Bercerita tentang seorang mahasiswa yang diidolakan oleh semua mahasiswi diuniversitas terkenal dikota J. namun tidak dengan Ayzaila Reina Pradja karena menurutnya Albian Sanjaya sama aja seperti pria pada umumnya.
Tapi tidak dengan Albian Sanjaya yang diam-diam memperhatikan Ayzaila. menurutnya Ayzaila merupakan wanita yang sangat cantik dan menarik. namun ntah mengapa sikapnya sangat acuh terhadap Bian.
Hallo semuanya...
Selamat membaca karya kedua author yah. jangan lupa juga berikan dukungan kalian dengan cara Like dan Komennya agar author bisa lebih semangat lagi dalam membuat cerita 🙏😁
semoga kalian suka... 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PHJH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 22
Albian yang masih sangat kesal dengan orang-orang yang telah membahayakan nyawa adiknya itu kini terus saja menampilkan tampang dinginnya.
"Kenapa tuh Albian, ngeri banget gue lihatnya" bisik Dimas kepada kedua sahabatnya yang tengah berdiri.
Awalnya mereka tengah membicarakan perkembangan tentang game mereka, seketika Albian masuk dengan wajah datar dan sama sekali tak merespon sapaan mereka.
"Iyah ya, kenapa lagi sih tuh anak. bakal abis kita hari ini, ingatkan sama anak-anak dikantor mode siaga on" seru Arvin pelan.
"Apa perlu kita samperin aja?" tanya Robby yang merasa ada yang di fikirin Albian.
"Biarin dulu aja bro, nanti sambil makan siang kita tanyakan" sahut Arvin dan mereka pun melanjutkan pekerjaan mereka yang sempat teralihkan karena Albian.
******
Ayza kini tengah fokus mendesain sebuah gaun pesta pesanan pelanggannya. tengah asik bergelut dengan pena yang seolah menari, ia dikejutkan dengan kedatangan Dara dan Syasya.
"Assalamualaikum, kakakku sayang" teriak Dara sambil setengah berlari ia menghampiri Ayza dan memeluknya
"Walaikumsalam, hei udah pulang? kenapa gak ganti dulu sih Dar" sahut Ayza sembari membalas pelukan adik kesayangannya itu.
"Eh ada Syasya juga, sini sya" Syasya pun mendekat sambil tersenyum ia ingin menyalami Ayza. setelah itu Ayza pun memeluk Syasya dengan hangat.
"Lah kenapa lo nangis?" tanya Dara yang tak sengaja melihat Syasya menangis dipelukan Ayza. mendengar penuturan Dara barusan Ayza pun langsung melepaskan pelukannya.
"Kamu kenapa Sya?" tanya Ayza bingung.
"Gapapa kak, Syasya hanya senang saja baru kali ini Syasya merasakan hangatnya pelukan dari seseorang" ungkapnya sembari menyeka air matanya.
"Orang tua Syasya sangat sibuk kak, selalu berpindah pindah kota hingga negara, aku juga punya abang tapi abang juga sibuk membangun bisnisnya sendiri" ungkapnya sendu.
"hemm.... begitu, sudah jangan sedih kan ada kakak dan ada Amel juga sya. kamu bisa anggap kami seperti kakak kamu sendiri kok" ucap Ayza sambil tersenyum.
"Iya sya, gue ikhlas deh berbagi kakak gue ke lo" sahut Dara
"Haha gue tau lo gak benaran ikhlas kan? tau gak kak tadi dia bilang gak mau kalau kakak diambil Arin" ledek Syasya.
"Iiss... udah gue baikin juga" sewot Dara sambil melangkahkan kakinya ke sofa ruangan Ayza.
"Daraa... udah dong sama temannya kok begitu. oh yah kalian mau makan apa? biar kakak pesanin sekalian" ucap ayza sembari membuka aplikasi di ponselnya.
"Apa aja deh kak yang penting makan" seru Dara
"Aku juga kak" sahut Syasya yang ikut duduk disamping Dara.
"Yasudah kita makan nasi bakar ayam goreng aja gimana?" tanya Ayza.
"Boleh kak" sahut Dara dan Syasya.
Usai memesan makanan untuk makan siang mereka, Ayza pun kembali mengerjakan desainnya yang masih belum selesai. Setelah menunggu lebih kurang 20 menitan, makanan mereka pun datang.
"Oh yah Arin kemana?" tanya Ayza yang tak melihat keberadaan Arin.
"Yah diruangannya lah kak" jawab Dara malas.
"Hih nih anak, sana kamu keruangannya Arin dan Amel ajak mereka makan bersama disini" titah Ayza sambil berjalan mengambil makanan mereka di bawah.
"Biar Syasya aja kak yang panggilin mereka" seru Syasya yang langsung berdiri dari duduknya.
Ayza baru saja masuk keruangannya lagi setelah mengambil makan siang mereka. diruangan itu sudah ada Amel, Arin, Dara dan juga Syasya.
"Mari makan" ucap Ayza yang meletakkan plastik makanan dimeja dan dengan segera Amel membukanya dan membagikannya ke Dara, Arin dan Syasya.
Mereka pun memakan makanan itu dengan lahapnya. terkadang juga mereka saling melempar candaan yang membuat suasana menjadi hangat.