Istri mana yang terima bila diduakan dengan orang yang ditolongnya? Apalagi alasannya karena untuk membungkam mulut orang yang mengatakannya mandul. Hingga akhirnya sang suami melakukan perbuatan yang sangat dibencinya.
"Baiklah, aku beri kau 2 pilihan, terima Ima dan anaknya, atau ..." Nafas Adnan tercekat saat hendak melanjutkan ucapannya.
"Aku pilih yang kedua, BERPISAH." potong Aileena cepat tanpa basa-basi membuat Adnan bagai tersambar petir di siang bolong.
'Hebat banget kamu, Mas. Kamu lebih memilih menjandakan istrimu sendiri demi janda lain.' lirih Aileena Nurliah.
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.24 Fatur
"Ima ..." panggil Adnan yang kini masih berada di dalam kamar.
"Iya, mas. Tunggu sebentar." sahut Delima dari dapur. Ia saat ini sedang menyiapkan sarapan. Hanya nasi goreng sosis dan telur mata sapi, dilengkapi kerupuk dan kopi hitam, sudah cukup sebagai sumber amunisi untuk Adnan melakukan pekerjaannya sampai waktu jam makan siang.
Mendengar namanya di panggil, Delima segera mematikan kompor dan bertolak menuju kamar mereka.
"Ada apa mas?" tanya Delima setibanya di kamar Adnan.
"Dasi aku mana?" tanya Adnan dengan tangan sibuk membolak-balik pakaian mencari dasi yang biasa ia pakai.
"Mas, kok pakaiannya di bolak-balik sih? Berantakan lagi kan!" kesal Delima saat melihat pakaian yang sudah susah payah ia susun kini kembali berantakan.
"Makanya, susun pakaian itu yang bener jadi kalau mau cari sesuatu nggak bingung kayak gini!" kilah Adnan, kesal, bukannya bantu mencari atau memberi tahu dimana letak dasinya disusun , malah diomeli.
"Ck ... dasi mas nggak aku simpan di sini, tapi di sana." tunjuk Delima ke sebuah lemari kecil di sudut ruangan dengan wajah ditekuk masam.
Adnan pun segera menuju lemari yang dimaksud. Baru saja lemari kecil itu terbuka, tiba-tiba isinya jatuh dan berhamburan keluar. Adnan mendengus kesal. Ditatapnya wajah Delima yang entah mengapa dari semalam tertekuk masam.
"Memang, mau bagaimana pun kalau dibandingkan, Aileena tetap berada di atas kamu. Seharusnya kamu belajar dari dirinya bagaimana melayani aku. Bukan hanya di atas ranjang, tapi juga keseharian ku. Termasuk menyiapkan pakaian kerjaku supaya aku tidak perlu repot seperti ini ." dengus Adnan sambil menatap lekat wajah Delima.
Delima kesal, selalu saja ia dibandingkan dengan Aileena, ini Aileena, itu Aileena, Aileena lebih baik, Aileena lebih hebat, semua Aileena, apa-apa Aileena. Aileena lagi, Aileena lagi.
Malas berdebat, Delima malah melangkahkan kakinya menuju luar. Saat ingin menutup kembali pintu, ia justru membantingnya dengan keras hingga bunyinya mengejutkan Adnan yang tengah berusaha menyusun kembali isi lemari yang sempat berceceran.
"Ima ..." pekik Adnan murka tapi Delima acuh saja dan tetap berlalu dari kamar itu tanpa rasa bersalah.
...***...
Di sebuah rumah, tampak seorang lelaki dengan apron melekat di tubuhnya sedang memasak sesuatu, entah apakah itu. Sang ibu yang merasa penasaran saat melihat tak biasanya putranya itu berkutat di dapur lantas mendekatinya.
"Buat apa sih? Tumben nongol di dapur biasanya tinggal minta buatin mbok Asih." ucap seorang wanita paruh baya.
Fatur yang sedang menggoreng kentang goreng lantas berjengit kaget hingga sudip yang dipegangnya terjatuh ke lantai.
"Astaga, mama!" seru Fatur saat melihat sang mama tiba-tiba berdiri di belakangnya. "Bikin Fatur kaget aja." ucap Fatur sambil mengusap dadanya. Mbok Asih yang baru muncul dari balik pintu dapur tertawa pelan. Ia pun bingung melihat anak majikannya tiba-tiba berada di dapur dan belajar menyiapkan sarapan yang entah untuk siapa.
Malika mendengus melihat ekspresi putranya yang benar-benar terkejut, lalu terkekeh geli.
"Kamu sih sok serius banget gitu. Orang masak itu nggak perlu pasang muka super serius kayak gitu. Sama seriusnya kayak kamu lagi memeriksa laporan keuangan aja." ledek Malika seraya terkekeh.
"Kan Fatur nggak biasa masak, ma. Jadi wajar Fatur pasang wajah serius takut gosong dagingnya soalnya. Mana sambil goreng kentang juga." ujar Fatur menjelaskan.
"Lagian kamu tumben mau masak? Ada angin apa nih?" diliriknya Fatur yang sedang membalik daging asap di atas grill pan. Di meja juga telah siap roti tawar, keju slice, tomat, selada, dan aneka saos serta mayonaise.
Fatur menyengir lebar seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Fatur buatin seseorang orang , Ma." ucapnya jujur membuat mata Malika membulat sempurna.
"Apa kata kamu tadi? Seseorang? Siapa itu? Kenapa kamu nggak kenalin sama mama?" cecar Malika membuat Fatur makin salah tingkah.
"Emm ... maaf ma, belum bisa sekarang. Mungkin lain kali. Doain ya ma, biar proses PDKT'nya lancar." ucap Fatur .
"Mama sih nggak masalah asal perempuan itu perempuan baik-baik dan bukan istri orang." tegas Malika seraya berdiri hendak meninggalkan putranya yang masih sibuk menyusun tiap lapisan roti dengan isinya itu.
"Tapi kalau dia mantan istri seseorang gimana, ma?" tanya Fatur dengan wajah seriusnya.
Malika menatap lekat wajah anaknya. Ia cukup terkejut dengan kata-kata anaknya barusan.. Tak lama kemudian, seorang pria paruh baya turun dengan sebuah kacamata bertengger di depan hidungnya. Ia mengerutkan keningnya saat melihat ekspresi serius sang anak dan mata bingung sang istri.
"Ada apa ini, ma? Fatur? Ada masalah?" tanyanya.
Lalu Fatur mengalihkan pandangannya pada sang ayah. "Tadi mama bilang Fatur nggak masalah Fatur dekat sama perempuan mana saja asalkan dia perempuan baik-baik dan bukan istri orang. Jadi Fatur nanya, bagaimana kalau dia mantan istri orang?" jelas Fatur membuat Fatahillah membelalakkan matanya.
"Bagaimana, ma?" tanya Fatur lagi. Tentu ia harus mempertimbangkan penilaian sang mama sebelum melangkahkan lebih jauh lagi.
"Mama nggak masalah, sayang. Toh, dia udah resmi bukan istri orang. Tapi kami juga harus mencari tau alasan perpisahannya terlebih dahulu. Takutnya, mereka berpisah karena si wanita suka berselingkuh atau memiliki sifat tidak terpuji lainnya." jelas Malika dengan tersenyum. Fatahillah pun tersenyum ke arah sang istri lalu merangkulnya.
"Insya Allah dia perempuan baik-baik, ma, pa. Bukan dia yang dicerai, tapi dia yang mengajukan cerai karena suaminya kedapatan selingkuh." jelas Fatur membuat Malika dan Fatahillah iba. "Dia seorang guru SD . Yang lebih menyedihkan lagi ma, ia diselingkuhi dengan alasan tak mampu memberikan keturunan. Padahal saat ia memergoki mantan suaminya itu selingkuh, ia ingin memberikan kejutan kalau ia sedang hamil. Alhasil, ia membatalkan memberitahu tentang kehamilannya. Ia khawatir, kehamilannya dijadikan alasan mantan suaminya untuk mempertahankan hubungan yang tidak sehat itu." lanjut Fatur lagi.
Malika dan Fatahillah menatap sang putra seraya tersenyum. Lalu Malika menghampiri Fatur dan mengusap bahunya lembut.
"Kalau kamu merasa dia yang terbaik untuk mu, kejarlah. Kami tidak masalah. Bahkan kami kagum dengan perempuan itu yang tetap kuat di saat badai menghantamnya. " tukas Malika dengan tatapan sendunya.
"Semoga kalian berjodoh, ya! Mama dan papa hanya bisa mendoakan kalian. Tapi untuk langkah selanjutnya, itu ada di tanganmu. Kami hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kalian." pungkas Fatahillah.
Setelah mendapatkan dukungan dari orang tuanya, Fatur kembali berkutat dengan pekerjaannya. Ia senang ternyata orang tuanya mendukung. Ia pikir, ia akan mendapatkan penolakan keras . Tapi ternyata tidak sama sekali.
"Kamu kenapa?" tanya Fatahillah saat melihat tatapan sendu sang istri.
"Jadi ingat masa lalu, mas. "
"Sudah, jangan ingat-ingat lagi masa lalu kalau hanya membuatmu kembali terluka. Mas nggak suka liat kamu sedih dan terpuruk lagi. " ujar Fatahillah memberi kekuatan pada sang istri.
Malika tersenyum lalu memeluk tubuh suaminya erat.
"Terima kasih mas selalu ada untukku selama ini dan selalu menguatkan ku di saat-saat terburukku." ujarnya seraya tersenyum lalu mengecup pipi Fatahillah sekilas membuat Fatahillah menjengit kaget lalu membalas kecupan itu di bibir Malika.
...***...
...Happy reading 🥰🥰🙏...
Janjangan Delima mantannya Radika.. dan Doni kk nya Radika.. 😱😱😱