Clara Alaysya mahasiswi cantik dan pintar yang harus berjuang seorang diri untuk menyambung hidupnya. Clara terkenal dengan sikap keras kepala dan juga cerobohnya.
Suatu hari Clara mengalami kesialan yang sangat lengkap. Clara di pecat dari pekerjaannya dan juga terancam di keluarkan dari kampus karna telat membayar uang semester.
Hingga akhirnya dia mendapat tawaran bekerja di istana pengusaha ternama yang terkenal arrogant. Di tambah lagi pertemuan mereka yang sangat aneh membuat keduanya saling membenci satu sama lain.
"Kenapa ada pria kulkas seperti dia di dunia ini?" Clara Alaysya.
"Semua wanita sama saja! mereka tidak pernah menghargai cinta yang tulus. Mereka hanya menghargai harta dan tahta saja" Rafi Alexander
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26
Kania terus berpikir kenapa bisa Dirga yang tidur bersamanya karna sudah jelas dia pergi ke kamar itu bersama Kinan. Kania tiba tiba mengingat ketika Kinan mematikan lampu dia mersa Kinan menjauh darinya sejenak. Mengingat itu Kania langsung menuju ruang cctv hotel untuk melihat kejadian yang sebenarnya.
"Maaf! saya ingin melihat rekaman cctv pada pukul sepuluh tadi malam di sekitar kamar saya" ucap Kania kepada penjaga cctv.
"Maaf, Nona. Kamera yang ada di dekat kamar anda sedang rusak. Kami juga sedang memperbaikinya" jelas penjaga hotel itu.
"Kenapa bisa? Hotel kalian hotel ternama tapi tidak punya keamanan yang bagus. Aku menyesal mengginap di hotel yang tidak profesional seperti hotel ini" ucap Kania penuh kekesalan.
"Maaf, Nona. Kami sudah memberikan pelayanan terbaik kami. Jika anda tidak nyaman dengan pelayanan kami maka silahkan anda mencari hotel yang lain" ucap penjaga tidak terima dengan ucapan Kania.
"Dasar! Penjaga cctv saja belagu" ucap Kania menatap tajam penjaga itu lalu pergi dengan penuh kekesalan.
Hanya satu cara agar dia mengetahui kejadian yang sebenarnya. Dia harus membuat Dirga membuka mulut dan menceritakan kejadian yang sebenarnya. Kania masuk ke dalam mobilnya lalu melajukannya dengan kecepatan tinggi menuju apartement Dirga.
Tidak menunggu lama akhirnya Kania sampai di apartement Dirga. Dengan cepat Kania melayangkan langkahnya dan menatap pintu yang masih tertutup rapat di depannya. Kania memencet bel yang ada di samping pintu beberapa kali sehingga membuat Dirga yang ada di dalam langsung membuka pintu.
"Eh ada kakak ipar! Ada apa kak?" ucap Dirga cengengesan tanpa dosa.
Tanpa banyak bicara Clara langsung mendorong tubuh Dirga dan masuk kedalam apartementnya. Dirga yang melihat raut wajah Kania yang sedang kesal hanya bisa diam dan menutup pintu. Kania duduk di sofa dengan santainya tanpa menunggu izin dari pemiliknya.
"Katakan kenapa kamu bisa tidur denganku tadi malam?" ucap Kania menatap tajam Dirga.
"Aku sudah menjalankan perintah kakak. Aku pergi ke kamar yang kakak suruh dan meniduri wanita yang ada di dalamnya. Aku tidak jika wanita itu kakak" ucap Dirga santai lalu duduk di samping Kania.
"Aku tau kau berbohong! bukannya aku sudah menyuruhmu untuk masuk ke kamar nomor tujuh puluh dua kenapa kamu bisa basuk ke kamar tujuh puluh tujuh" ucap Kania menatap tajam Dirga.
"Bukannya kamar kakak itu kamar nomor tujuh puluh dua"
Mendengar ucapan Dirga, Kania nampak berpikir sejenak. Seingatnya dia pergi ke kamar yang Kinan bawa dia juga tidak melihat nomor kamar yang dia masuki bersama Kinan.
"Jika aku tidur di kamar tujuh puluh dua, kedua pria itu memasukkan Clara ke kamar mana?" gumam Kania berpikir.
"Kakak tidak perlu cemas seperti itu. Wanita itu tidur dengan tunangan kakak"
"Apa! Mana mungkin" ucap Kania membulatkan matanya terkejut.
"Kakak tanya saja sama Rania"
"Terus apa berita itu sudah tersebar?"
"Tidak!"
"Kenapa bisa? Bukannya aku sudah menyuruh Rania untuk menyewa wartawan untuk merekam kejadian itu"
"Para Wartawan telah di ancam oleh Rayyan dan Kinan. Jika berita itu tersebar maka Rayyan dan Kinan akan bertindak tegas. Mereka juga membayar para wartawan itu. Kakak tau sendiri'kan bagaimana posisi Rayyan dan Kinan di negara ini"
"Jadi rencana kita gagal total?"
"Ya begitu"
"Terus kenapa wajahmu babak belur seperti itu?" ucap Kania mulai curiga dengan luka di wajah Dirga.
"Oh, ini! Biasa anak muda. Aku bertengkar dengan temanku" ucap Dirga mencari alasan.
"Kau tidak berbohong'kan? Ingat kau itu kekasih adikku. Jika kau berbohong aku tidak akan segan segan memisahkan kalian dan akan menghancurkan hidupmu" ucap Kania menatap tajam Dirga.
"Tidak! Aku tidak berbohong" ucap Dirga.
"Aku juga sudah putus dengan Rania karna kejadian tadi" sambung Dirga kembali.
"What! Kenapa bisa?"
"Kania marah karna aku tidur beneran dengan kakak"
"Jadi kau sungguh sungguh melakukan itu denganku semalam?" ucap Kania berusaha mengingat kejadian semalam.
"Ia! Lihat saja gunung kembar kakak. Di penuhi bintang" ucap Dirga menatap nakal gunung kembar Kania.
"Dasar kau bocah" ucap Kania geram lalu menjewer telinga Dirga.
"Aw! Sakit, Kak. Tapi kakak sangat menikmatinya semalam. Apa kakak mau mengulanginya lagi?"
"Tidak!" ucap Kania tegas.
"Tapi sayang milik kakak sudah longgar. Jadi aku tidak perlu tanggung jawab" ucap Dirga tersenyum sinis.
"Kau!" ucap Kania menatap tajam Dirga.
"Upss! Maaf aku salah bicara. Tapi, sudah berapa pria yang tidur dengan kakak?" ucap Dirga terus memancing amarah Kania.
"Aku tidak perlu menceritakan masalah pribadiku denganmu. Memangnya kau siapa?"
"Aku bukan siapa siapa. Aku hanya sebagian dari pria yang sudah menikmati tubuh kakak" ucap Dirga menatap tubuh Kania dengan tatapan penuh hasrat.
Melihat tatapan Dirga, Kania merasakan bulu kuduknya yang tiba tiba naik. Tidak mau menjadi santapan napsu bocah tenggil di depannya Kania memilih untuk mengambil langkah aman. Dia bangkit dari duduknya lalu meninggalkan apartement Dirga dengan penuh kekesalan.
Melihat rencananya yang gagal total Kania tidak tinggal diam. Dia memikirkan cara lain agar memisahkan Clara dengan Rafi. Dia tidak terima jika dia kalah dengan seorang pelayan seperti Clara. Sebelum itu Kania memilih untuk menemui Kinan terlebih dahulu untuk meminta penjelasan tentang kejadian semalam.
...----------------...
Rayyan dan Wildan yang ingin menemui Dirga tidak sengaja melihat Kania keluar dari apartement Dirga dengan penuh kekesalan. Karna tidak mau ketahuan Rayyan dan Wildan memilih untuk bersembunyi dan melihat Kania dari kejauhan.
"Lihat nenek lampir itu, sepertinya dia sedang kesal" ucap Wildan tersenyum kecil.
"Bagaimana tidak kesal! Dia membayangkan malam panas dengan Kinan tiba tiba malah menghabiskan malam bersama kekasih adiknya sendiri" ucap Rayyan terkekeh kecil.
"Kamu benar! Kedua nenek lampir itu malah saling berbagi"
"Itu balasannya karna berani mengusik kehidupan sahabat kita. Dia telah salah memilih lawannya. Mau berbuat jahat tapi tidak mencari tau bagaimana kekuatan korbannya terlebih dulu"
"Kita bukan hanya sahabat tapi juga keluarga yang harus saling membantu"
"Kamu benar! Sudahlah kita urus bocah itu terlebih dulu" ucap Rayyan menarik tangan Wildan.
"Eh jangan pegang pegang. Nanti jika orang lihat mereka kira kita punya kelainan" ucap Wildan menepis tangan Rayyan.
"Aku juga tidak mau memegang tanganmu jika tidak terpaksa. Lebih baik aku mengelus tangan istriku yang mulus"
"Lebay! kau kira hanya kau yang punya istri. Aku juga punya istri kali" ucap Wildan kesal lalu melangkahkan kakinya meninggalkan sahabatnya yang bucin itu.
"Hai! Tunggu" ucap Rayyan mengejar Wildan.
Saat telah sampai di depan apartement Dirga, Rayyan dan Wildan langsung membunyikan bel. Karna mendengar bel apartementnya kembali berbunyi Dirga dengan cepat membuka pintu.
Tapi dia langsung di kejutkan dengan dua pria yang berdiri menatap tajam dirinya.
"Tu..tuan"
Bersambung......
apa kata maaf itu, menurunkan derajat kaum adam..
otak kerdil..
subhanallah.. apa susahnya mengakui.. takut dibully
sebelum di ip dak diteliti dulu