spin of novel Mr. Arogant
Alexander Yudista Miller. laki-laki yang menjabat sebagai CEO, calon pengurus perusahaan milik sang ayah. Alex terkenal dengan ketampanannya dan juga kekejamannya jika menghukum.
di balik wajah tampan Alex, laki-laki itu memiliki rahasia yang besar. perjalanan cintanya tidak sebaik kehidupannya. ia terpikat dengan seorang wanita yang sebenarnya ia hanya menginginkan anak dari wanita itu.
bagaimana kisah mereka? apakah mereka akan saling jatuh hati atau sebaliknya? skuyy langsung baca aja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahayu ningtiyas Bunga kinanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Carla mengambil salah satu eskrim dan cemilan yang ia beli setelah itu di bawa ke ruang tamu untuk makan cemilan sambil menonton televisi. tanpa Carla tahu saat kejadian tabrakan di depan supermarket ada seorang laki-laki yang tengah menggeram kesal sedangkan Carla tidak peduli dan menonton televisi dengan sangat asik
Carla yang makan es krim dan cemilan sambil nonton televisi namun saat tengah asik tiba-tiba handphonenya berbunyi menandakan ada panggilan masuk membuat Calista mau tidak mau mengambil handphonenya yang berada di atas meja tanpa melihat nama si penelpon Carla mengangkat telepon begitu saja.
"halo? '" sapa Carla setelah mengangkat telepon.
tidak ada jawaban dari sebrang telepon, melainkan hanya geraman seorang laki-laki yang membuat Carla bingung dan juga takut. karena takut jika itu orang jahat Carla segera mematikan sambungan telepon.
"astaga, siapa orang itu? dia tidak akan berbuat jahat bukan? " gumam Carla bertanya-tanya entah pada siapa.
Carla yang tengah termenung sehabis mengangkat telepon sambil mengemut eskrim teringat jika belum mengunci pintu, dengan cepat Carla bangun dari duduknya dan langsung berlari ke pintu depan untuk mengunci pintu.
"astaga aku sampai kelupaan untuk mengunci pintu, akhh sudahlah aku ingin tidur soal surat kontrak aku akan pikirkan besok pagi, " gumam Carla lagi lalu segera kembali ke ruang tamu dan membersihkan sisa jajanan yang ia makan.
setelah semuanya beres Carla segera kembali ke kamar untuk beristirahat, sedangkan di waktu yang sama tempat yang berbeda. Alex tengah marah-marah kepada anak buahnya.
sungguh ia marah karena kejadian di depan supermarket, padahal Carla bukan siapa-siapa nya namun Alex bersikap seakan-akan Carla adalah kekasihnya. Alex bersikap seperti orang yang tengah cemburu karena melihat miliknya dekat dengan laki-laki lain.
"tuan maafkan kami, tapi kenapa tuan malah memarahi kami? itu semua bukan salah kami, " ucap salah satu dari anak buah yang di omeli oleh Alex.
Alex yang mendengar itu terdiam, benar juga yang di katakan anak buahnya. jika Carla bukan siapa-siapa nya namun kenapa ia harus bersikap seperti ini saat wanita itu di dekati oleh orang lain. terlebih orang itu nampak mencurigakan.
"sudahlah, kalian boleh pergi.... dan juga apakah sudah ada tanda-tanda dari orang itu akan menyerang? " ujar Alex dan bertanya.
semuanya bubar dan hanya meninggalkan asisten nya. asistennya menjawab pertanyaan Alex dengan detail.
"belum tuan, tapi saya mencurigai satu orang.... mata-mata yang kemarin masih di cari sepertinya dia jauh lebih hebat dari mata-mata sebelumnya, "
"saya sudah pastikan jika orang itu tengah mencari detail informasi dengan menjadi orang terdekat atau sebagai pelayan tuan, mengingat mata-mata yang tertangkap terakhir mengatakan itu, "
"sepertinya tuan harus menggeledah seluruh pelayan yang baru saja di terima di mansion utama, namun sebaiknya dengan cara halus jika tidak kita akan ketahuan jika tengah mencari aman dan perlindungan yang ketat, " jelas asistennya.
Alex mendengarkan dengan seksama, lalu mencerna semua penjelasan dari asistennya. Alex bangkit dari duduknya dan melihat keluar jendela, di mana pemandangan hutan lebat terlihat dan banyak suara bintang yang terdengar.
"baiklah, kita lakukan penggeledahan secara diam-diam dan juga kau mencurigai siapa? " ucap Alex dan bertanya.
"aku tidak yakin namun ini bisa saja terjadi, nona Carla tuan, " jawab asistennya.
Alex yang mendengar nama itu di sebut langsung terdiam dan mengepalkan tangannya erat-erat. tidak-tidak mungkin jika Carla akan melakukan itu! pikir Alex.
lanjut