Kisah Cinta antara seorang duda beranak satu dengan gadis cantik yang ternyata adalah adik dari asistennya sendiri.
Semuanya berawal ketika Ghea bertemu dengan bocah tampan bernama Gathan. Dilanjutkan dengan pertemuan Ghea dengan Gavin, yang ternyata adalah ayah dari Gathan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BatagorAci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 23
Karna ayam yang ia goreng sudah berwarna kecoklatan emas itu pertanda jika ayam sudah matang. Ghea langsung mengangkat satu persatu ayam itu dari penggorengan.
Dan ternyata sedari tadi Gavin juga tak bergeming dari posisinya, pria itu asik memandangi Ghea yang tengah sibuk masak.
"Wah udah mateng, pasti enak nih bikinan kamu." Ucap Gavin tepat di telinga Ghea.
Tubuh Ghea jadi tegang saat Gavin memeluknya dari belakang. Bahkan pria itu menaruh dagu nya tepat diatas pundak Ghea , dan tak segan mencuri kecupan dipipi Ghea.
"Bisa jangan mesum nggak." Ucap Ghea.
"Jadi nggak sabar-
"DADDY!!!!"
"GAVIN!!!"
Spontan dan reflek Ghea langsung menghempas kedua tangan Gavin yang melingkar di perutnya.
Gathan langsung berlari menghampiri Ghea, mungkin karna takut Ghea akan direbut oleh daddy nya.
"Mommyh gendong." Pinta Gathan sambil mendongakkan kepalanya dan merentangkan kedua tangan mungilnya.
(Nah kan udah lancar ngomongnya :)
Ghea pun mengangkat tubuh Gathan dalam gendongannya.
"Daddy ini mommyh punya Athan!" Ucap bocah itu penuh penekanan sambil mengalungkan kedua tangannya di leher Ghea dan menyandarkan kepala di bahu Ghea.
"Makanya kalo belum sah jangan maen sikat aja, ditahan dulu ganteng. Untung ada mamah sama Gathan! Mentang-mentang lima tahun sendirian, sekalinya ada pengganti langsung maen sosor. " Cibir Mamah Wina sambil menghidangkan makanan di meja makan.
"Mah...." Decak Gavin mendengus kesal.
"Panggil papah mu sana, waktunya makan siang nih." Ucap Mamah Wina pada Gavin.
Dengan lesu Gavin berjalan menuju halaman belakang rumah kedua orang tuanya.
"Maafin anak mamah ya, maklum udah lama nggak ada yang ngasih jatah jadi gitu deh main sosor, hadeuhhh. Makanya kamu sama Gavin buruan nikah yah, biar nggak kelewat batas tuh anak." Ucap Mamah Gavin.
Nggak ada yang ngasih jatah lah, orang duda. Please deh mah.
Ghea hanya mengangguk sambil tersenyum kecil menanggapi ucapan dari mamah Gavin.
"Kakek sini, maem yuk!" Ajak Gathan saat melihat kakeknya sudah muncul dari arah pintu belakang.
"Wah, udah masak semua nih." Balas Papa lh Harry.
"Assalamualaikum, om." Sapa Ghea.
"Eh, waalaikumsalam. Siapa ini? Cantik bener?" Tanya Papah Harry.
"Ghea, om." Ucap Ghea, baru saja Ghea akan menyalami tangan papah Harry, namun papah Harry buru-buru menjauhkan tangannya.
"Hehe tangan om masih kotor abis pegang-pegang si gembul, salamannya nanti aja ya abis cuci tangan." Jelas Papah Harry agar Ghea tak salah paham.
"Iya om, nggak papa." Balas Ghea sambil tersenyum.
"Mah, papah mau cuci tangan dulu. Siapin ya." Ucap Papah Harry pada Mamah Wina.
*****
Meja makan~
Kini ditempat itulah Ghea berkumpul bersama menikmati berbagai macam hidangan lezat bersama keluarga Gavin. Tak ada situasi canggung disana, yang ada hanya keakraban dan ramah tamah yang ditunjukkan kedua orang tua Gavin kepadanya.
"Jadi ini toh, yang selalu di omongin sama Gathan? Pantes Gathan seneng terus kalo cerita tentang kamu, nak. Orang kamu baik, cantik, sopan, dan kelihatan banget kalo penyayang sama anak kecil. Kalo hubungan kamu sama daddy nya Gathan, gimana?" Ucap Papah Harry.
"Pacaran, pah." Bukan Ghea yang menjawab, melainkan Gavin.
"Heh, kamu udah tua, udah punya anak gini masih kenal pacaran? ngelawak kamu?" Ucap Papah Harry terkekeh.
"Dibilangin anak sendiri nggak percaya." Guman Gavin mendengus kesal karna dibilang 'tua' oleh papanya.
"Iya om, kita emang lagi di tahap itu." Ucap Ghea menimpali.
"Om kira kalian udah serius langsung ke pelaminan." Balas Papah Harry, Ghea hanya meringis mendengar itu.
"Oh iya, Ghea ini udah kuliah atau masih dibangku menengah? Keliatan masih muda banget soalnya, Gavin kamu jangan sampe ya gondol anak dibawah umur. " Ucap Mamah Wina.
"Astaga mamah, aku ini anak mamah yang paling baik loh. Yang bener aja gondol anak dibawah umur, aku juga sadar mah." Gerutu Gavin tak terima dengan tuduhan yang dilayangkan mamah nya.
"Ghea udah kuliah kok mah, tiga semester lagi kelar." Ucap Ghea.
"Wah udah kuliah toh. Ambil jurusan apa sayang?"
"Psikolog, mah." Jawab Ghea.
"Wah hebat ya kamu. Masih muda udah mau jadi psikolog, eh tapi umur kamu berapa, nak?"
"Ghea udah 23 tahun kok mah, udah nggak muda lagi lah hehe." Jawab Ghea.
Ditengah obrolan asik antara kedua wanita itu, Gavin merasa terabaikan dan tak diperhatikan.
"Gini nih kalo cewe udah ngumpul, yang lain pasti dilupakan. Iya nggak pah?" Ucap Gavin sengaja dikeras-keraskan untuk mengkode kedua wanita yang sama-sama ia sayangi.
"Papah sih biasa aja, selagi yang diobrolin masih hal wajah dan nggak aneh-aneh." Jawab Papah Harry santai sambil menikmati sup baso dimangkuknya.
"Kamu tuh sirik aja sama mamah sendiri, heran deh mamah. Orang Ghea yang mamah ajak ngobrol biasa aja, kenapa kamu yang sewot!" Ketus Mamah Wina pada Gavin.
Disini Gavin sudah jalan telak dan tak ada yang membelanya, membuatnya cemberut dan kesal.
"Ya udah sama Gathan aja, Gathan pasti mau, kan Gathan anak Daddy." Ucap Gavin yang ingin mengambil perhatian Gathan. Namun...
"Nggak ya, Dad. Athan sama mommyh ajah!" Balas Gathan cepat. Gavin kembali kesal karna mendapat penolakan dari sang putra, lantas siapa yang mau ia ajak ngobrol?
"Udah lah son, makan yang bener. Ngobrolnya entar aja, biarin mereka ngobrol sampe luas, sebelum Ghea kamu kurung dikamar besok kalo udah halal." Ucap Papah Harry terkekeh sambil menepuk bahu putranya.
"Oh iya, emang kalian rencana nikah kapan?" Tanya Papah Harry.
"Om Juan bilang suruh pendekatan dulu pah biar saling kenal, disuruh puas-puasin pacarannya. Soalnya kalo abis nikah nanti, pasti Gavin nggak akan kebagian sama anak sendiri." Jelas Gavin.
"Nah itu tuh. Disuruh pendekatan kamunya malah manfaatin keadaan, udah dapet kepercayaan dari papanya Ghea kamu malah ngelakuin aneh-aneh tadi. Kalo saran mamah sih ya, pacaran setelah nikah aja, soalnya kalo kalian khilaf ngga bakal dapet dosa malahan bakal dapet pahala kan hehe." Jelas Mamah Wina.
Gavin terlihat termenung mencerna ucapan Mamah nya. Kalo dipikir ada benarnya juga, dulu di kantor, tadi di dapur, entar dimana lagi? Astaga...
"Iya juga sih, tapi Ghea mau cepet-cepet nikah nggak sama Gavin?" Tanya Gavin.
.
.
.
.
guys komen yuk yang panjang sepanjang jalan tol
jangan lupa like, vote, yaaa
ingetin othorr terus supaya rajin up ya
Dadahhhhhhh🙈🙈🙈