Kisah seorang gadis bernama Yasmin Anindiya Febriana yang jatuh cinta pada Evan Kane Wijaya sejak ia masih kecil. Seiring berjalanya waktu cunta Yasmin kepada Evan semakin tumbuh.
Dia selalu bermimpi suatu hari bisa menjadi kekasihnya. Dan siapa sangka mimpinya itu menjadi kenyataan. Orang tua mereka ternyata sudah menjodohkan keduanya.
Yasmin sangat bahagia, tapi tidak dengan Evan. Evan menolak perjodohan itu, karena dia mencintai gadis lain. Tapi karena keluarganya memaksa, Evan akhirnya setuju.
Pernikahan itu pun terjadi, setelah sebelumnya Evan dan Yasmin menandatangani surat perjanjian.
Yasmin berjanji dalam hatinya akan berusaha menaklukan hati Evan.
Bagaimana cerita selanjutnya?. Apa Yasmin berhasil merebut hati Evan?
Yuk simak kisah selanjutnya!!
Jangan lupa untuk meninggalkan jejaknya ya dears😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom's chaby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan Menemui Kamu
Kak Evan!! Ngapain dia disini?." Tanya Yasmin dalam hati. Cukup terkejut dan heran melihat sosok Evan sedang duduk di kursi stadion, menatap ke arahnya. Apa dia datang kesini, karena......Enggak!! Stop Yasmin, kamu jangan kegeerran. Nggak mungkin dia datang kesini buat ngeliatin kamu. Gumam Yasmin dalam hatinya.
Yasmin pura-pura tidak tahu kalau Evan ada disana, tapi diam-diam dia selalu mencuri pandang ke arahnya. Awalnya Yasmin merasa kedatangan Evan karena dirinya, sampai dia menyadari sesuatu, Helen. Ya benar, Yasmin yakin Evan datang karena Helen. Dia fikir mungkin saja mereka memang sudah janjian untuk bertemu distadion itu. Apalagi saat ini baik Helen maupun Evan, sama-sama sedang memainkan ponselnya, mungkin mereka sedang berbalas pesan, fikir Yasmin. Dan baju yang mereka pakai sama-sama berwarna merah. Benar, sebelum ganti baju, tadi Helen datang memang memakai baju berwarna merah.
Bodooohhhh. Yasmin mengumpat dalam hati, lalu pergi dari sana, meninggalkan Marcel dan Helen juga para kru yang sedang merapikan alat-alat mereka. Yasmin dan Astrid meninggalkan stadion itu lebih dulu, karena dia tidak mau melihat Evan menemui Helen, yang pasti akan membuat hatinya terluka.
Di mobil Astrid.
"Kenapa lagi sih Yas?. Kok kayaknya kamu bete banget gitu. Tanya Astrid saat melihat wajah Yasmin yang terlihat murung
"Tadi aku lihat kak Evan di stadion." Jawab Yasmin.
"Apa? Yang bener kamu?. Kapan? Kok aku nggak lihat dia?."
"Aku juga baru liat dia pas kita break tadi."
"Terus masalahnya dimana kalau kamu lihat dia?. Harusnya kamu seneng dong dia dateng ke sini." Tanya Astrid.
"Iya, aku juga pasti seneng kalau dia dateng karena aku, tapi sayangnya bukan. Dan bodohnya aku, karena sempat berfikir kalau dia datang kesini karena aku." Ujar Yasmin.
"Ya udah lah Yas gak usah difikirin. Masih banyak cowok-cowok keren diluar sana. Move on dong." Ujar Astrid.
"Aku bukanya mikirin As, cuma kesel aja sama diriku sendiri yang selalu aja kegeeran dan masih selalu mengharapkan dia, padahal aku tahu kalau dia sangat mencintai Helen."Ujar Yasmin.
"Ya udah biar gak bete, gimana kalau nanti pulang syuting kita pergi. Kamu mau kan?."Tanya Astrid.
"Pergi kemana?." Tanya balik Yasmin.
"Ya kemana aja, kafe atau klub mungkin."Jawab Astrid.
"Jangan gila kamu As. Aku bisa digantung di pohon toge kalau orangtuaku tahu kita pergi ke tempat seperti itu."
"Hahaha....becanda Yas. Aku juga gak mau pergi ke tempat seperti itu. Kita nongki-nongki cantik aja di kafe sambil cuci mata, siapa tahu ketemu cowok ganteng keren dan kaya."
"Oke!! Aku setuju." Jawab Yasmin.
Kembali ke stadion.
Saat ini Helen dan Marcel masih berada di stadion bersama kru dan yang lainya. Helen sepertinya masih berusaha mendekati Marcel, walau Marcel mengacuhkanya dan sekarang bahkan dia pergi menjauhinya. Helen hanya bisa menatap punggung Marcel, sampai sosoknya tak terlihat lagi. Seseorang tiba-tiba saja menepuk pundak Helen dari belakang. Dia memutarkan badanya ke arah orang itu. "Evan!! Serunya terkejut. Tak hanya Helen yang terkejut, tapi Evan sendiri juga nampak terkejut.
"Sedang apa kamu disini?. Aku sudah pernah bilang kan, jangan pernah temui aku sebelum kamu benar-benar bercerai dengan istri kamu."Ujar Helen.
"Maaf Helen!! Tapi aku kesini bukan untuk menemui kamu, aku ingin menemui istriku, Yasmin." Sahut Evan.
"Apa? istri kamu?. Hahahaa.....Evan-Evan, kamu fikir aku percaya. Sudahlah, kamu gak usah pura-pura. Aku tahu kamu pasti sangat merindukanku kan?. Kalau begitu ceraikan istri kamu secepatnya, biar kita bisa bersama lagi."Ujar Helen.
Senyum Evan menyeringai mendengar ucapan Helen. "Kalau boleh aku ngasih saran, jadi perempuan kamu jangan terlalu kepedean sayang, nggak baik. Jangan berekspetasi terlalu tinggi, kalau jatuh pasti nanti sakit banget. "Balas Evan.
"Apa maksud kamu?." Tanya Helen tak mengerti.
"Aku tegaskan sekali lagi sama kamu, aku kesini bukan untuk menemui kamu, tapi aku ingin menemui istriku, jelas?." Tegas Evan. Helen tergelak." Kalau memang kamu mau menemui istri kamu, lalu kenapa kamu malah menemuiku?. Kamu lupa, kalau aku bukan istri kamu?. Aku ini cuma mantan kamu yang kamu tinggal nikah." Balas Helen.
"Tadi aku lihat dia disini, makanya aku kesini. Kalau aku tahu kamu ada disini aku nggak mungkin akan kesini." Jelas Evan, lalu berbalik, hendak pergi darisana.
"Benarkah?." Tanya Helen sambil tersenyum. "Aku tahu sebenarnya kamu memang ingin menemui aku kan?. Aku juga tahu kamu sengaja ingin manas-manasin aku seperti di mall waktu itu. Maaf Van, tapi aku sama sekali tidak panas atau cemburu melihat kemesraan kalian yang palsu, aku malah ingin tertawa. Jadi saranku kamu nggak perlu lagi sok-sok an manas-manassin aku." Ujar Helen yakin.
"Terserah kamu, aku nggak peduli." Sergah Evan.
"Lalu, kapan kamu akan ceraikan istri kamu dan kembali padaku ?." Tanya Helen, Evan tidak menjawab dan memilih pergi.
"Mau kemana kamu Van?. Evan!! Ku tunggu dudamu." Teriak Helen, lalu terkekeh. Helen tak percaya kalau Evan datang mencari Yasmin. Dia sangat yakin kalau Evan hanya mencari-cari alasan untuk menemuinya. Helen masih ingat bagaimana Evan meninggalkan Yasmin karena dirinya, saat direstoran itu, Jadi mana mungkin dia percaya kalau dia datang karena Yasmin. Apa dia tidak bisa membedakan Yasmin dan Helen?.
...
Tak seperti biasanya, saat ini Evan merasa sangat kesal pada Helen. Semua yang diucapkannya tadi benar-benar membuatnya emosi. Evan tidak tahu kalau Helen ada disana, karena menurut Hans, Helen ditolak dalam pembuatan iklan itu, lalu kenapa sekarang dia bisa ikut syuting?. Tanya Evan dalam hatinya.
Evan datang kesana memang bukan karena Helen, tapi karena Yasmin. Dia ingin melihat Yasmin syuting, karena lusa dia tidak akan bisa melakukanya. Dari tadi Evan hanya memperhatikan Yasmin, sampai-sampai tadi dia mengira Helen adalah Yasmin, karena model dan warna baju mereka memang sama, termasuk juga topi dan sepatu yang mereka pakai, semuanya sama.
Evan tidak tahu kalau ternyata Yasmin sudah meninggalkan stadion. Rencananya dia akan menyusul Yasmin ke lokasi dua, tapi bu Mariska menghubungi dan meminta Evan segara pulang, karena dia sudah berjanji akan menemani keluarga besarnya jalan-jalan.
Dia (Evan) merasa tak mengerti kenapa dia tidak merasakan apa-apa saat bertemu Helen tadi. Apa mungkin semua itu karena dia sakit hati, setelah tahu kalau Helen tidak benar-benar mencintainya?. Entahlah
🌼🌼🌼
Setelah syuting selesai, Yasmin dan Astrid datang ke sebuah kafe kekinian dikotanya. Duduk santai sambil menikmati teh chamomile dan camilan yang sudah mereka pesan. Pengunjung yang datang malam itu cukup ramai, tak heran karena suasana di kafe ini benar-benar membuat pengunjung merasa nyaman.
Yasmin dan Astrid pun merasa betah berada disana. Sudah satu jam lebih mereka nongkrong di kafe itu, sepertinya belum ada rencana untuk pulang. Mereka malah asyik berfoto dengan berbagai gaya, juga membuat konten yang akan mereka upload ke sosmed masing-masing.
Selain tempatnya unik dan kekinian, kafe ini juga instragamable, jadi sangat cocok dijadikan tempat nongkrong sekaligus tempat berfoto, karena banyak spot foto yang sangat unik dan menarik. Rata-rata pengunjung yang datang adalah anak muda yang membawa pasangan masing-masing.
Saat sedang asyik melihat hasil fotonya, Yasmin dan Astrid dikejutkan oleh suara seorang lelaki yang menghampiri dan menyapa mereka.
"Hai!! Boleh gabung??." Sapa laki-laki berwajah tampan itu.
Bersambung ......
......................
kan bikin senyum senyum sendiri 🤭
haduuuh manten yang satu ini beneran bikin gemeeees aja sih
sengaja banget ya Evan bawa baju kurang bahan 🤭🤭🤭🤭
biar bisa ngurung Yasmin di kamar
biar Evan juga tahu lah rasanya seperti apa yang Yasmin rasakan dulu
kalau hadir nya Anak itu baru bukan urusan kita
setelah banyak drama dan salah paham akhirnya kalian bisa menikmati dan merasakan yang namanya suami istri yang sesungguhnya semoga saja kecebong nya cepat tumbuh ya Van agar istrimu bisa hamil
baru juga sudah baikan sekarang di hantam berita yang tidak mengenakkan semoga kakek baik baik saja