NovelToon NovelToon
Larasati & Pak Bupati

Larasati & Pak Bupati

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perjodohan
Popularitas:18.3M
Nilai: 5
Nama Author: Mak Nyak

Ayu Larasati, seorang dokter spesialis kejiwaan yang lebih senang tidur di rumah sakit daripada harus pulang ke rumahnya. Ada sebab nya dia jarang pulang ke rumah. Apalagi jika bukan drama ibunya yang menginginkannya menikah dan segera memberikannya cucu.
Ibunya memaksa ingin menjodohkan dirinya dengan seorang laki-laki.
Duta Wicaksana, seorang bupati yang amat disegani di kota Magelang. Dia amat pintar mengelola kota nya sehingga kota nya bisa menjadi kota maju. Tapi sayangnya belum memiliki pendamping. Dirinya pasrah ketika akan dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang perempuan.
Mereka dipertemukan dalam ta'aruf. Mungkinkah cinta mereka akan bersemi?
Atau mungkinkah bunga cinta itu akan layu sebelum waktunya?
Mari kita simak perjalanan kisah cinta mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mak Nyak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Orang Yang Lebih Pantas Menerima Cintamu

Laras membiarkan Riana sibuk dengan dunianya. Dia menemui kedua orang tua Riana. Mengajaknya berbicara dari hati ke hati.

"Pak, Bu, bisa bicara sebentar?" tanya Laras. Mereka mengangguk.

Laras duduk di taman rumah sakit. Dia berbincang serius kepada orang tua Riana.

"Bapak dan Ibu bisa lihat sendiri kan bagaimana kacau nya mental Riana? Dia bisa sehisteris itu tapi juga bisa seserius itu. Sebenarnya dia itu ingin sembuh. Dia minta itu sendiri kepada Saya. Tapi Riana tak pernah mengatakan alasannya depresi.

Saya tadi agak terkejut setelah mendengar nya sendiri. Saya tidak mau menyalahkan siapapun dalam hal ini. Karena dalam pengasuhan dan pengasihan anak kedua orang tua harus terlibat. Saya hanya ingin Riana sembuh. Tolong, tolong bantu dia sembuh" terang Laras

"Bagaimana caranya dokter? Sedangkan dia kalau melihat kami selalu histeris" tutur papah Riana.

"Tolong jenguk lah Riana setiap hari. Sehisteris apapun seseorang dia akan merasa tenang jika berada di dekat orang yang dia sayang. Tolong berhenti sesuka hati kalian untuk melukai perasaannya. Jika kalian masih peduli dengan Riana, tolong berubahlah. Tunjukkan sikap tulus kalian ke Riana. Dia mampu merasakan ketulusan"

"Bagaimana jika dia histeris kembali dok?" tanya mamah Riana.

"Tidak papa bu, yang penting dia bisa menerima kehadiran kalian dulu. Datanglah setiap hari. Saya akan mendampingi kalian untuk seminggu kedepan. Nanti setelah itu kita lihat hasilnya. Saya harus segera ke poli. Saya mohon bantuan kalian. Assalamualaikum" Laras meninggalkan orang tua Riana dan kembali ke poli.

Dia berpapasan dengan Arjun kembali. "Aduh dia lagi"

"Laras!" Arjun sedikit mempercepat langkahnya dan berhenti di depan Laras.

"Assalamualaikum Arjun, kenapa?"

"Aku mau tanya, apa maksud ucapan kamu tentang perasaanku, yang harusnya diutarakan dengan orang yang tepat. Memang siapa? Ada yang menyukai ku makanya kamu tidak mau menerima cintaku?"

Laras menghela nafasnya dan tersenyum. "Aku menolakmu karena aku sungguh tak ada rasa apapun terhadapmu. Ada orang yang lebih pantas menerima cintamu. Kau tanyakan saja pada kak Ais. Dia lebih tahu"

Laras meninggalkan Arjun dengan mempercepat langkahnya dan kembali di ruangannya.

Arjun bingung dengan pernyataan Laras. "Mengapa Ais? Emang Ais tahu orang yang suka sama aku? Ah, kutanya saja lah dia"

Arjun menuju ruangan Ais, saat itu Ais sedang tidak ada pasien. Hanya melengkapi rekam medis pasien.

"Hai Ais, boleh masuk?" tanya Arjun sudah berada di ambang pintu.

"Hmm" Ais tak melihatnya dan sibuk dengan kertas di depannya.

"Kau marah padaku karena aku meninggalkan IGD kemarin?" tanya Arjun yang merasa Ais menjadi dingin kepadanya.

Ais menghentikan aktifitasnya dan menatap Arjun. "Bisakah kau menjadi orang yang lebih profesional saat sedang bekerja? Kau kemana saat di telpon oleh perawat jaga? Kau itu sungguh keterlaluan. Kau lalai dan itu karena masalah perempuan. Apa aku salah jika menegurmu?"

Arjun diam. "Maaf, tapi kau tidak perlu semarah ini Ais"

Ais semakin geleng kepala dengan perkataan Arjun yang seakan-akan menganggap nya berlebihan.

"Disana kan juga ada dokter internship, mengapa kau yang harus turun tangan?" imbuh Arjun.

"Dasar bodoh! Dokter internship itu bekerja dibawah kendali siapa? Seenaknya saja main lempar tanggup jawab. Sudah lah, aku malas berdebat dengan mu, apa maumu? Aku banyak pekerjaan jadi cepatlah!" balas Ais semakin jengkel dengan pernyataan Arjun.

"Aku ingin bertanya, kau tahu siapa wanita yang menyukai ku? Kenapa Laras menyuruhku menanyakannya padamu?"

Wajah Ais bersemu merah. Merona karena malu dan menahan amarah karena ada 2 orang bodoh di sekitarnya. Yang satu hampir membocorkan perasaannya, yang satu tidak pernah menyadari perasaannya.

Aku Arjun, aku orangnya! Aku wanita yang menyukai mu" batin Ais dalam hati.

"Ais, kenapa malah melamun? Dan kenapa wajahmu bersemu?"

"Pertanyaan mu sungguh tidak penting, pergi lah! Cari tahu sendiri wanita yang menyukaimu"

"Hei, ayolah beritahu padaku?"

"Jika kau tahu apa yang akan kau lakukan padanya?" tanya Ais.

"Aku suruh melupakan perasaan nya terhadapku. Karena aku tidak akan mungkin mencintainya. Cinta ku hanya untuk Laras. Hati ku hanya untuk nya" jelas Arjun membuat perasaan dan hati Ais ambyar. Amburadul tak beraturan. Bunga cinta layu sebelum berkembang.

Ais diam dan melihat kertas di depannya lagi. Ingin rasanya dia menangis dan memaki pria bodoh di depannya ini. Tapi tak mungkin, karena itu semua akan membongkar rahasianya sendiri.

"Ais" panggil Arjun lagi.

"Apa lagi?! Kembalilah ke IGD, aku banyak pekerjaan Arjun"

"Dok, pasien kamar nomor 5 akan segera diganti balut. Apakah dokter ingin melihat keadaannya?" Rena memotong percakapan mereka.

"Oke Ren, aku akan segera ke sana" ucap Ais membereskan rekam medis pasien dan beranjak dari kursi nya.

"Ais..."

"Stop Arjun! Kau seperti anak kecil yang tidak dibelikan mainan oleh ibunya. Kita ini sedang bekerja. Profesional lah sedikit. Aku pergi dahulu" ucap Ais kesal meninggalkan Arjun.

Ais melenggang ke bangsal. Arjun yang tidak mendapatkan jawaban akhirnya kembali ke tempatnya.

.

Laras sedang sangat lenggang. Sudah hampir siang tapi tak ada pasien untuknya. Dia menggambar komik tentang kehidupan Riana.

"Huft, kasihan sekali kamu Ri. Kamu adalah korban keegoisan orang tua mu. Semoga mereka bisa membantu mu sembuh" ucapnya sambil terus menggambar.

Pintu ruangannya terbuka dan dibanting agak keras. Ais setelah kunjungan dari bangsal masuk ke ruangan Laras. Nina yang sedang makan sampai tersedak akibat ulah Ais.

"Astaga dragoooonn, dokter Ais kesetanan apa gimana? Sampai keselek saya dok" ucap Nina sambil meraih air minumnya.

"Assalamualaikum kak, kenapa sih?" tanya Laras bingung.

"Waalaikum salam! Kamu apa-apaan sih Ras, ngasih tahu ke Arjun tentang orang yang menyukai nya!" jawab Ais geram dengan tingkah Laras.

Laras menghentikan gambar komiknya dan melihat Ais.

"Aku gak bilang sama Arjun kalau kakak suka sama dia. Aku hanya bilang, tanyakan saja pada kak Ais siapa wanita yang punya rasa padamu. Aku bilang nya seperti itu lho" bela Laras.

"Sama aja ituuuuu! Kamu mau membongkar rahasia kakak?" jawab Ais sambil bersidekap.

"Kenapa gak diungkapkan saja sih? Bikin pusing aja!" Laras mulai terpancing.

"Bahkan kalau aku bilang aku menyukai nya aku sudah tahu jawabannya. Dia akan menyuruhku untuk melupakan rasa ini. Dia hanya akan memberikan cinta dan hatinya padamu"

Nina ikut nimbrung. "Yang ngomong begitu dokter Arjun sendiri dok?" Tanya Nina memastikan.

Ais mengangguk. Laras dan Nina memasang muka sedih.

"Sabar dok, saya sarankan cari yang lain dok. Buat apa mengharapkan orang seperti dokter Arjun. Dia itu ya sombong, gak begitu pintar, kaku, gak humoris, ngebosenin lah" ucap Nina menasehati Ais.

"Tuh dengerin sang Amoy dari barat. Dia lebih berpengalaman daripada kita kak. Yang disebutin Nina tuh bener semua. Makanya aku gak ada rasa sama dia" jelas Laras.

Ais menyimpan kepala nya di meja Laras. "Susah banget sih perkara cinta ini, huaaaa"

Nina dan Laras hanya bisa bilang sabar kepada Ais.

.

.

.

Like

Vote

Komen

Tip

Kok makin kesini yang komen dikit banget. Kenapa? Ngebosenin kah? Masukan dong buat author

1
Julia Juliawati
mampir
budak jambi
enak y ngomong nybrama tu.coba dia yg di posisi mm aini apa rela jg dia kl duta yg meninhgal .dasr dak punya otak rama...coba dia alami kecelakaan dan yg meninggal ank ny gama apa bisa shila terima itu kecelakaan
budak jambi
otak dak di pakai kyk gitu la si arjun egois
Len's Sky
seruu..
Acha Askhatalah
Kecewa
Acha Askhatalah
Lumayan
Gina Savitri
Ngakak sih pas adegan ini 😂😂😂
Gina Savitri
Rena malu klo diledek laras punya hubungan sama mantan musuh
😂😂😂
Gina Savitri
Klo di jawa yg keluar terakhir sulung ya, jadi yg cowok sulung..
Gina Savitri
Sulungnya cewek malah cowok bontot
Gina Savitri
Emang kadang orang tua jadi penghancur rumah tangga anak sendiri gara2 omongan 🙄
Gina Savitri
Mau nyogok cuma 30rb 😂😂😂 buat makan 1 keluarga sehari aja kagak cukup apalagi buat beli suara selama 5tahun..wkwkwk
Gina Savitri
cie..cie..mas ari jodohnya dateng sendiri ke rumahnya tanpa harus di cari 😁
Gina Savitri
Mana ada sibuk sampai lupa sama acara 4 bulanan 🙃
Gina Savitri
Nina menghindar karna punya rasa sama dirga kayanya, bnr kata nina gak ada pertemanan antara perempuan dan laki2 pasti salah satunya ada yg suka lebih dulu atau sama2 suka 😁
Gina Savitri
Kirain arjun mantan nya dini 😂 ternyata ada 2 orang berbeda yg ngasih teror
Gina Savitri
Jangan2 arjun mantan pacarnya dini, masa bisa kenal dan tau klo abang duta dulu pacar dini..
Gina Savitri
Fix ini mah arjun pelakunya soalnya tadi dia bicara teror dlm hati las habis berantem sama rena, tapi gimana arjun bisa kenal almh dini 🤔
Gina Savitri
Paling juga rama kan yg nemuin fotonya di buang duta kayanya rama deh
Gina Savitri
Nah kan tabrakan lagi dirga sama nina, cocok klo yg ini mereka kan seagama 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!