Menikah dulu... Cinta belakangan...
Apakah ini cinta? Atau hanya kebutuhan?
Rasa sakit dan kecewa yang Rea Ravena rasakan terhadap kekasihnya justru membuat ia memilih untuk menerima lamaran dari seorang pria buta yang memiliki usia jauh lebih tua darinya.
Kai Rylan. Pria buta yang menjadi target dari keserakahan Alec Maverick, pria yang menjadi kekasih Rea.
Kebenaran tanpa sengaja yang Rea dengar bahwa Kai adalah paman dari Alec, serta rencana yang Alec susun untuk Kai, membuat Rea menerima lamaran itu untuk membalik keadaan.
Disaat Rea menganggap pernikahan itu hanyalah sebuah kebutuhan hatinya untuk menyembuhkan luka, Kai justru mengikis luka itu dengan cinta yang Kai miliki, hingga rahasia di balik pernikahan itu terungkap.
Bisakah Rea mencintai Kai? Akankah pernikahan itu bertahan ketika rahasia itu terungkap? Apa yang akan terjadi jika Alec tidak melepaskan Rea begitu saja, dan ingin menarik Rea kembali?
Ikuti kisah mereka....!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18.
Beberapa hari setelah pernikahan, Kai kembali disibukkan dengan pekerjaan yang sebelumnya dibebankan pada Jim yang menjadi asisten pribadinya untuk mengurus pekerjaan kantor dengan alasan baru saja menikah sekaligus untuk menepis pandangan miring publik tentang pernikahan bisnis yang Kai jalani.
RYK Corp. Perusahaan yang Kai dirikan hasil dari jerih payahnya sendiri sejak beberapa tahun yang lalu hingga kini ia memiliki beberapa anak perusahaan yang ia tutupi dari semua orang termasuk keluarganya sendiri. Hanya segelintir orang saja yang mengetahui bisnis yang kai geluti, salah satunya adalah pria berkacamata yang sudah menjadi asistennya sejak lama.
Berbeda dengan kakak perempuannya yang menjalankan salah satu bisnis keluarga dengan cara melanjutkan bisnis, Kai mendirikan perusahannya sendiri dari nol. Hal yang justru membuat rasa iri dari kakak perempuanya tumbuh hingga menggunakan segala cara untuk membuat bisnisnya jatuh.
Florenz Group. Perusahaan yang dikelola kakak perempuannya, Freya Florence bersama sang putra, Alec Maverick.
"Bagaimana menurutmu, Jim?"
Kai menyandarkan punggungnya usai menyerahkan sebuah dokumen yang berisi kontrak kerjasama yang akan Kai ajukan kepada Harvey Corp, sebuah perusahaan yang secara kebetulan juga Alec dan keluarga Rea incar.
Jim tidak segera memberikan jawaban, netranya menelisik tiap kata dan angka yang tertulis dalam dokumen di tangannya, lalu tersenyum puas dengan sorot takjub seraya mengangkat wajah. Menatap sang atasan.
"Tuan, jika kerjasama kali ini berhasil, potensi keuntungan yang akan kita dapatkan sangat besar. Bukan hanya dalam hal finansial, tapi juga pengaruh industri," ujar Jim antusias.
"Angka-angka ini... Luar biasa,"
Kai mengangguk setuju, menegakkan punggungnya dan menyatukan kedua tangannya di atas meja.
"Terlepas dari kontrak kali ini, ada satu hal yang ingin aku katakan padamu, Jim," ucap Kai berubah serius.
"Apa itu, Tuan?" sambut Jim.
"Istriku... Dia mengatakan... Bisa membantu kita mendapatkan kerjasama ini," ungkap Kai.
"Nyonya Rea?" sambut Jim mengerutkan kening, ingin memastikan sekali lagi apa yang ia dengar. Tetapi, saat melihat atasannya mengangguk, wajahnya berubah masam. Sedikitpun tidak menunjukkan kepercayaan terhadap istri atasannya.
"Mustahil!"
"Kau meragukan istriku?" Kai bertanya dengan alis terangkat.
"Setelah apa yang Nyonya lakukan terhadap Anda?" Jim balas bertanya dengan ekspresi tidak suka. "Ya, saya ragu istri Anda akan membantu,"
"Saya lebih percaya jika istri Anda hanya akan mencuri proyek Anda lagi untuk diserahkan kepada keponakan, Anda. Dan kali ini, proyek ini terlalu besar untuk Anda lepaskan begitu saja!"
"Itu kasar, Jim!" tegur Kai menatap lekat asistennya.
"Pernikahan ini memang murni keinginanku. Tapi, kau tidak lupa bukan, bahwa Rea menerima lamaran tanpa perundingan apapun?"
Jim menghela napas panjang, mengingat dengan jelas bahwa pernikahan yang di awal terlihat seperti Rea yang menginginkannya, sebenarnya adalah bagian dari rencana yang sudah Kai atur. Andaipun saat itu Rea memilih menolak, Kai akan menggunakan cara lain agar pernikahan itu tetap terjadi hanya untuk membuat Rea terlepas dari keluarganya serta Alec yang saat itu mash berstatus sebagai kekasih Rea.
"Apakah Anda yakin perubahan sikap Nyonya bukanlah pura-pura? Taruhan jika ini kembali gagal akan terlalu besar, Tuan," Jim bertanya dengan suara pelan.
Sejujurnya, hatinya mulai bimbang sejak melihat bagaimana Rea bersikap terhadap Alec beberapa hari lalu. Rea memberikan perlawanan hanya karena sentuhan kecil, bahkan tak segan menggunakan cara kasar. Hal yang tidak pernah ia lihat selama ini yang mana Rea sangat mencintai keponakan atasannya.
"Sejauh kau mengawasi istriku, apakah dia melakukan hal aneh?"
Alih-alih menjawab pertanyaan yang Jim berikan, Kai justru melempar pertanyaan yang membuat Jim terdiam sembari menudukkan kepala.
"Tidak ada sama sekali," Jim menjawab lirih.
"Nyonya bahkan mengganti nomor ponselnya setelah Anda meminta saya untuk membeli ponsel baru untuk Nyonya beberapa hari yang lalu,"
Kai tersenyum kecil, apa yang Jim katakan justru membuat ia mengingat kejadian malam itu di mana ia secara tidak sengaja merusak ponsel istrinya.
Malam itu, ponsel Rea terus berdering dengan panggilan masuk dari nomor yang tidak Rea kenal. Istrinya sudah berniat untuk mengabaikannya dan memilih berbaring, bersiap untuk tidur. Akan tetapi, ponselnya kembali berdering untuk kesekian kalinya. Bahkan setelah ia menonaktifkan suara pada ponselnya, cahaya pada layar ponsel membuat Rea sedikit terganggu lantaran malam itu lampu utama kamar dimatikan.
Hingga, ketika Rea menggeser layar ponsel untuk menerima panggilan, Kai melingkarkan tangannya di pinggang Rea secara tiba-tiba sekaligus menarik Rea mendekat hingga membuat Rea menjatuhkan ponselnya yang sukses mendarat di lantai dan berakhir mati.
"Di ponsel Nyonya Rea yang sekarang pun, hanya menyimpan nomor Anda, saya, dan kedua orang tuanya. Tapi, ada satu nomor yang Nyonya sembunyikan dalam daftar khusus," Jim melanjutkan.
"Siapa?" dahi Kai berkerut tipis.
"Saya tidak tahu, Tuan. Saya sudah menyelidiki nomor itu, tetapi data dari nomor itu terkunci. Hanya ada kombinasi huruf yang saya dapatkan, HVY.C," jawab Jim.
"Apa kau sudah mencoba untuk menghubunginya?" Kai bertanya lagi.
"Saya sudah mencobanya, tapi gagal. Pada awalnya, panggilan itu memang terhubung. Akan tetapi, dua detik setelah saya berhasil menghubungi nomor itu, dia memutus panggilan tanpa mengatakan apapun dan tidak bisa lagi saya hubungi. Anehnya, nomor saya tidak diblokir,"
"Aneh," Kai bergumam pelan, lalu menggeleng.
"Kesampingkan dulu soal itu! Lanjutkan pekerjaanmu, aku tidak ingin pulang terlambat hari ini," lanjutnya kemudian.
"Jangan bilang jika Anda sudah merindukan istri Anda?" tanya Jim menyipitkan mata.
"Tentu saja aku merindukannya. Jika saja hari ini tidak ada jadwal pertemuan, aku lebih memilih pulang untuk melihat wajah istriku," jawab Kai cepat.
Jawaban yang sukses membuat Jim menyebikkan bibir dan berbalik ke meja kerjanya tanpa kata.
.
.
.
Kepulangan Kai dengan di antar Jim ke mansion pada sore harinya menghadirkan kerutan di keningnya saat ia melihat seorang wanita berpakaian khas dokter tengah berbicara bersama butler di ruang tamu.
Beberapa saat setelahnya, Kai melihat istrinya menuruni tangga untuk menyambut kedatangannya seperti yang biasa wanita itu lakukan.
Namun, senyuman yang sebelumnya menghiasi bibir sang istri meredup kala netra istrinya menangkap penuh sosok dokter wanita berparas cantik yang tengah mengarahkan pandangan pada suaminya diikuti butler di belakang dokter itu.
"Selamat sore, Tuan," Dokter itu menyapa sopan sembari membungkukkan badan.
Kai menggerakkan kepala, bersikap seakan ia ingin mencari tahu siapa wanita yang kini berdiri di depannya menggunakan indra pendengaran.
"Siapa?" tanya Kai.
"Saya Darina, dokter yang diminta secara khusus oleh Nyonya Fanny untuk memantau kesehatan Anda selama beberapa hari ke depan," dia menjawab.
"Dokter? Untuk apa? Aku baik-baik saja," sahut Kai datar.
"Ini perintah dari, Nyonya Fanny, Tuan," Butler menjawab.
Kai mendesah pelan, ingin mengeluarkan protes, tetapi urung ia lakukan saat Jim menyenggol lengannya sebagai tanda bahwa belum waktunya untuk melakukan perlawanan.
Nyonya Fanny Florence. Ibu dari Freya Florence, kakak perempuan Kai sekaligus ibu dari Alec.
'Kenapa sekarang si tua itu mencampuri kehidupanku?' batin Kai menggerutu kesal.
. . . .
. . . .
To be continued...