah biasa baginya setelah membentak Rayden. Nyonya Mariam segera memberi obat.
"Ini obat apa? Mengapa kemasannya beda?" tanya Tuan Edward pada Istrinya. Seperti biasa, Mariam menjawab dengan rayuannya.
"Sayang, ini obat baru yang diberikan Dokter padaku. Hasiatnya sama kok, cuma kemasannya yang beda."
Tuan Edward menyipitkan mata, ia sedikit takut dan curiga. Tapi karena selalu didesak oleh rayuan Istri ketiganya, Ia pun terpaksa memakan obat itu. Awalnya efek dari obat itu hanya terasa di kepalanya, tapi selang beberapa menit rasa nyeri itu dan sesak di jantungnya pun hilang. Ini membuatnya makin percaya jika Mariam mencintainya, merasa istrinya itu tidak mau kehilangannya. Akan tetapi, sebenarnya Nyonya Mariam hanya mencintai kedudukannya sebagai Queen Mafia.
.......
.......
.......
Pukul 17. 40 malam, terlihat Arum meletakkan sepiring rujak di dalam kamar Tuan Joan. Ia tahu letak kamar itu dari Melissa, pelayan yang bersamanya tadi dan juga Melissa yang membantunya bikin rujak saat dapur sedang kosong. Dan sekarang, dapur itu dipenuhi pembantu untuk menyiapkan makan malam.
'Huftt... untung Tuan Joan tidak ada,'
Arum celingak-celinguk memperhatikan isi kamar Tuan Joan. Gadis itu melangkah, ia mendekati sebuah meja. Tangan kanannya terulur pada sebuah bingkai foto. Arum mengambilnya lalu mengelap kaca foto itu.
Terlihat di dalam foto ada dua anak laki-laki dan satu wanita muda yang memiliki mata biru langit seperti Rayden.
"Eh, apa jangan-jangan ini Tuan Rayden waktu kecil bersama Tuan Joan dan Ibunya?"
Arum memperhatikan raut wajah ketiganya. Terlihat Elizabeth bahagia bersama dua putranya yang menggemaskan. Arum tersenyum melihat foto kecil Rayden yang datar dan dingin.
"Sepertinya Tuan Rayden waktu kecil pendiam, tapi kenapa sekarang pria ini menyebalkan?"
Arum cemberut, ia agak kesal pada Rayden yang menyembunyikan identitasnya dari awal. Arum pun meletakkan bingkai foto itu lalu keluar dari kamar Tuan Joan. Bumil belia itu menyusuri lorong-lorong mansion sambil memakan rujak bungkusan. Senyum Arum pun mengembang saat mengelus perutnya yang masih datar itu.
"Kira-kira anak Tuan Rayden cewek atau cowok ya?"
"Kalau cowok, pasti Tuan Rayden senang, tapi--"
"Tapi kalau cewek, apa mungkin akan dibuang?"
Arum berhenti berjalan, ia duduk di teras Istana sambil memandang rembulan di atas sana. "Mudah-mudahan saja setelah ini saya bisa bertemu dengan Kamelia." Arum tertunduk memikirkan adik tirinya lagi.
"Tuan Rayden ingin menikah dengan ku, tapi dia sudah dijodohkan oleh ayahnya. Jika begitu, aku bisa dihukum mati sudah mengandung anak milik Tuan Rayden. Huft... aku jadi takut kalau ayahnya sampai tahu, aku mungkin saja tidak akan kembali dan melihat Kamelia,"
"Apa lebih baik aku pergi? Ta-tapi, Tuan Rayden akan melukai Kamelia," lirih Arum mengelus-elus perutnya.
"Kemana ya Tuan Rayden? Aku tadi sempat jalan-jalan di sini, tapi aku tidak menemukan dia dengan Daisy. Apa jangan-jangan mereka sedang kencan dari tadi?" gumam Arum semakin menunduk. Seketika ia terkejut, setelah seseorang memanggilnya dari belakang.
"Beby,"
Gadis itu spontan menoleh, tersenyum sumringah melihat Rayden sudah kembali. Ia turun cepat dari teras lalu berdiri di hadapan pria itu.
"Tuan, kau dari mana saja?" tanya Arum.
Rayden terdiam sejenak lalu dengan cepat kedua tangannya memeluk tubuh gadis itu. Arum pun tersipu dan berdebar-debar dengan tindakan Rayden. Ia pun juga takut pelayan Braga akan melihatnya dan itu sangat bahaya. Ia bisa dikirim ke pulau pengasingan atau dihukum mati.
"Tu-tuan, kau baik-baik saja?" sekali lagi Arum bertanya dalam pelukan candu itu.
"Biarkan aku tenggelam dalam pelukanmu."
Arum pun balas memeluk Rayden, seperti tahu Rayden sedang gelisah malam ini.
"Apa sesuatu telah terjadi, Tuan?" tanya Arum kembali bicara. Sekali lagi Rayden tidak menjawab, ia malah melepaskan pelukan itu lalu meraih tangan Arum kemudian ia menarik gadis hamil itu pergi dari sana.
.......
.......
.......
Edwar itu keliatan cinta banget sama Elisabeth buktinya dya Samapi sekarang mau membalaskan kematian istrinya...tapi kenapa dya menikah Samapi tiga kali. oke mungkin untuk kedua masuk akal karena anak"nya masih kecil masih butuh yg namanya ibu tapi yg ketiga..gunanya apa? trus kenapa sampai Mariam jadi queen? dan kenapa barsha gak pernah disentuh Edward, om yg ini masuk akal lagi kalau mungkin saat itu Edward masih cinta sama istri pertamanya. tapi yah ketiga .istimewa apa yg dimiliki Mariam , pengertiannya? tapi bukannya barsha juga seperti itu?😌 terlihat dari kedekatan rayden dengannya sedangkan Mariam? trus mandul? darimana Mariam tau sedangkan Edward saja gak pernah menyentuh barsha ..ketiga Edward itukan ketua mafia masa gak tau yg tulus dan tdk? yg mana musuh dan bukan?..
.semua gak nyambung 😪
katanya cinta sama istri pertama kok punya istri sampai tiga. katanya ketua mafia kok bodohnya ketulungan.
trus kata mandul itu karena perkataan Mariam bukan? pertanyaan gw lagi. barsha sdh ada sejak rayden kecil lah Mariam itu baru ada .
trus Edward percaya aja gitu sam aperkaatn Mariam sedangkan Edwar tdk pernah menyentuhnya .darimana dya tau barsha mandul kalau untuk mendapatkan bibit saja gak pernah .
bener" dah Thor ..aneh
trus lo kira marahnya rayden sampai gak kasih makan istrinya ..itu bukan fatal dan bisa langsung dimaafkan?
heheh ceritamu menjatuhkan perasaan danharga diri wanita. sangat RENDAH! dan SAMPAH!
l
aneh banget lu nulis kalimat.😌
terus merebut posisi elisabeth emang queen bisa diberikan untuk orang lain. ini tentang kerajaan bukan meskipun mafia gak cocok bahkan gak nyambung dan gak masuk akal bisa"nya ada mafia dalam kerajaan 🤦 queen kan hanya untuk istri pertama lah yg lain hanya selir..kalau pun ada queen tapi bukan untuk posisi elisabeth. seperti kerajaan inggris ada queen tapi queen lain. ..gw lupa istri kedua pangeran cherles dya itu gelarnya queenn(gak tau gw lupa)
bukannya memberantas musuh kan itu tujuannya, mencari dalang istrinya meninggal lah kok masih mau ya meneruskan kelompoknya. sampai anak yg akan lahir selanjutnya malah disambut sebagai pewaris mafia.
mirisss
trus katanya ayahnya rayden itu sangat mencintai istrinya kok nikah lagi samapi punya istri ketiga .
kalau cinta gak nikah lagi, kalaupun hanya ada istri kedua karena anak"nya saat itu masih kecil dan perlu ibu..masuk akal aja. nah ini istri ketiga ngapain? 😌