Issabel adalah wanita yang tidak pernah merasakan cinta, tetapi dia tidak single. Malah dia sudah menikah dengan seorang pria konglomerat bernama Jonathan selama tiga tahun. Dan selama itu juga Jonathan tidak ingin disentuh karena memilih untuk berhubungan dengan kekasihnya. Makanya Issabel kerap memuaskan dirinya sendiri.
Hingga seorang pria menjadi tetangga sebelahnya. Pria yang baru saja pulang dari Australia itu bernama Dominic. Hal itu menarik perhatian Issabel. Dan kebetulan Dominic adalah sahabat Jonathan. Pertemuan demi pertemuan akhirnya membuat mereka berdua semakin dekat.
Apakah ini waktunya Issabel membalaskan dendam dengan Jonathan?
Walaupun konsekuensinya bahkan bisa lebih buruk.
Tapi mungkin ini juga saatnya Issabel tidak lagi memuaskan dirinya sendiri, tapi bersama tetangga sebelahnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PRINCE_R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24: ADAKAH RASA CEMBURU?
"ISTRI?" Issabel tidak ingin kalah, dia mengatakannya dengan lantang. Lalu berjalan mundur sambil menepis tangan Dominic yang ingin memeluknya. "Sejak keguguran, kamu tidak memperlakukanku seperti istri, Nic. Kamu sama dengan dia. Memperlakukanku seperti budak." lanjut Issabel dengan nada tinggi membuat Dominic memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam untuk meredam emosinya yang semakin naik.
"Sayang, ini demi kebaikan kamu. Aku mengatur semuanya untuk masa depan kita," balas Dominic dengan lembut, namun Issabel hanya mendengus.
"Masa depan? Aku tau kamu marah karena kehamilan pertamaku gagal, tapi itu juga bukan salahku. Kamu yang terlalu menekankanku. Itu—"
"Baiklah, aku minta maaf yah Sayang." potong Dominic dengan nada lembut membuat Issabel memutar matanya.
"Iya," jawab Issabel singkat, lalu menengadahkan tangan kanannya ke hadapan Dominic.
Dominic tidak paham, jadi pria brewok itu meletakkan dagunya ke tangan Issabel lalu tersenyum manis menatap istrinya tersebut. Namun Issabel justru menariknya dengan kasar dan menengadahkan kembali ke hadapan Dominic dengan wajah kesal.
"Maksudnya apa sih Sayang?" tanya Dominic sambil berusaha menahan rasa kesalnya.
"Ihhh, begitu saja tidak mengerti. Aku minta uang!" jawab Issabel tegas.
Dominic melihat sebentar wajah Issabel yang masam, lalu mengambil dompetnya yang berada di saku belakang celana.
"Satu setengah juta dulu yah. Cukup kan?" tanya Dominic sembari memberikan segepok uang seratus ribu ke tangan Issabel.
"Sebenarnya belum cukup, tapi nanti aku minta lagi yah," kata Issabel lalu melenggang pergi menuju lemari pakaian tanpa basa-basi.
"Hari tidak usah kerja." ujar Dominic tiba-tiba. Membuat Issabel langsung terdiam sesaat kemudian melanjutkan aktifitas nya kembali.
"Aku sudah memintakan izin untuk tidak masuk hari ini ke bosmu," lanjut Dominic lagi, kali ini Issabel menoleh terkejut.
"Apa katamu? Izin?"
Dominic mengangguk. "Iya, lebih tepatnya izin sakit," jawab Dominic dengan tampang tak bersalah.
"Ihhhh." Issabel mendecak lalu melangkah cepat menuju kamar mandi sambil membawa pakaian yang diambilnya dari dalam lemari.
Beberapa menit berlalu, Issabel keluar dengan pakaian yang lengkap. Namun Dominic ternyata masih berada di kamar. Menatapnya dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Nic, memangnya kamu tidak berangkat bekerja?" tanya Issabel dengan nada santai seolah-olah tidak ada yang terjadi sebelumnya.
"Kenapa kamu pake celana ketat begitu? Punya kamu sudah tidak sakit lagi?" tanya Dominic, acuh dengan pertanyaan Issabel.
"Sakit sih. Tapi kan udah di kasih uang...."
"Baiklah, sekarang ikut aku keluar, aku sudah menyiapkan makanan untuk kamu," potong Dominic. Dengan cepat Issabel berjalan keluar kamar mengekor di belakang Dominic yang sedang memikirkan sesuatu. Uang? Sekarang pria itu baru sadar kalau Issabel sekarang mulai memanfaatkan dirinya.
Setelah sampai di ruang makan, Issabel langsung berlari duduk dan mengambil satu per satu makan ke piringnya. Sementara Dominic heran melihat tingkah Issabel yang tidak biasa.
"Sedap?" tanya Dominic yang perlahan duduk di samping Issabel.
Issabel mengangguk. "Tentu saja sedap," kata Issabel sambil terus mengunyah ayam kecap kesukaannya.
"Hari ini temani aku yah di acara pertemuan kantor," kata Dominic sembari mengambil makanan ke piringnya.
"Pertemuan kantor?"
"Iya, di restoran berbintang lima," jawab Dominic segera.
"Malas ah." Issabel mendecak kesal.
"Kenapa memangnya?"
"Pasti membosankan. Nic, kamu tau sendiri, kan aku tidak suka datang di acara seperti itu, apalagi kalau ada Sa—"
"Sandra maksud kamu? Dia hanya sekretaris ku Sayang. Aku...." Dominic berhenti ketika Issabel tiba-tiba membereskan piringnya dan bangkit dari kursi. "Mau kemana Sayang?"
"Lebih baik aku tidur, Nic." kata Issabel acuh.
"Tidak boleh! Pokoknya setelah aku makan, kita langsung pergi." Keputusan Dominic benar-benar membuat Issabel tidak bisa berkata-kata. Istrinya itu hanya mendecak dan langsung berlari masuk ke kamar.
Sebenarnya Dominic telah merencanakan hal tersebut hari ini karena ingin membuat Issabel kebakaran api cemburu. Dengan begitu, Issabel akan semakin jatuh cinta dan jeratan yang dibuat Dominic akan semakin erat pula.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Restoran Boulder Colorado tidak cukup satu jam bila ditempuh tanpa adanya macet. Namun akibat macet, Dominic dan Issabel terlambat lima menit untuk ke pertemuan kantor yang diadakan di restoran mewah itu.
Setelah Dominic berhasil memarkirkan mobil, ia turun dan berjalan membuka pintu mobil di sebelahnya. Issabel turun dengan raut wajah tak senang dan memikirkan sesuatu untuk kabur dari situasi saat ini.
"Nic, sepertinya kita terlambat—"
"Tuan Dominic!" tiba-tiba suara teriakan seorang wanita membuat perkataan Issabel terhenti.
Mereka berdua menengok dan melihat seorang wanita dengan setelan kantor yang ketat dan seksi tengah berlari menghampiri mereka. Issabel melirik ke wajah sang suami, ada senyum kecil di sana.
"Tuan Dominic tenang saja, saya sudah mengulur waktu kok. Btw, Tuan Dominic siang ini ganteng banget. Nyonya Issabel pasti senang punya suami kayak Tuan Dominic," kata Sandra dengan wajah genitnya.
Issabel langsung memutar bola matanya. Dia jengkel dengan tingkah sekretaris Dominic tersebut. Sebenarnya Issabel tahu bahwa Sandra bukan hanya sekedar menggoda tapi juga berniat menjadi orang ketiga dalam rumah tangganya.
"Makasih yah Sandra, saya—"
"Nic, ayo kita masuk." Issabel tidak peduli bagaimana tanggapan mereka berdua. Tapi rasa muak menghadapi tingkah Sandra setiap bertemu dengannya membuat Issabel ingin cepat-cepat menyelesaikannya. Jadi dia menarik lengan Dominic untuk masuk ke restoran.
Sementara itu, Dominic tersenyum sangat lebar. Pria paruh baya tersebut merasa istri mudanya itu sangat cemburu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sepanjang perjalanan menuju kembali ke apartemen, Issabel menekuk wajahnya dalam-dalam. Entah kenapa wanita itu sangat jengkel dengan Sandra yang sepanjang pertemuan tadi sangat genit pada Dominic. Awalnya Issabel merasa itu hal biasa, tetapi semakin lama mereka berdua terlihat memiliki hubungan yang lebih dari atasan dengan bawahan.
Sebenarnya Issabel juga tidak keberatan melepas Dominic jika menyukai Sandra. Karena dengan begitu, dia bisa keluar dari pernikahan yang untuk kedua kali menyakiti hatinya. Ya! kalau bukan karena kemunafikan Dominic dan meninggalnya Jonathan, Issabel memilih kabur saja di hari pernikahannya dulu atau mungkin mempertahankan cinta Jonathan jika mantan suaminya itu masih hidup.
"Sayang, kamu kenapa?" tanya Dominic yang sejak tadi mencuri pandang ke arah samping. Issabel hanya diam. Malas mendebatkan sesuatu. Sementara Dominic berpikir bahwa istrinya itu masih cemburu dengan kedekatannya dengan Sandra. "Sayang? Kenapa?" Suara Dominic melembut. Pria brewok itu berusaha mengambil perhatian Issabel.
"Nic, kamu benar-benar punya hubungan lebih sama Sandra?" Pertanyaan Issabel yang tiba-tiba membuat Dominic tersenyum kecil. Ada niat terselubung di balik seringaian tersebut.
"Hubungan lebih? Maksudnya saling cinta?" tanya Dominic mencoba mempermainkan perasaan Issabel.
"Iya. Malah aku berpikir, kenapa kamu tidak bersama saja dengan Sandra," jawab Issabel dengan nada tenang membuat Dominic mengerem tiba-tiba. Issabel terkejut bukan main, dia langsung melihat sekelilingnya. Untung saja jalanan di sekitar sepi. "Apa-apaan sih Nic? Hati-hati dong. Kalau terjadi apa-apa bagaimana?"
"KAMU BILANG APA TADI?" Bentak Dominic. Wajahnya sangat serius dan memerah.
...BERSAMBUNG...
kenapa gk updet2 ni novel ????😧😑