NovelToon NovelToon
Parting Smile

Parting Smile

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Alyanceyoumee

Mahren Syafana Khumairoh tidak pernah menyangka dalam hidupnya, jika pertemuannya dengan penyanyi religi —Laki Abrisan Gardia akan membawanya pada kekacauan tak berujung.

Berawal dari bantuan lelaki itu yang membawanya masuk ke dalam hotel, menjadi berita media yang tak ada habisnya. Ditambah sulutan amarah dari keluarga besar sang idola yang terus menuntut sebuah penyelesaian. Pada akhirnya membuat Laki dan Syafa menyepakati perjanjian dalam jalinan suci di luar nalar manusia normal.

Apakah keputusan yang mereka ambil mampu membebaskan mereka dari masalah? Atau malah semakin dalam menyiksa keduanya?

AWAS! ZONA BAPER!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alyanceyoumee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29 Bulan-Bulanan

Kebanyakan orang mengilustrasikan senja dengan langit berwarna kuning, orange, atau bahkan merah keemasan. Kala itu, matahari yang perlahan terbenam mengalami suatu kejadian yang menurut Steven Ackerman, profesor meteorologi dari University of Wisconsin, disebut dengan fenomena scattering atau pemendaran cahaya.

Saat posisi matahari rendah di cakrawala, maka gelombangnya lebih panjang. Hal itu membuat warna biru keluar dari garis pandang mata. Sementara warna-warna lain seperti kuning, orange, dan merah terus menuju mata.

Sama halnya dengan waktu fajar. Kurang lebih sekitar jam enam pagi, Syafa yang tengah berdiri di tengah lapangan basket dari sekolah tempat ia bersekolah selama satu semester dulu, ia menemukan warna merah di ufuk timur langit.

Wanita itu tersenyum. Menikmati keegoisan warna merah yang memiliki panjang gelombang terpanjang dari setiap cahaya yang tampak. Ya, Syafa berpikir warna merah adalah warna yang egois. Lintasannya yang sangat panjang melewati atmosfer sendirian. Menghalangi semua warna lainnya, dan menunjukan warnanya sendiri dengan bangga. Sangat egois.

"Tapi sangat indah," gumamnya pelan. Bibirnya menyabit, menunjukan kekaguman akan langit yang merah keemasan di angkasa.

Tiba-tiba bayangan dirinya sebelas tahun lalu lewat tepat dihadapan. Dia teringat kejadian menyebalkan sekaligus mengesankan yang tak pernah ia lupakan. Kejadian yang pertama kali mempertemukannya dengan seseorang.

"Woy! Awas bola!" teriak seorang lelaki, membuat Syafa remaja yang tengah berdiri di tengah lapangan refleks memutar tubuh menuju arah sumber suara.

Jantungnya serentak seolah berhenti berdetak ketika melihat bola basket berwarna orange siap menghantam wajahnya. Dan bodohnya lagi, kedua kakinya pun seolah lupa dengan cara melangkah. Saat itu ia berdiri terpaku, siap menerima kecupan berdarah dari bola basket yang berat dan bergerak dengan kecepatan lebih dari 50 km/jam.

Puk.

Tiba-tiba seorang lelaki berpostur tinggi berhasil menangkap bola tersebut. Menyelamatkannya dari kesialan. Namun, Syafa yang terlanjur syok, lemas terkulai duduk di atas lantai lapangan.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya lelaki berambut bowl cut, sambil jongkok di samping Syafa dan tersenyum padanya.

"Oh, yaaa... tidak apa-apa," jawab Syafa sambil membalas senyuman. Terpesona. Satu kata itu cukup mewakili semua ekspresi yang di tunjukan Syafa pada lelaki tampan dihadapannya.

"Siswa baru, ya? Kenalkan, saya..."

"Woy! Dasar manja! Kena juga engga sama bola! Ngapain duduk di lapangan?!" Tiba-tiba lelaki yang diduga pemilik bola basket tersebut memotong pembicaraan. Ya, sudah Syafa duga. Orang itu adalah Laki. Lelaki paling menyebalkan di kelas.

"Bolanya, Kak Bara. Oh, sekalian berani gak nih lanjutin duel kemarin? Ayo, kita lanjut sekarang," tantang Laki sambil melingkarkan lengan di bahu Bara dan mengajaknya meninggalkan Syafa sendirian.

Bara.

Saat itu Syafa remaja menyimpan nama tersebut di tempat yang spesial. Di pikiran dan hatinya.

"Mikirin apa hayo? Senyum-senyum sendiri." Tiba-tiba lamunan Syafa buyar. Ucapan Halila membuat pikirannya kembali ke alam sadar.

"Engga Ami," jawab Syafa. Lalu menggaet lengan kanan Halila. Bermanja padanya.

Setengah jam lalu Halila mengajak Syafa keliling Yayasan. Menciptakan moment keakraban antara mertua dan menantu perempuan satu-satunya.

"Sekarang gedung sekolah dan yang lainnya sudah sangat berbeda ya, Ami. Pas dulu Syafa sekolah di sini, masih belum semewah dan selengkap sekarang," ungkap Syafa sambil tetap melingkarkan tangan di lengan Halila dan berjalan mengiringinya.

"Iya, Kak. Alhamdulillah sedikit-sedikit Abi berusaha mengembangkan Yayasan. Dan akhir-akhir ini malah makin banyak donaturnya. Mungkin makin banyak orang yang paham bahwa bersedekah di tempat mencari ilmu insyaallah ngalir sampai akhirat." Syafa mengangguk. Sesaat mereka berdua saling menukar senyuman.

"Oh ya. Kak syafa beneran udah merasa baikan?" tanya Halila. Tampak raut wajahnya sesaat sendu. Membayangkan betapa mengejutkannya kejadian tadi malam.

"Alhamdulillah Ami. Insyaallah sudah sehat," jawab Syafa sambil menggariskan senyuman. Serentak ada rasa hangat yang wanita itu rasakan ketika menerima perhatian dari seorang ibu yang sangat ia rindukan.

"Syukurlah kalau begitu. Jantung Ami rasanya mau copot tadi malam. Ya kak Syafa juga, sih! Udah tau alergi coklat, susu coklat ko malah di minum!" rutuk Halila. Ya, hari kedua menjadi seorang menantu, Syafa sudah kena semprot.

"Hehe, maaf Ami. Gak kelihatan. Kamarnya gelap," elak Syafa. Tidak mungkin baginya untuk menjelaskan pada Halila bahwa semalam dia gegabah main minum begitu saja karena gugup di goda Laki.

"Hm... Ami benar-benar syok tahu Kak. Makanya lain kali matiin lampunya kalau pas sudah mau star saja. Jangan kecepetan."

"Star?" tanya Syafa tidak mengerti.

"Iya, star ngelakuin itu.."

Jleb.

Wajah Syafa serentak memerah. Oke, akhirnya dia paham apa yang Halila maksudkan.

"Ayo, Ami. Lebih cepat lagi jalannya. Syafa haus. Mau minum." Wanita itu berjalan lebih cepat. Membuat Halila berusaha keras menahan tawa melihat kelakuannya yang salah tingkah. Syafa merasa malu sendiri. Kenapa aku malah nanya balik sih? Memalukan, rutuknya.

...🍃🍃🍃...

Kurang lebih jam 7.30 WIB, keluarga Gardia sudah duduk melingkari meja makan. Dengan tetap berusaha menahan senyuman, semua tampak menyibukkan diri memilah-milih menu makan yang hendak dihijrahkan pada piring masing-masing.

Tidak salah lagi. Semuanya berpikir ngeres saat itu. Ketika teringat ada sepasang suami istri yang baru melewati malam pertama tadi malam, otak semuanya seolah seragam menerima komando untuk membayangkan hal yang indah-indah di dalam kamar. Hmm...

Syafa duduk bersampingan dengan Laki yang saat itu tengah memijat-mijat batang hidung mancungnya, lalu dilanjut memijat pelipisnya, sebentar. Rambutnya yang basah sedikit bergerakan, mengikuti tekanan pijitan jemarinya di pelipis. Apa karena kurang tidur, jadi kepalanya pusing? Terus kenapa malah keramas? gerutu Syafa. Wanita itu sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Apa?! hari ini kak Laki mau langsung ke Jakarta?!" Syafa kembali ke alam sadar ketika mendengar bicara Halila yang ditekan dan nyaris berteriak.

"Yap. Iya, Mi. Soalnya Laki..."

"Tidak tidak tidak! Ami gak izinin! Ami masih mau bareng sama kak Syafa, Kak. Ami belum ajak dia ke butik. Gak bisa! Jangan sekarang! Seminggu dulu di sini!" perintah Halila sambil memasang wajah kecewa. Sekilas matanya menatap Syaki. Meminta dukungan.

"Lusa Laki ada konser Ami. Gak mungkin..."

"Gimana sih! baru nikah malah mikirin konser. Yang harus di urusin pengantin baru itu bulan madu!" Lagi-lagi Halila memotong bicara Laki.

Uhuk uhuk.

Tiba-tiba Syafa terbatuk. Lalu serentak seluruh keluarga mengasongkan gelas minum padanya sambil bertanya,

"Kamu tidak apa-apa, Kak?"

Syafa menelan saliva. Menerima perhatian dari semua orang membuatnya mati gaya.

"Oh, maaf. Aku baik-baik saja. Bisa minum sendiri. Terimakasih, ehm," jawab Syafa dengan diakhiri dehaman. Kemudian meneguk air mineral miliknya dengan canggung. Dia merasa aneh dengan kebaikan dan perhatian keluarga Laki padanya. Jujur, dirinya yang biasa hidup sendiri tanpa ada yang memperhatikan cukup tidak terbiasa.

Sesaat Laki menatap Syafa yang terlihat gugup. Ya, saya tahu. Otakmu pasti berpikir jauh hanya dengan mendengar kata bulan madu. Heh, lucu, batin Laki sambil tersenyum tipis. Apa?! Lucu?! Tidak, lucu apaan?! Tidak! Maksud saya..., aiiish.. Cukup! Diamlah Laki! Ada apa denganmu?! Laki sibuk merutuk sendiri dalam hati. Sementara sabitan bibirnya semakin merekah.

"Kalau mau pulang sekarang, Kak Laki pulang dulu saja sendiri. Kak Syafa di sini dulu seminggu. Nanti Ami antar," putus Halila. Sesaat Laki dan Syafa terbelalak. Mereka berdua saling menukar tatapan. Lalu mulai saling bicara berdua secara rahasia. Melalui isyarat.

"Kamu tidak apa-apa disini tanpa saya?"

"Ya, tentu saja. Aku lebih aman sama Ami dari pada sama kamu."

"Oh, begitu?! Baiklah!"

Laki mulai menulis angka lima diatas meja menggunakan jarinya, lalu ditumpuk dengan huruf 'X! Setelahnya lelaki itu menuliskan angka enam. "Jadi kamu nambah satu tahun nikah sama saya. Soalnya kamu seminggu mau bolos kerja!"

"Aiisshhh... Gak mau!" syafa mengerti isyarat yang Laki maksud.

"Kalau begitu bicara sama Ami. Kalau kamu mau ikut saya pulang sekarang!"

"Bagaimana ngomong nya?"

"Terserah!"

Syafa merengut kesal. Dia bingung sendiri harus berkata apa. Laki benar-benar menyebalkan.

"Ami gak boleh tega dong sama pengantin baru. Baru satu malem tidur bareng, masa mau di pisahin?" kelakar Syaki sambil menatap bergantian Laki dan Syafa.

Jleb.

Syafa dan Laki serentak menelan bulat makanan di mulut mereka. Mendengar omongan Abi Syaki membuat mereka berdua lupa bagaimana caranya menguyah. Wah... Abi seenaknya saja bicara.

"Iya Ami, apalagi tadi malam Kak Syafa nya sakit. Mungkin belum berhasil," sambung Syakila.

"Siapa bilang?!" sewot Laki. Dia tidak nerima di ejek adik perempuannya yang sok tau.

"Oh... Jadi sudah berhasil, nih?" ledek banyak orang. Suara tawa mulai ramai terdengar.

Kepala Syafa semakin menunduk. Dia berusaha menyembunyikan warna merah pipinya. Saat itu, rasanya dia mau ngungsi saja ke dunia cacing. Sembunyi di bawah tanah. Kenapa pake jawab kayak gitu segala sih?! Maluuuu! gerundelnya.

"Ayo, makan saja makan. Jangan buat malu istrinya Laki," ungkap Laki santai. Tidak. Pura-pura santai tepatnya. Yang bisa dia lakukan hanya menjadikan Syafa sebagai tameng.

Ehm. Bersama dehaman Laki menjatuhkan tatapan pada Syafa yang duduk meringkuk Bersama pipi merahnya. Lelaki itu mengulum senyum. Syafa beserta segala ekspresinya selalu berhasil menghibur dirinya.

...🍃🍃🍃...

To be continued.

Hayo .... Senyum senyum sendiri kan?🤭 Aku aja nulisnya sambil hahahehe😄.

Jangan lupa like and komen nya ya kesayangan.... 🥰🥰🥰

Buat yang belum follow, subscribe, and ngasih vote sok atuh ah... Segerakan ya... 😍

1
bluemoon
bilang aja cinta
iqueena
Tiati laki, penyesalan selalu datang belakangan 🤭
HNP
Permisi saya mampir baca, jangan lupa mampir juga💜💜💜💜💐💐💐💐 cerita mu bagus ringan.👍
Azurre
hati hati syafa keselamatan itu yang utama
sjulerjn29
ak salfok sama namanya,kirain laki-laki 🤭 ternyata namany laki
drpiupou
/Whimper//Whimper//Whimper//Whimper//Grievance//Grievance//Grievance/ huhu
⛧⃝ UHUY𓂃 𝐄𝐬𝐭𝐡𝐞⧗⃟ₛᴳᴿ🐅
beberapa kalimat dialog kamu menggunakan elipsis (...) di kalimat yang menurut aku gak perlu menggunakan tanda tsb/Tidak tepat menggunakannya.
Alyanceyoumee: 🥰🥰 makasih kak, bener-bener merasa bersyukur dikasih support. Kk juga semangat nulisnya.... 🥰
⛧⃝ UHUY𓂃 𝐄𝐬𝐭𝐡𝐞⧗⃟ₛᴳᴿ🐅: bagus kok tulisannya. gaya bahasanya juga menurutku, udah tepat dg genre yang kamu usung.

semangat menulisnya ya say
total 3 replies
⛧⃝ UHUY𓂃 𝐄𝐬𝐭𝐡𝐞⧗⃟ₛᴳᴿ🐅
boneka.... boneka warna putih bla bla bla.


kamu bisa menggunakan emdash (—) sbg penjelasan.

boneka —boneka warna putih yang bla bla bla.

kadang dikira sbg ai, tapi asal penggunaan nya tidak berlebihan dan tepat, tidak dikira ai.
Alyanceyoumee: oke Kak, makasih ilmunya, insyaallah di terapkan pelan-pelan. karena benar-benar menulis sambil belajar ini kak 😁🙏
total 1 replies
⛧⃝ UHUY𓂃 𝐄𝐬𝐭𝐡𝐞⧗⃟ₛᴳᴿ🐅
Ceritanya bagus. penggunaan tanda akhiran ?! (aku lupa namanya) itu kurang lebih sudah benar penggunaannya.

-nya jangan dispasi atau diimbuh endash. langsung aja.
miliknya. bukan, milik-nya atau milik nya.

oke? semangat/Scream/
Alyanceyoumee: 🫡 Siaaap. Makasih Kaka ku 🥰🥰
total 1 replies
⛧⃝ UHUY𓂃 𝐄𝐬𝐭𝐡𝐞⧗⃟ₛᴳᴿ🐅
"Hey, Syafa. Bukan begitu bla bla bla,"
Alyanceyoumee: siaaap...
total 1 replies
⛧⃝ UHUY𓂃 𝐄𝐬𝐭𝐡𝐞⧗⃟ₛᴳᴿ🐅
pas bunga? vas bunga? atau buket bunga?
Alyanceyoumee: xixi, otw revisi 😭😅
total 1 replies
⛧⃝ UHUY𓂃 𝐄𝐬𝐭𝐡𝐞⧗⃟ₛᴳᴿ🐅
ini apa? helaan napas?
⛧⃝ UHUY𓂃 𝐄𝐬𝐭𝐡𝐞⧗⃟ₛᴳᴿ🐅: nah kadang yang begini bikin bingung say
Alyanceyoumee: Nah itu, ka. Salahnya tuh keterangan nya atau apapun istilahnya 😄, itu ga di satuin. Malah di simpan di paragraf baru 😁
total 4 replies
⛧⃝ UHUY𓂃 𝐄𝐬𝐭𝐡𝐞⧗⃟ₛᴳᴿ🐅
maaf ya, coba deskripsi kan dengan sederhana. wanita yang cantik penuh pesona, bukan semua semuanya disebutkan begitu
Alyanceyoumee: 😁 Siap Sen... makasih masukan nya. nanti kalau ada waktu luang insyaallah revisi...
total 1 replies
penyuka cerita
Lanjut Thor
penyuka cerita
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/ riweuh
penyuka cerita
peduli...
penyuka cerita
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
penyuka cerita
semprot kasih sayang ya Ami...
penyuka cerita
saingan Laki
penyuka cerita
Cari masalah...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!