Dimanfatkan oleh sepasang suami istri, Aira tidak bisa menolak. Ia terdesak oleh keadaan, menukar masa depannya. Apakah pilihan Aira sudah tepat? Atau justru ia akan terjebak dalam sebuah hubungan rumit dengan pria yang sudah beristri?
Selamat datang di karya author Sept ke 23
Yuk, follow IG author biar tahu novel terbaru dan info menarik lainnya.
IG : Sept_September2020
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAU
Wanita Pengganti Bagian 24
Oleh Sept
"Siapa nama kamu?" tanya salah satu petugas.
"Aira, Bu."
"Kartu identitas?"
Aira menggeleng, karena memang dia pergi dari apartemen tidak membawa apapun.
"Ada keluarga yang bisa dihubungi?"
Lagi-lagi Aira menggeleng, pasalnya dia memang tidak membawa HP. Dan tidak ingat nomor orang-orang.
Wanita yang kebetulan bertanya pada Aira tersebut, kemudian memutuskan bahwa Aira memang tuna wisma. Apalagi, Aira tidak mengatakan apapun. Dia hanya diam, dan duduk melamun. Aira ini sebenarnya pasrah, ia ikut arus. Tidak mau melawan, atau lebih tepatnya lelah pada takdir. Di kota ini, ia merasa sendiri.
***
Beberapa hari kemudian.
Nita panik, ketika mendapat laporan dari Ijah kalau Aira kabur. Padahal, Ijah yang mengusir. Namun, pembantu tersebut mengatakan Aira kabur.
Sudah 2 hari Aira tidak kembali, takut Nita bertanya, Ija menghubungi dahulu. Mengatakan Aira kabur malam itu.
Kaburnya Aira akhirnya terdengar oleh Farel. Pria itu mulanya biasa saja. Mencoba tidak peduli, ia berangkat kerja seperti biasanya. Namun, hati kecilnya lama-lama terusik juga.
Nita sudah menyuruh orangnya untuk mencari Aira. Karena Aira membawa rahasia keluarga mereka. Kalau Aira koar-koar di luar sana, bisa bahaya. Lagi-lagi Nita hanya memikirkan dirinya sendiri.
Sementara itu, Farel akhirnya memeriksa CCTV di sekitar apartment. Tanpa sepengetahuan Nita. Ia mencari informasi secara diam-diam. Ia periksa CCTV di sepanjang jalan menuju apartment, dan ia cukup terkejut saat melihat gambar terakhir kali Aira. Hanya pakai pakaian yang biasanya dipakai bibi di rumahnya.
"Kenapa dia kabur? Apa dia berubah pikiran?" gumam Farel. Yang mulai menduga Aira pergi karena tidak mau memberikan anaknya pada Nita nanti. Namun, itu hanya tebakan Farel.
Pasangan suami istri itu sama-sama mencari Aira, tapi dengan cara masing-masing.
***
Farel ternyata lebih cepat, dia segera tahu di mana Aira, setelah meminta anak buahnya mencari informasi tentang Aira lewat jejak CCTV yang ada di sekitar apartment.
Sore itu juga, setelah tahu di mana Aira berada, Farel langsung membawa Aira keluar dari sana. Namun, dia tidak mengaku bahwa Aira adalah istrinya. Penampilan Aira yang bertolak belakang dengannya yang sangat rapi, dan terlihat berkelas. Membuatnya berbohong. Meskipun tidak seratus persen bohong.
Farel mengatakan bahwa Aira adalah pembantunya yang hilang dan nyasar, karena baru saja tinggal di kota Jakarta. Farel juga berbisik, agar Aira ikut kebohongan pria tersebut.
Dengan amplop tebal, akhirnya Farel menutup kasus agar tidak dibahas lagi masalah ini. Kini, ia membawa Aira. Keduanya sama-sama diam tanpa suara ketika di dalam mobil.
"Kenapa kamu kabur?" tanya Farel dingin. Namun, matanya tetap fokus pada aspal hitam di depannya.
"Kamu dengar tidak?" tanya Farel lagi karena Aira tidak merespon.
Farel pun menoleh, eh Aira malah tidur. Wanita itu tidur saat mobil sudah berjalan puluhan kilometer.
Farel menghela napas dalam-dalam, kemudian memikirkan sesuatu. Akan dia bawa ke mana wanita tersebut.
"Ini sebenarnya bukan urusanku!" gumamnya kesal. Kemudian melirik perut Aira.
'Tapi dia masih suci waktu itu,' batin Farel yang mulai dilema.
"Tapi aku tidak tahu, setelah kejadian itu ... dia bisa saja melakukan dengan yang lain!" gumamnya lirih.
Tidak terasa, mereka tiba di sebuah hotel. Tidak dibawa pulang, tidak pula di bawa ke apartment Nita. Bingung mau dibawa ke mana, Aira malah dibawa ke hotel.
"Bangun!" seru Farel saat mobil sudah berhenti.
"Hei!" panggilnya dengan kasar agar Aira bangun.
Aira mengerjap, kemudian membuka matanya.
'Di mana ini?'
"Turun!" titah Farel.
Aira membetulkan posisi duduknya, kemudian matanya menatap sekeliling. Ia cukup kaget, karena dibawa ke hotel.
"Kamu tidak dengar?"
Buru-buru Aira bergegas, ia sudah melepas seatbelt kemudian turun dari samping kemudian menutup pintu dengan pelan.
"Ikut saya!"
Aira tidak mau ketika diajak masuk hotel, tapi sorot mata pria tersebut membuatnya bergidik. Akhirnya ia berjalan di belakang Farel.
Setelah check-in, Farel kemudian meminta Aira ikut bersamanya naik ke lantai atas. Sesaat kemudian, di depan kamar hotel, belum apa-apa, Aira sudah berpikir macam-macam.
'Kenapa dibawa ke sini?'
"Masuk! Kamu mau berdiri sana di sana?" omel Farel yang melihat Aira membeku di ambang pintu yang sudah terbuka lebar.
Aira kemudian masuk dengan perasaan takut dan gelisah.
Setelah Aira masuk, Farel langsung menutup pintu, membuat Aira tambah ketar-ketir.
"Mandilah! Kamu bau."
Aira mendongak, ia menatap Farel dengan aneh. Kenapa dia disuruh mandi? Pikiran Aira sudah campur aduk. Nano-nano tidak karuan.
"Apa saya harus selalu bicara dengan mu dua kali, baru kamu mengerti?" ujar Farel marah.
"Ta-tapi ... kenapa saya harus mandi?" tanya Aira dengan takut.
"Kamu BAU!"
Bersambung
fb Sept September
IG Sept_September2020
karepmu jane piye reeell jalok d santet opo piyee.....😡😡😡😡😡😡😡
waktu penyiksaanmu teko fareelll....gawe trsiksa dsek iku farel thoorr.....ben uring uringan mergo nahan rindu tpi airane moh ktmu gtuu 😀😀😀😀😀