Dr ANNISA Dan CEO TAMPAN

Annisa beserta sahabatnya dan keluarga masih di kantin rumah sakit.mereka masih mengobrol ringan. tiba-tiba Firza buka suara kecilnya

firza : Bunda tadi di sekolah firza ada pengumuman

Nisa: pengumuman apa sayang " sambil mengusap rambut firza. siswa kelas tiga harus memilih kegiatan silat atau bermain bola bun sebagai ekstrakurikuler

Emangnya firza sukanya apa kata nay. Naya, pastinya firza suka silat kan ucap dewi. iya bunda boleh ya firza milihnya silat.

Nisa : kalau firza milihnya sepak bola gimana, firza kan sudah latihan karate dirumah.sepak bola kan untuk olahraga dan kesehatan setelah firza latihan karate kaki firza suka sakit kan.

baiklah bunda tapi firza masih ingin belajar silat bunda supaya nanti firza bisa jagain bunda. boleh asalkan firza harus sering istirahat dan lupa makan yang seru nisa. terimakasih bunda firza sayang sama bunda" firza mencium pipinya nisa.

nyonya hartawan merasa terharu melihat kasih sayang firza dengan bunda, terlihat ya nak firza sangat menyayangi bundanya.

tentu nyonya firza itu lebih menyayangi nisa dari lain. Dewi masihkan ingat waktu itu kita awal kelas tiga SMA firza baru berusia dua tahun ,om dan tante harus ke luar kota selama tiga hari menemani bibi untuk mengurusi kepindahan putrinya bibi ke negra ini. hari itu firza badannya panas sekali sampai suhu badannya 38 derajat, dan nisa harus ke sekolah karena itu ada pengumuman dari kepala sekolah dan siswa kelas tiga wajib hadir tanpa terkecuali. terpaksa Nisa membawa firza yang sedang sakit itu ke sekolah awalnya firza dititipan di UKS. Naya pasti ingatkan berita heboh di sekolah kita ada siswi membawa anak kesekolahan dan berita itu beredar selama tiga minggu ucap Bela. ya nay ingat itu bahkan siswi itu hampir keluar dari sekolah tapi naya tidak tau itu nisa dan firza.

karena penasaran nyonya hartawan bertanya. bagaimana cerita selanjutnya .maaf nak Nisa apa itu benar. itu benar nyonya itu adalah hari terberat untuk nisa hampir saja nisa keluar sekolah. ketika nisa akan berbicara firza memotongnya, firza : Bunda firza sudah kenyang kita duduk di taman ya bun. dewi tau bahwa firza tak ingin nisa mengingat hari itu. ya nisa temani dulu firza ke taman kalau nanti ada info nanti dewi hubungi. tak lama nisa dan firza pergi ke taman.

Alex hanya bisa diam dan mendengarnya, tuan hartawan bertanya pada dewi. maaf nona dewi kalau saya boleh tau suami dari dr nisa kenapa tidak datang ke acara pengangkatan dr nisa.

maaf tuan jika saya rancang ternyata tuan sama seperti orang lain yang hanya memandang nisa sebelah mata.mendengar hal tersebut asisten tuan hartawan hampir marah karena menghina tuan besarnya kalau tidak di berhentikan oleh tuannya entah gimana nasib dewi lagi.

Naya: dewi tolong maaf ucapnya daddy naya tadi.

dewi lebih baik kita jelasin supaya tidak salah paham, dewi mengerti dan minta maaf atas sikapnya tadi pada tuan Hartawan dan tuan dan nyonya hartawan paham.

Bel: waktu itu firza tidak mau dirawat di UKS karena tidak mau melepas dirinya dari nisa. waktu itu kelas kosong kami hanya berdiam diri dalam kelas karena firza sedang tidur dalam pangkuan nisa, karena kelaparan aku dan dr dewi ke kantin membeli makanan dan bubur untuk firza.kemudian datang sekelompok siswa/ siswi yang mengatai nisa dan mengatakan bahwa firza anak haram, anak hasil perzinaan firza yang mendengar hal itu menjadi nangis karena teriakan mereka. kami yang baru kembali dari kantin sangat terkejut mendengarnya ketika kami rasanya ingin memberikan pelajaran pada mereka Nisa malah meminta kami untuk membawa firza ke UkS.

maka hanya nisa yang mendapatkan hinaan itu sampai ia cendera di kepalanya karena dilempari batu-batu kecil.karena peristiwa itu nisa koma selama satu bulan.dan pihak sekolah hanya minta maaf walau tidak jadi mengeluarkan nisa dari sekolah. semenjak itu firza sangat protektif terhadap nisa kami hanya bisa tertawa melihat sikap protektif firza dia sangat lucu nyonya.

tak lama mereka kembali ke Aula untuk mendengar kata penutupan dari pemilik Rumah sakit dan pembagian jadwal dinas. bela merasa senang karena jadwal Mereka sama. apa kau merasa senang Dr bela tentu wahai Dr Naya karena kita selalu bersama, Nisa sedang memangku firza yang tidur di pangkuannya hanya bisa senyum sedangkan dewi hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua temannya itu.

Akhirnya acara pengangkatan dan pembagian jadwal telah ditentukan sesuai dengan peraturan dalam rumah sakit tersebut. kemudian mereka keluar dari Aula menuju ke ruangan tempat mereka praktek nantinya.

terdengar suara teriakan yang minta tolong Di bagian VVIP mendengar suara teriakan firza terbangun dari gendongan Nisa.bunda kenapa ada teriakan firza masih ngantuk bunda. ndk ada ap firza ayo tidur lagi, nggk bisa tidur lagi bunda suarany masih ada. ya udah firza jalan sendiri. baik bunda, firza masih berpegangan tanganya nisa

tuan hartawan bertanya para salah seorang suster jaga disana suster ada apa ini mengapa para pasien yang kabur,tetud kenapa kalian minta tolong. direktur rumah sakit mencari dan menyatakan pada tuan hartawan tadi ada pidana yang kabur dari penjara dan terkena tembakan dari peluru polisi yang mengejarnya ,sekarang pidana itu berada dimana, sekarang dia bersembunyi salah satu kamar VVIP dan menyandra pasiennya

mendengar kabar itu nisa dan temannya terkejut salah satu kamar VVIP ada kamr orangtuanya .nisa menitipkanFirza pada dewi. firza kamu sama aunty dewi ya bunda msu memeriksa sesuatu, baik bunda.Dewi nisa nitip firza sebentar, nisa kamu hati-hati. nisa menanggukan kepalanya.

Bela: dewi jangan bilang itu ruang rawatnya tante dan om gunawan ,sepertinya benar bel. ayo kita kesana wi ujar bela.firza ikut aunty, tapi sayang melihat firza marah akhirnya mengiyakan dan mereka segera menyusul Nisa.

mom dad ayo kita kesana naya khawatir pada nisa sepertinya itu ruang orangtua nisa dirawat mom. nay sekarang katakan pada daddy sakit apa orangtuanya. dad orangtua nisa dirawat di ruang VVIP kamar mawar karena koma sudah tujuh tahun lamanya mom dad, ya tuhan anak itu kisah hidupnya sangat sulit. itulah mom nay sangat menyukai nisa karena ketegaran hatinya mom.

Tanpa aba-aba alex lamgsung mengejar nisa, mom liat kakak sepertinya lagi jatuh cinta pada sahabatku tapi dia harus kerja keras untuk meluruh hati bukan satu tapi ada dua hati yang harus diluruhkannya amin doa mereka. mom merasa Dr Annisa Gunawan terbaik untuk putraku. Amin mereka segera mengikuti alex sedangkan rio dan victor sudah mengejar bos nya.

ternyata benar orangtua nisa dijadikan sandera oleh pidana itu. nisa mencoba bicara dengan baik supaya penjahat itu keluar dan melepaskan orangtuanya karena takut keadaan yang makin rumit penjahat itu dengan sengajanya melepas alat kehidupan orangtua nisa. melihat hal itu nisa menangis histeris.

Nisa: Ayah ibu hik hik ayah, ibu hik hik, nisa segera panggil dokter. dokter, dokter cepat tolong orangtua saya. dokter masuk dan minta nisa keluar.

Dewi" nisa gimana keadaan tante dan om, mereka tidak kenapa kan nisa ucap bela yang juga menangis.firza juga menangis histeris. bunda hik hik ama dan apa tidak kenapa kan bunda. ya sayang kita doakan mereka ya

tak lama kemudian Dokter keluar dan Nisa menghampirinya ,Dok gimsna keadaan mereka. maaf Dr Nisa karena alat pernapasan terbuka orangtua dr nisa kembali kritis kita harus segera mengoperasi Dr. mendengar penjelasan Dr nisa terjatuh dan menangis hik hik ayah ibu " sambil memukul dadanya" .Nisa" Plak" kamu ini kenapa nisa, ini bukan Nisa yang kami kenal.

bela "memegang pundak nisa" Nisa lihat tante dan om membutuhkanmu jika kamu putus asa,maka semua akan hancur nisa, lihat kesayanganmu dia menangis histeris karena takut nisa melihat bunda kesayangannya lemah dan putus asa, ayo kita berjuang sekali lagi selama ini kita sudah berjuang tujuh tahun apa salahnya kita berjuang untuk tujuh tahun akan datang nisa. Nisa menhapus air matanya jika dia harus menunggu semur hidup untuk orangtuanya maka ia lakukan dan mengorbankan nyawanya.

Dokter tolong lakukan terbaik untuk mereka. baik Dr Nisa mari kita berjuang bersama

kemudian mereka ke ruang operasi dan menunggu operasinya, keluarga Hartawan nasih berada di sana mereka merasa kasihan terhadap Nisa. diam-diam alex memerintahkan dokter yang terbaik melakukan operasi ini.

firza turun dari pangkuan dewi dan duduk di samping bundanya, firza menghapus air mata nisa dan meletakan kepalanya ke lehernya nisa. mereka yang berada di sana hanya senyum tipis.