Dalam novel ini menceritakan tentang cinta dan kehidupan yang dilalui oleh karakter utama wanita bernama Erina Johnson yang menjadi Queen Bee di kampusnya namun ia juga memiliki banyak kebiasaan buruk dan juga menjadi pimpinan sebuah geng yang suka membully mahasiswa lainnya. Sedangkan karakter utama pria adalah Julius Nathan Alexander yang memperkenalkan dirinya sebagai Jonathan, ia menjadi mahasiswa pindahan dari luar negeri yang ternyata menyimpan banyak sekali rahasia dalam hidupnya termasuk berbagai kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh manusia pada umumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuina 24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alam Liar Yang Indah
Setelah berjalan cukup jauh tiba-tiba saja Jonathan terlihat membantu seorang wanita di depan sana, hal ini langsung membuat Erina merasa cemburu. Jonathan bahkan membawakan tas ransel wanita itu, hingga membuat Erina merasa bahwa Jonathan perhatian pada semua orang kecuali satu orang yaitu Erina Johnson, dirinya sendiri. Hal ini membuat Erina terpikirkan sebuah ide konyol karenanya, ia ingin berpura-pura kalau kakinya sakit lagi.
"Ayo lihat apa dia peduli padaku atau tidak..." gumam Erina dalam hatinya,
"Ouh... kakiku... Awww..." ujar Erina sambil memegang kakinya yang terluka kemarin itu dan duduk di atas tanah,
Semua mahasiswa yang ada disekitarnya langsung memperhatikan Erina dan mereka yang secara terang-terangan menunjukkan rasa ketertarikan mereka pada Erina menawarkan diri untuk membantunya. Kecuali 1 orang, siapa lagi kalau bukan si Vampir tampan itu. Yang membuat Erina benar-benar yakin kalau orang itu tidak peduli padanya, jadi ia langsung menolak tawaran bantuan dari orang-orang di sekitarnya dengan dingin.
"Tidak perlu, aku baik-baik saja" ujar Erina pada mereka semua dengan dingin dan ia bangun dan langsung melanjutkan perjalanannya lagi.
"Apa kepalanya terluka saat tersesat di hutan? atau apa kepalanya terbentur sesuatu tadi malam? Dia bertingkah sangat aneh sekarang..." gumam Jonathan dalam hatinya sambil terus berjalan tanpa memperdulikan tingkah Erina lagi,
Setelah beberapa lama berjalan di antara pohon-pohon lebat hutan ini, akhirnya mereka sampai di lokasi tujuan mereka. Semua orang terlihat sangat senang melihat pemandangan indah air terjun yang menyambut mereka saat ini. Semua rasa lelah yang mereka lalui sampai sini akhirnya dapat terbayarkan dengan impas.
"Wow indah sekali!" ujar seorang mahasiswa,
"Airnya sangat jernih! aku akan berenang disana Woaahhh!" ujar mahasiswa lain yang langsung membuka bajunya dan menceburkan dirinya ke dalam air yang begitu jernih itu.
"Aku juga ikut!" teriak mahasiswa lainnya yang juga langsung ikut berenang.
"Aih, apa yang kalian lakukan? kalian datang kemari untuk belajar melakukan penelitian lapangan tapi kalian malah asik berenang disini, seharusnya kalian fokus untuk melakukan penelitian dulu ckckck" ujar Profesor mereka ketika melihat tingkah laku mahasiswanya ini, mereka terlihat lebih seperti sedang menikmati karyawisata daripada melakukan penelitian lapangan.
"Maaf prof, tapi disini sangat indah dan menyegarkan jadi kami tidak bisa menahan diri untuk tidak menikmatinya hehe" sahut para mahasiswa itu sambil tertawa dan menikmati semua keindahan alam ini, ada yang melompat dari air terjun, berenang di sungai, sibuk berfoto dan lain-lain.
"Kalian mau ikut bersenang-senang seperti mereka juga?" tanya Erina pada kedua sahabatnya itu,
"Tidak, tentu saja tidak akan karena aku akan kesulitan nanti untuk berganti pakaian disini... Aku harus berhati-hati, bagaimana kalau ada yang mengintip? Aih, tidak akan pernah..." sahut Wendy sambil memeluk dirinya sendiri.
"Kami akan selalu bersamamu sampai kakimu sembuh Rin, tenang saja kami tidak akan meninggalkanmu untuk bersenang-senang dengan yang lainnya..." ujar Joselyn sambil menepuk pundak Erina sahabat cantiknya ini.
"Kalau begitu ayo kita berfoto bersama... Smile Bitch!" ujar Erina sambil mengangkat ponselnya untuk berswafoto bersama kedua sahabatnya itu.
Setelah mereka selesai berfoto Erina melihat Jonathan yang sedang sibuk memfoto beberapa bunga dan tanaman lainnya dengan ekspresi wajah datar favoritnya. Erina berjalan mendekatinya tapi tidak terlalu dekat lalu ia berbalik dan berfoto sambil berpose seakan-akan ingin mencium Jonathan dari jauh. Erina melihat hasilnya dan tersenyum sendiri, Jonathan tidak tahu kalau ia ada di dalam foto ini.
"Dia tidak tahu kalau aku mengambil fotonya kan? hehe" gumam Erina dalam hatinya,
Sementara itu Jonathan fokus mengambil foto sambil terus berjalan menjauhi rombongannya, ia menemukan sebuah mata air dan kolam yang sangat jernih di dekatnya. Selain untuk mencari materi untuk bahan penelitian, Jonathan sebenarnya memiliki tujuan lain untuk menelusuri hutan sendirian, tidak lain tujuannya adalah untuk mengumpulkan tanaman obat herbal untuk dirinya sendiri dan juga sebagai bahan penelitian obat baru di laboratorium milik keluarganya. Saat sedang asik untuk memfoto pemandangan yang terlihat indah dan menyejukkan yang ada tepat di depan matanya ini, tiba-tiba Jonathan mendengar suara seperti rintihan / tangisan dari hewan yang sedang kesakitan. Jonathan akhirnya memutuskan untuk mencarinya dengan mengikuti sumber suara itu berasal lalu ia menemukan seekor rubah yang terluka kakinya tidak jauh dari seberang kolam itu. Rubah itu tampak ketakutan dan sangat waspada ketika melihat Jonathan berjalan mendekatinya, namun karena kemampuan khusus yang dimilikinya maka Jonathan bisa berbicara dengan semua jenis binatang sehingga tidak terlalu sulit untuk menenangkan rubah kecil itu.
"Hey, jangan takut aku bukan musuhmu... Aku bisa membantu untuk mengobati luka di kakimu itu, jadi jangan takut oke?" ujar Jonathan pada rubah kecil itu dan nampaknya rubah itu dapat mengerti apa yang dikatakan oleh Jonathan dengan sangat baik. Rubah kecil itu tidak lagi mencoba melarikan diri dan malah mendekati Jonathan seakan ia mencoba untuk meminta pertolongan padanya. Saat Jonathan sedang fokus untuk membersihkan luka dari rubah kecil itu, tiba-tiba Erina datang dan melihat apa yang ia lakukan disana.
Erina PoV.
Saat aku berjalan mencari keberadaan Jonathan karena penasaran dengan apa yang ingin ia lakukan sendirian menelusuri hutan ini, hingga sampailah aku di pinggir kolam yang sangat jernih ini. Saat aku sampai disini, aku melihat Jonathan sedang sibuk membersihkan luka dari seekor rubah kecil yang terluka di kakinya.
"Astaga, apa yang terjadi?" tanyaku padanya saat melihat semua itu, aku merasa kasihan melihat rubah kecil yang terluka itu.
"Berhenti disana, jangan mendekat lagi karena kamu akan menakutinya" ujar Jonathan melarangku untuk mendekatinya karena katanya itu akan membuat rubah kecil itu ketakutan, yang membuatku penasaran adalah apa yang sedang ia coba lakukan sekarang dan kenapa sepertinya dia bisa sangat memahami hewan itu?
"Okay, Aku tidak akan mendekat lagi... Tapi apa yang sedang kamu lakukan? tidakkah kita sebaiknya membawa rubah kecil itu ke dokter hewan untuk mendapatkan pengobatan? lukanya terlihat cukup dalam" sahutku mencoba memberinya saran namun pria dingin itu tidak menanggapinya sedikitpun.
Ia hanya diam tak menghiraukan apa yang aku katakan dan malah berdiri lalu ia terlihat sedang sibuk mencari sesuatu disekitar sana. Aku hanya bisa menatapnya dengan bingung karena tidak paham dengan apa yang sedang ia coba lakukan disana. Setelah beberapa saat ia terlihat sedang membuat sesuatu dari beberapa macam tanaman yang ia tumbuk menjadi satu. Ia sepertinya sedang membuat obat ya kan?
"Apa kamu membuat obat untuk rubah kecil itu? bagaimana kamu bisa tahu caranya membuat obat dari tumbuhan liar seperti itu? apa kamu dokter hewan?" tanyaku memborbardirnya dengan beberapa pertanyaan yang memenuhi pikiranku. Dia tampak menghela napasnya lalu berkata,
