NovelToon NovelToon
Cinta Bukan Sedarah

Cinta Bukan Sedarah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: miss ning

Selby dan Bagas saling mencintai dalam diam. Saat Bagas menyatakan cinta Selby menolak karena berpikir mereka saudara sedarah.

Padahal mereka bukan sedarah. Akankah hal itu bisa terungkap?

Akankah ibu dari Bagas mengungkap rahasia yang selama ini dia simpan rapat?

Dapatkah Bagas dan Selby bersatu.(Disarankan baca lebih dulu novel Benih Kakak Iparku.)

Baca kisah mereka hanya di Mangatoon/Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miss ning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Deg

Deg

Deg

Suara ini suara Bagas. Tidak salah lagi. Ia hafal betul siapa pemilik suara ini. Selby menoleh. Dan benar saja Bagas sudah berdiri di samping Selby. Entah sejak kapan Selby tidak tahu.

Bagas tersenyum di hadapan Selby.

Oh Tuhan kuatkanlah iman Selby. Jangan sampai ia melakukan hal yang tidak seharusnya. Tetapi godaan ini terlalu nyata dan kuat. Selby takut lemah. Lemah dengan pesona Bagas yang setiap hari ia lihat.

Tanpa sengaja Selby mendorong bahu Bagas agar sedikit menjauh. Bagas mundur selangkah. Ia tidak marah.

“A..Aku mau mandi dulu.”

Selby mendadak menjadi gugup dan gagap. Ia berjalan cepat. Sama sekali tidak menoleh kebelakang. Ia ingin segera menjauh dari Bagas.

Bagas menatap kepergian Selby hingga menghilang di balik pintu kamar. Ia kembali menarik kedua sudut bibirnya. Menggeleng kecil merasa lucu dengan tingkah Selby.

“Imut banget sih.”

Selby melempar tubuhnya di atas ranjang. Ia malu. Ia ingin menghilang. Pergi entah kemana yang penting tidak bertemu dengan Bagas. Tetapi mustahil.

Selby mengambil bantal. Menutup seluruh wajahnya dengan benda itu. Lalu berteriak sambil menggoyang-goyangkan kakinya diatas kasur.

Beberapa menit berlalu

“Selby.” Panggil Bagas setelah mengetuk pintu.

Hening.

Tidak ada jawaban dari dalam.

“By.” Sekali lagi Bagas memanggil.

Masih hening. Tidak ada sahutan suara dari dalam. Penasaran, Bagas pun memutar handle pintu.

Ceklek

“By.” Kepala Bagas melongok ke dalam.

Sepi. Tidak ada siapapun disana. Bagas masuk ke dalam kamar Selby. “Kemana dia?”

Suara gemericik air terdengar dari dalam kamar mandi. “Ternyata masih mandi.”

Bagas pun memutuskan untuk keluar. Bertepatan dengan Bagas yang akan berbalik keluar pintu kamar mandi terbuka. Selby tidak tahu ada Bagas. Ia keluar hanya memakai handuk yang melilit tubuhnya. Handuk itu hanya menutupi tubuh Selby dari dada hingga bagian paha bagian atas.

Bagas menatap Selby tanpa berkedip. Ia menelan saliva dengan susah payah. Jakunnya naik turun menatap keindahan di depan matanya.

Selby terdiam. Mendadak tubuhnya membeku. Tidak bisa bergerak. Mereka saling tatap. Hingga beberapa detik berlalu.

“Ba-bagas.”

“Ah maaf. Aku hanya ingin memanggilmu untuk makan malam. Kalau begitu aku tunggu di meja makan.”

Bagas keluar. Setelah menutup pintu kamar Selby ia memejamkan mata sesaat. Bayangan Selby yang memakai handuk tadi memenuhi pikirannya sekarang. Ia lelaki normal. Membuat sesuatu di dalam dirinya bereaksi. Sesuatu itu terbangun. Membuat Bagas pusing.

“Aku harus menidurkannya sebelum bertemu Selby.”

Selby memakai baju lalu keluar kamar. Di meja makan tidak ada Bagas. Karena terlalu lapar Selby lebih dulu makan. Ia mengambil nasi dan beberapa lauk disana.

Satu suap sendok masuk ke dalam mulut Selby. Ia mengunyah menikmati masakan Bagas. Rasanya enak. Selby baru tahu Bagas bisa memasak.

“Bagaimana? Enak tidak?”

Selby menoleh ke sumber suara. Ia melihat Bagas yang sudah berganti baju dengan rambut basah seperti habis keramas.

“Kau mandi lagi?”

“Ah iya. Rasanya tubuhku lengket setelah memasak jadi mandi lagi biar lebih segar.”

Selby mengangguk. Ia percaya saja dengan apa yang Bagas ucapkan.

Keduanya pun makan malam bersama. Karena Selby tidak memasak ia pun mencuci piring. Awalnya Bagas menolak tetapi Selby terus memaksa. Hingga Bagas pun menyerah. Membiarkan Selby membereskan semuanya setelah mereka makan malam.

“Bagaimana hari pertama kuliah?” tanya Bagas.

“Semua lancar.”

“Apa ada yang mengganggumu?”

Selby menggeleng. Urusan Sisil tadi siang ia bisa atasi. Ia tidak akan merepotkan Bagas hanya untuk hal sepele.

“Jika ada masalah jangan lupa beritahu aku.”

“Aku tidak ingin merepotkan mu.”

“Tidak repot lagipula mama menitipkan mu padaku. Jadi aku harus menjagamu dengan baik. Aku tidak ingin mama dan papa menyalahkanku jika terjadi sesuatu dengan anak gadis mereka.”

Selby terdiam. Ia mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Bagas. Apa yang Selby pikirkan?

Ia tahu Bagas hanya menjalankan tugas dari mama Cinta untuk menjaganya. Tidak lebih. Hanya menjaga dan melindungi seperti kakak yang menjaga adiknya. Untung Bagas mengingatkan ia seperti apa hubungan mereka.

“Ingat Selby kau tidak boleh terbawa suasana. Jaga hatimu. Jaga sikapmu. Jaga perasaanmu. Bagas saudaramu. Tidak akan pernah menjadi yang kau harapkan. Selamanya hanya saudara.” Monolog Selby dalam hati menasehati dirinya sendiri.

Bagas melihat perubahan wajah Selby.

“Kenapa? Ada yang kau pikirkan?”

Selby menggeleng. “Aku lelah. Aku ingin istirahat.”

“Istirahatlah.” Selby pun pergi ke kamarnya. Sedangkan Bagas pergi ke ruang baca. Ia membuka laptop pribadinya. Mengecek beberapa data disana. Membalas email yang masuk dan melakukan pertemuan secara online.

Di tempat lain diatas tempat tidur

Seorang gadis terus memegang ponsel miliknya. Menanti sebuah pesan ataupun panggilan dari seseorang. Hingga larut malam tidak ada pesan atau panggilan yang masuk.

Rara meremas ponsel miliknya. Tidak ada satu lelaki pun yang memperlakukan dia seperti ini. Semua mengaguminya. Semua ingin berhubungan dengannya. Baru kali ini ia tidak dipedulikan oleh lelaki.

Itu membuat Rara merasa kesal. Jiwanya terhina. Ia sudah merendahkan diri tadi siang.

Ia dengan sengaja memberi nomor ponselnya secara cuma-cuma kepada Bagas. Tetapi lelaki itu sama sekali tidak menghubunginya. Ini sebuah penghinaan untuknya. Tidak ada satu lelaki pun yang pernah menolaknya. Lebih tepatnya tidak boleh ada lelaki yang menolak Rara. Karena selama ini ia selalu mendapatkan apa yang dia inginkan.

Keesokan harinya

Sebuah pesan singkat tertempel di meja makan.

“Aku berangkat dulu. Tidak bisa mengantarmu. Jangan lupa sarapan sebelum pergi.”

Selby meletakkan kertas note itu di atas meja. Lalu mengambil segelas susu yang sudah dibuat oleh Bagas. Setelah sarapan Selby pergi ke halte yang tidak jauh dari apartemen. Ia menunggu bus disana.

“Ed, bukankah itu Selby.”

Edward melihat Selby berdiri di halte. Entah dorongan dari mana ia melajukan mobil yang ia kendarai ke arah halte.

“Ed, kau ingin memberinya tumpangan?”

“Berisik.”

“Wow, Edward si kulkas dua puluh pintu mengajak seorang gadis untuk naik mobilnya. Langka. Sungguh langka. Aku harus memberi penghargaan pada Selby.” Ciko yang tahu watak Edward menjadi heboh sebab tidak ada satu gadis pun yang boleh menaiki mobilnya. Jika ada maka mobil itu langsung Edward ganti dengan yang baru.

“Jika kau masih berisik, turun dari mobil.”

Ciko langsung diam. Ia menggerakkan tangan di depan mulut seolah sedang mengunci mulutnya agar tidak bersuara.

Selby melihat jam di layar ponsel miliknya. Sudah lima belas menit ia menunggu bus. Tetapi tidak ada satupun yang lewat.

Tanpa ia sadari sebuah mobil berhenti tepat di hadapannya. Edward membuka kaca mobil. Ia menyenggol paha Ciko. Mengisyaratkan Ciko untuk mengajak Selby bareng.

“Kenapa tidak ia saja yang ajak. Kenapa harus aku?” gerutu Ciko dalam hati.

“Cepat.” Edward melotot. Meminta Ciko untuk bergerak cepat.

“Oke.”

“Selby.” Gadis itu mencari siapa yang memanggil dirinya.

“Kak Ciko.”

“Kau mau ke kampus?” Selby mengangguk.

“Ayo bareng.”

“Ehm…” Selby masih berpikir. Ia melihat ke arah kedatangan bus. Belum ada tanda-tanda bus datang.

“Ayo, nanti terlambat. Kau bisa dihukum sama Sisil.”

Ah benar juga. Jika ia terlambat bisa-bisa dimanfaatkan Sisil untuk balas dendam. Tidak ada salahnya ia menumpang hanya sekali ini. Selby pun mengangguk. Ia hendak membuka pintu belakang mobil.

“Duduk di depan. Aku akan pindah ke belakang. Aku ingin rebahan sebentar di kursi belakang. Semalam begadang jadi mengantuk.” Alasan yang masuk akal. Ciko harus minta traktir hari ini sama Edward karena sudah berakting dengan baik.

Selby pun duduk di depan. Ia lupa tidak memakai seatbelt. Edward pun mendekat ke arah Selby. Sangat dekat membuat Selby terkejut. Hingga ia menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.

“Pakai sabuk pengaman. Aku tidak ingin kena tilang dan berurusan dengan polisi.

“Ah,,terima kasih.”

1
Meiriyana
menarik cerita nya
Meiriyana
Rara bukan Sisil
𝕊𝕚𝕥𝕚 𝕄𝕒𝕣𝕚𝕪𝕒𝕥𝕦𝕟
up lgi thor kurang
Ani Basiati
lanjut thor
Khoirun Nisa
semangat buat up nya kaka
rose🦋
ini kisah Selby Thor, astaga aku nungguin bngt up nya, tau nya ada cerita sendiri dsni, aku baruuuu tauuu Thor.
Fat Ibunya Ari Firman
double up thor,pengin cepat ke cerita dimana mama cinta mengetahui perasaan mereka...
ˢ⍣⃟ₛ 𝐀⃝🥀J💜⃞⃟𝓛§𝆺𝅥⃝©Adinѕ⍣⃝✰
akhirnya ketemu dg kisah Selby dan bagas
Fat Ibunya Ari Firman
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!