Andre Untuk Bella

24.

Aroma maskulin yang sudah sangat Bella kenali, kini menyeruak menembus indera penciumannya, Bella masih membeku di tempatnya, belum bisa mempercayai bahwa kini sang pemilik aroma ini tengah memeluk erat dirinya, bahkan tak peduli dengan banyaknya mata yang tengah menatap cemburu ke arahnya. 

“Jangan lagi mengacuhkanku, aku ingin semua orang tahu, bahwa kini kamu adalah wanitaku,” bisik Andre tepat di telinga Bella.

deg …

‘Mungkin aku perlu mendatangi dokter untuk memastikan kondisi telingaku’ pikir Bella, karena baru saja ia mendengar bisikan asing di telinganya.

Emily masih terkesiap dengan pemandangan yang ada di hadapannya, sementara Bella dengan santainya berpikir telinganya tengah bermasalah, karena sungguh tidak mungkin seorang Andre Geraldy membisikkan kata kata manis di telinganya.

Bunyi petikan jari membuyarkan lamunannya, “tidakkah kamu ingin mengenalkan aku pada teman temanmu?” 

Bella mendelik heran, “kamu bisa berkenalan sendiri dengan mereka, bukankah itu sudah menjadi kahlianmu?” gerutu Bella.

Hingga sebuah bisikan nakal kembali menyapa telinganya, “jika kamu tak memperkenalkan aku pada teman temanmu, maka dengan terpaksa aku akan menciummu di depan mereka, agar mereka tahu siapa aku,” tentu saja hal itu membuat Bella merinding, hingga akhirnya ia menyerah dan memperkenalkan pria yang kini menjadi suaminya.

“Emily, kenalkan … ini Andre.” ujar Bella kikuk.

“Apa dia mempelai pria pengganti Jonathan?” tanya Emily terus terang.

Bella mengangguk kaku, namun anggukan itu seketika membuat banyak mata mendadak patah hati.

Tapi Andre tak peduli, ia justru senang karena kini teman teman Bella tahu bahwa dialah lelaki yang menikahi Bella, bahkan dengan cuek nya ia kembali melabuhkan ciuman di pipi Bella, tak peduli Bella tengah melotot ke arahnya, sungguh Andre tak menyangka perasaannya bisa sangat bahagia hanya karena berhasil membuat Bella mengakui hubungan mereka.

*

*

*

Sepanjang perjalanan menuju Twenty Five Hotel, Andre tak henti tersenyum, berbanding terbalik dengan Bella yang masih cemberut dengan wajah kemerahan menahan malu, karena suami dadakannya lagi lagi berhasil berbuat seenaknya, bahkan kali ini di depan banyak orang.

#(lagi lagi turunan daddy Alex, tak malu malu memperlihatkan perasaannya di depan banyak orang, so rugi banget Mely, karena sudah menukar batu berlian dengan kerikil jalanan🤪)

Bella sangat kesal melihat ekspresi bahagia di wajah Andre.

“Jangan cemberut,” 

“Siapa yang cemberut, aku hanya kesal.”

“Terus bedanya apa?”

“Ya jelas beda lah, dari huruf saja sudah terlihat berbeda.”

Andre kembali mengulum senyuman, ternyata Bella sangatlah menggemaskan.

Tak lama kemudian mobil yang mereka tumpangi berbelok memasuki private parking Twenty Five Hotel.

“Kenapa kita kemari?” tanya Bella heran, karena dia pikir mereka akan kembali pulang ke rumah orang tua Bella.

“Ada beberapa hal yang belum selesai aku bahas bersama Bima,”

“Tuh kan, sudah ku bilang sebaiknya aku bawa mobil sendiri, dengan begitu aku tak mengganggu …” 

cup

Kalimat Bella terhenti karena lagi lagi Andre mencium bibirnya, “kamu tidak pernah mengganggu, karena kini kamu adalah perioritas utamaku.” 

Andre mengusap bibir Bella, “bibir ini manis, hitung hitung aku ikut mencicipi lolipop mu.” beberapa saat lalu Bella baru saja menghabiskan lolipop nya. “mulai sekarang aku akan mencicipi lolipop mu langsung dari sini.” tatapan Andre tak beralih dari bibir yang tengah di sentuhnya. “Ayo masuk, aku punya kejutan untukmu.” 

Tanpa menunggu persetujuan Bella, Andre sudah turun terlebih dahulu, ia berjalan ke sisi kanan mobil, kemudian membukakan pintu mobil untuk sang istri, mendapat perlakuan begitu manis, lagi lagi membuat Bella berpikir aneh, jangan jangan ia sedang berhadapan dengan Kevin, karena seorang Andre tak akan menunjukkan sikap begitu manis terhadapnya, bahkan Andre mengulurkan tangannya untuk membantu Bella keluar dari mobil.

“Kenapa sejak pagi sikapmu terlihat aneh ketika berhadapan denganku?” tanya Andre.

Bella terkesiap mendapati pertanyaan Andre, “seharusnya tanpa perlu aku jawab, kamu sudah tahu,” jawab Bella acuh, ia justru berjalan mendahului suaminya.

‘sabar … sabar …’ gumam Andre, karena ternyata meluluhkan hati Bella tak semudah membalik telapak tangan.

#(ya iyalah tong, kamu nyakitin dia bertahun tahun, lalu berharap hujan sehari bisa menyembuhkan luka nya, jangan lupa dengan hukuman yang diterima daddy Alex)

Akhirnya mereka hanya berjalan bersisian menuju lantai 3, lantai yang dikhususkan, untuk staf perkantoran Twenty Five Hotel. 

Lagi lagi bela merasa asing dengan sambutan para karyawan, biasa mendapat anggukan sebagai tanda hormat, kini tersemat panggilan Nyonya untuk dirinya yang sudah berganti status.

Mereka kini sudah berada di dalam lift yang membawa mereka ke lantai 3. “sudah kubilang biasakan dirimu, karena nanti pun kamu akan mendampingiku ke banyak acara dan pertemuan,” lagi lagi Andre melingkarkan lengannya ke pundak Bella, “jangan menolak,” ujar Andre ketika merasakan Bella mulai bergerak kikuk. “dan lagi aku serius dengan kata kataku pagi tadi, malam ini kita menginap di presidential suite.” lagi lagi Bella hendak membantah, “tidak ada penolakan, karena aku sudah mengatakan pada mommy Felicia, bahwa malam ini kita akan menginap di sini.”

“Tak bisakah kamu meminta persetujuanku terlebih dahulu?” Gerutu Bella, karena kini ia merasa tak memiliki pilihan.

“Tidak perlu, karena aku yakin jawabanmu pasti tidak, dan sementara aku sedang tak ingin jauh darimu, aku ingin memastikan kamu ada didekatku, tanpa peduli aku sedang bekerja sekalipun.” 

‘Seandainya kamu mengatakan ini dahulu, aku pasti sangat bahagia, tapi kini aku sendiri tak tahu, bagaimana wujud perasaanku padamu’ ucap Bella getir, ia hanya mampu mengucapkannya dalam hati, sebagai wujud perlindungan terhadap dirinya sendiri. ‘Jangan bersikap terlalu manis, karena aku mungkin tak bisa lagi membalas perlakuan manismu’.

Kedatangan mereka disambut Bima yang juga sudah berpenampilan jauh dari kata rapi, bahkan ruangan Kerja Andre pun terlihat berantakan dengan kertas kertas berserakan diatas meja, namun wajah Bima terlihat bahagia, karena ia baru selesai mengerjakan tugas dari atasannya.

“Selesai sudah, aku bahkan sudah mendapatkan persetujuan dari nona Bety mengenai tawaran mu.” ujar Bima dengan senyuman tersungging di bibirnya.

Andre tampak tersenyum puas mendengar laporan Bima, kemudian ia memeriksa berkas berkas yang di berikan Bima kepadanya.

“Silahkan nyonya Andre Alexander Geraldy, ini hadiah dari suamimu, sebagai bukti bahwa aku tetap memberimu izin untuk tetap bekerja.” tanpa Bella sadari, kedua tangan Andre bergetar manakala menyerahkan berkas tersebut, ini pertama kalinya ia memberikan bukti keseriusan nya menjalani pernikahan dengan Bella, bahkan Andre sungguh menyesal, karena nominal yang diterima Bella, belum sebanding dengan uang yang sudah Mely habiskan untuk berfoya foya dengan kehidupan glamour nya.

Bella menatap heran pada suami dan asistennya, “apa ini?” tanya Bella tanpa ingin menerima apa yang Andre sodorkan untuknya.

“Jewelry Star kini milikmu, kamu tak perlu takut lagi akan mendapat perlakuan tidak adil dari Jeani Kim, karena wanita itu kini sedang dalam pengawasan khusus orang orangku, kamu bahkan tak perlu lagi datang ke kantor, karena kamu akan menerima laporan dari nona Bety yang kini menjadi asistenmu.” Andre menatap wajah Bella yang masih tampak kebingungan dengan situasi saat ini, “tetaplah disisiku, karena aku akan membuatmu menjadi wanita paling beruntung di dunia.”

(anak sultan mah bebas, beli perusahaan kaya beli permen gulali aja🙈)