Warning ⚠️ ini Novel 🌶️🙈
"Jangan pura-pura, Daniar! Aku tahu kamu masih cinta padaku," ujar Leonard, suaranya bergetar dengan gairah.
"Tolong Mas! Lepaskan aku, ini salah, aku tidak bisa melakukan ini. Aku sudah memiliki anak." Daniar berusaha kabur.
"Aku tidak peduli pada statusmu. Hanya kamu! Hanya kamu wanita yang aku inginkan!"
Cinta lama yang tak terlupakan, gairah yang tak terkendali. Leonard, mantan suaminya, kembali mengisi hidup Daniar. Kenyataannya mereka masih sama-sama saling cinta. Apakah Daniar akan memilih cinta lama atau mempertahankan pernikahan keduanya?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
"Daniar!! Buang pisau itu!!" teriak Leonard, berjalan perlahan mendekat, untuk menghentikan istrinya melakukan tindakan berbahaya.
“Nyonya!” seru Ruben, suaranya gemetar. “Jangan lakukan itu. Tolong!” beberapa pelayan pun teriak histeris, melihat sang Nyonya bersiap bunuh diri di hadapan semua orang yang berada di ruang makan.
"Apa gunanya aku hidup? Aku... aku sudah lelah!” pekik Daniar, suara seraknya nyaris tenggelam oleh angin. “Tidak yang bisa menyelamatkanku! Kecuali aku sendiri yang mengakhirinya!”
Keputusasaan dan tekanan batin yang bertubi-tubi membuat hidupnya berada dititik terendah. Ia merasa terperangkap dalam dunia yang kejam.
"Aku sudah muak, Mas! Aku ini manusia! Bukan boneka yang bisa kamu siksa dan jadikan pelampiasan! Lebih baik kamu ceraikan atau aku ...!" ancam Daniar, menempatkan ujung pisau kecil tepat di tengah lehernya.
"Jangan gila, kamu! Taruh pisau itu... SEKARANG!!" teriak Leonard menggema di seluruh ruangan, membuat beberapa pelayan yang melihat kejadian ini jadi makin panik.
"Aku sudah tidak tahan denganmu, ceraikan aku sekarang. Atau aku mati dihadapan mu sekarang...!!" ancaman Daniar tidaklah main-main. Kedua tangannya semakin terangkat dan menekan pisau ditangannya lebih dalam.
Setetes darah mulai merembes dari leher jenjangnya. Leonard menjadi semakin gelisah, terlihat dari ekspresinya yang kembali menggila. Ia ingin mendekat, namun takut kalau-kalau Daniar benar-benar mengalami cedera parah atau bahkan meninggal di hadapannya."
"Nyonya... Tolong tenangkan diri Anda dulu. Berikan pisaunya padaku..." Ruben mencoba membujuk dengan suara lembut.
Airmata Daniar jatuh semakin deras, mengalir di pipinya yang pucat. Ia sendiri semakin ketakutan, karena jika ia melepaskan pisau yang ada di tangannya sekarang, maka rencana bunuh dirinya akan gagal.
Setelah itu Leonard akan kembali menyiksanya, dan kesedihan serta kepedihan itu akan terulang kembali. Kematian sepertinya menjadi pilihan terbaik baginya saat ini.
Leonard melangkah maju perlahan, matanya terfokus pada Daniar yang masih tergenggam pisau di tangannya. Ia mencoba membujuk Daniar dengan suara yang lembut.
"Daniar, Honey... jangan lakukan ini. Aku tidak bisa hidup tanpamu," ucap Leonard, dengan wajah memelas.
Tapi Daniar tidak menjawab. Ia hanya terus menatap pisau di tangannya, matanya terus mengalirkan airmata, Sorot matanya menatap tajam suaminya, penuh kebencian.
"Daniar, aku janji akan berubah. Aku tidak akan menyakitimu lagi. Tolong, jangan lakukan ini," seru Leonard, mencoba meraih tangan Daniar yang masih tergenggam pisau.
Tapi Daniar menarik tangannya, tidak mau dipegang oleh Leonard. Sembari menatap nanar wajah tampan yang sedang ketakutan. "Selamat... tinggal... Suamiku." ucapnya untuk terakhir kali.
Saat Daniar hendak menusuk dirinya dengan pisau, Leonard nekat menjadikan tangannya sebagai perisai untuk melindungi istrinya. Dengan cepat, ia mendorong Daniar ke belakang, berusaha untuk menghilangkan pisau dari genggaman Daniar.
DUKK!!
Suara benturan keras terdengar saat Leonard mendorong Daniar, membuat semua orang di ruangan terkejut.
Namun, dalam prosesnya, Leonard tidak sengaja mendorong Daniar terlalu keras. Daniar terjatuh ke belakang dan kepalanya terbentur meja yang ada di belakangnya.
KREKKKK!!
Suara kayu jati meja yang terbentur oleh kepala Daniar terdengar keras dan menggetarkan, membuat semua orang di ruangan merasa ngeri.
Daniar terjatuh ke lantai, kepalanya berdarah. Leonard terkejut dan segera menjatuhkan diri di samping Daniar, memeluknya erat istrinya.
"Daniar, sayang... maafkan aku!!" teriak Leonard, suaranya penuh penyesalan dan ketakutan.
"Panggilkan Ambulance! Bawa Nyonya ke rumah sakit!" perintah Ruben pada para pekerja.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**