Aku adalah penyihir terkuat di Planet Arizone.
Sampai seekor Naga dari Dunia Bawah datang menyerang Planet tempat tinggalku dan merubah segalanya.
Aku mengalami kekalahan telak dan mendapatkan luka yang sangat parah. Nyawaku berada di ambang kematian dan semua kekuatan sihirku juga ikut menghilang.
Seseorang dari masa laluku membawaku pergi ke sebuah makam kuno dan berhasil menyelamatkanku.
Akan tetapi, konstruksi tubuhku juga ikut berubah selama proses penyembuhan dan menjadi seorang kultivator. Bukan lagi memanfaatkan Mana untuk menggunakan kekuatan. Tapi menggunakan Qi.
Namun, aku tidak bisa menolak takdir ini karena aku harus membalas dendam pada makhluk dari Dunia Bawah yang telah membumi hanguskan seluruh kota tempat kelahiranku.
Dapatkah aku membiasakan diri dengan tubuh, kemampuan dan identitas baruku ini untuk menyelamatkan Planet Arizone?
Yuk Ikuti terus keseruan ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Star Flower, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 24 — Serangan Pertama
Boom . . . .
Suara dentuman yang sangat keras hingga menyerupai suara ledakan sebuah bom, terdengar dari arah perbatasan lapisan ke-dua dan lapisan ke-tiga, lalu disusul dengan suara retakan yang terjadi secara berulang kali.
“Dia datang …”
Pangeran Ular itu terlihat sangat cemas meskipun saat ini dia sedang berada di dekat Xing Wang. Sebab, tingkat kultivasi yang dimiliki Xing Wang sekarang masih sangat rendah, apalagi ini adalah pertama kalinya mereka bertemu.
Pangeran Ular sama sekali tidak mengetahui warisan Phoenix Api yang ada di dalam tubuh Xing Wang dan juga identitas aslinya. Andai saja dia tahu, mungkin saja dia tidak akan meragukan kemampuan bertarung yang Xing Wang miliki.
“Kau tunggu di sini. Aku akan menghadapi Harimau Bayangan itu. Jangan ikuti aku!”
Xing Wang segera berlari meninggalkan Pangeran Ular sendirian di tempat ini setelah memberi peringatan agar tidak mengikuti dirinya karena dia tidak terlalu percaya diri untuk melindungi seseorang dalam pertarungan.
Namun, Pangeran Ular tidak mau mendengarkan perintah Xing Wang. Ia mengikuti secara sembunyi-sembunyi sambil menyembunyikan aura keberadaannya, mirip seperti apa yang ia lakukan saat melarikan diri dari kejaran Harimau Bayangan.
Pangeran Ular merasa bahwa semua ini terjadi karena dirinya, jadi mana mungkin dia tega membiarkan Xing Wang bertarung sendirian. Lagipula dia masih memiliki sebuah artefak pusaka pemberian ayahnya di dalam tubuhnya.
Artefak itu adalah sebuah senjata pusaka tipe penyerangan yang miliki kekuatan setara dengan serangan seekor Beast tingkat Kaisar. Artefak ini akan aktif dengan sendirinya saat hidupnya berada dalam bahaya yang hampir merenggut nyawanya.
Ular Petir Langit berasal adalah Ras yang sangat istimewa di kalangan para Beast. Konon, Ras Ular Petir Langit adalah salah satu keturunan dari Beast Suci, jadi Ras ini memiliki kesempatan untuk menyusul kekuatan yang dimiliki oleh leluhur mereka. Bahkan tidak menutup kemungkinan mereka bisa naik ke Alam Dewa.
Karena itu, Ras Ular Petir Langit sangat dihormati dan nyawa dari setiap keturunan dari Ras ini sangat penting hingga harus dilindungi oleh sebuah artefak yang sangat kuat.
Akan tetapi, seperti kata pepatah 'Sebuah kekuatan yang luar dan istimewa bagaikan sebuah pedang bermata dua.'
Selain membuat para Beast lain memberikan penghormatan layaknya seorang Dewa, keistimewaan yang dimiliki oleh Ras Ular Petir Langit juga mengundang perasaan iri dan melahirkan permusuhan di hati Beast yang berasal dari Ras yang lebih rendah.
**
Sementara itu, Xing Wang yang berlari sekuat tenaga akhirnya sampai di wilayah perbatasan antara lapisan ke dua dan lapisan ke tiga.
Di balik dinding formasi yang sudah hampir runtuh itu, Xing Wang melihat sosok Harimau Bayangan yang cukup besar. Tinggi Harimau Bayangan itu sekitar tiga meter dengan seluruh bulu yang berwarna sehitam malam dan sepasang mata yang bersinar bagaikan bulan di malam hari.
Harimau Bayangan itu terus menyerang formasi pembatas yang dibuat oleh Shen Yin Ye dengan bantuan kekuatan dari Phoenix Salju.
Kuku yang ada di ke-dua cakar Harimau Bayangan itu terlihat lebih kuat dari baja. Mungkin itu adalah senjata pusaka yang disebutkan oleh Pangeran Ular sebelumnya.
Setiap kali cakar itu menyentuh formasi pembatas, maka akan meninggalkan bekas goresan yang cukup dalam dan panjang. Senjata pusaka itu juga mampu mengganggu sistem pemulihan yang ada di dalam formasi pembatas. Dan, Harimau Bayangan itu ternyata memanfaatkan kekuatan dari senjata pusaka itu dengan sangat baik.
Sebelum goresan pertama mampu diperbaiki oleh formasi pembatas, dia segera menyerang kembali formasi pembatas itu dengan cakarnya yang lain dan membuat kerusakan yang dialami formasi pembatas itu semakin bertambah parah sebelum sempat diperbaiki.
Tidak mudah memang untuk menghancurkan formasi pembatas ini, tapi setiap benda yang bisa dibuat, pasti akan bisa dihancurkan. Itu adalah prinsip hukum alam yang paling mendasar.
Xing Wang hanya menatap apa yang dilakukan oleh Harimau Bayangan itu dari tempat ini ia berdiri saat ini. Ia sama sekali tidak berusaha mencegah tindakan Harimau Bayangan. Sebab, mencegah proses penghancuran sebuah formasi yang sudah rusak sangat parah dan hampir runtuh, sama saja dengan mempercepat proses kehancuran formasi itu.
Akan tetapi Xing Wang tidak berdiri dengan diam di tempatnya saat ini. Ke-dua tangannya sedang sibuk untuk membuat dua buah bola api Phoenix.
Beberapa hari ini, Xing Wang selalu mempelajari jurus Bola Api dan Semburan Api, jadi ketrampilannya dalam menggunakan ke-dua jurus ini menjadi semakin mahir dan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan ke dua jurus ini juga semakin dipercepat.
Hanya dalam hitungan sepuluh nafas saja, dia sudah berhasil memadatkan Qi yang ada di tubuhnya dan membuat dua bola api di ke-dua tangannya. Suhu udara di sekitar tempat Xing Wang berdiri saat ini, seketika itu juga langsung meningkat.
Pyarrr . . . .
Dinding formasi pembatas itu akhirnya runtuh bagaikan sebuah kaca yang hancur berkeping-keping dan hanya meninggalkan serpihan di atas tanah.
Roarrr . . . .
Harimau Bayangan segera melompat ke dalam lapisan ke-dua dan mengeluarkan auman yang memekakkan telinga layaknya seekor Raja Hutan yang memamerkan kekuatannya.
Kesombongan yang dimiliki oleh Harimau Bayangan ini telah menutupi kemampuan penglihatannya sehingga ia tidak menyadari bahwa saat ini Xing Wang sedang mengintai dirinya dan siap untuk melakukan penyerangan.
Dari jarak sekitar sepuluh meter, Wave langsung melemparkan ke-dua bola api yang sudah ia persiapkan di ke-dua tangannya.
Ke-dua bola api melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi bagaikan sebuah meteor dan memancarkan hawa panas yang sangat menakutkan. Hawa panas itu seakan-akan mampu untuk melelehkan sebuah pegunungan es hanya dalam sekali serang.
Boom . . . Boom . . .
Dua buah ledakan keras terdengar saat ke-dua bola api itu menghantam tubuh Harimau Bayangan dan membuatnya terpental kembali ke lapisan ke-tiga.
Serangan bola api Xing Wang ini telah menghanguskan sebagian bulu yang ada di ke-dua kaki depan Harimau Bayangan sebelum akhirnya padam.
Harimau Bayangan terlihat agak linglung sambil menatap ke-dua kaki depannya yang berubah menjadi halus setelah mendapat serangan tiba-tiba dari Xing Wang. Ia sangat terkejut bagaimana mungkin ada makhluk hidup di lapisan ke-dua yang mampu melukainya.
Setelah kesadarannya kembali pulih, Harimau Bayangan itu mencari tahu siapa yang berani menyerangnya. Tatapan matanya yang sangat tajam itu akhirnya berhenti pada Xing Wang yang saat ini juga menatapnya dengan pandangan meremehkan.
“Apakah kau yang telah menyerangku?” Harimau Bayangan bertanya dengan nada penuh kebencian.
“Apakah kau melihat orang lain di sekitar sini?” Xing Wang membalas dengan balik bertanya lalu lanjut mengejek sebelum Harimau Bayangan sempat menjawab. “Jika kau tidak menemukan orang lain di sekitar sini , maka sudah jelas akulah yang menyerang mu barusan. Lalu untuk apa kau bertanya? Kecuali, kau adalah seekor Harimau yang i ... ”
apalgi alurnya nggak terlalu lambat dan nggak terlalu cepat.
pokonya rekomend sih..
👍👍❤️
semangat berkarya thor