Lana Croft, seorang mahasiswi biasa, tiba-tiba terbangun sebagai tokoh antagonis kaya raya dalam novel zombie apokaliptik yang baru dibacanya. Tak hanya mewarisi kekayaan dan wajah "Campus Goddess" yang mencolok, ia juga mewarisi takdir kematian mengerikan: dilempar ke gerombolan zombie oleh pemeran utama pria.
Karena itu dia membuat rencana menjauhi tokoh dalam novel. Namun, takdir mempermainkannya. Saat kabut virus menyelimuti dunia, Lana justru terjebak satu atap dengan pemeran utama pria.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YukiLuffy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Lana dan Kael kembali ke kamar, diiringi keheningan yang tegang setelah drama dengan Lilith.
"Dasar wanita tak tahu diri," gumam Riley di luar.
Kael, yang masih gelisah, menarik Lana kembali ke dalam ruangan. Ia mengunci pintu dan memeluk Lana erat-erat, menyandarkan gadis itu di dadanya yang kuat.
"Aku minta maaf. Aku terlalu ceroboh," Kael berbisik, rasa takut yang tersembunyi dalam suaranya. "Aku meremehkan betapa busuknya hati manusia di dunia baru ini. Aku hampir kehilanganmu."
Lana membalas pelukannya, menenangkan Kael. "Aku baik-baik saja, Kakak. Aku aman di sisimu."
Sekitar pukul tiga pagi, keheningan itu pecah. Hujan deras mulai turun, dan suara gemuruh di luar jendela menyamarkan suara gesekan yang aneh.
Kael melepaskan lengan dari pinggang Lana, membiarkan gadis itu tidur sejenak, lalu ia bangkit untuk menggantikan Lucas. Lucas bergegas pergi untuk tidur, sementara Kael duduk di sofa, mengawasi. Hujan semakin lebat, membawa bau tanah basah dan sesuatu yang tidak dikenal.
Tiba-tiba, teriakan yang memilukan dan horor menusuk malam dari lantai dua.
"ARGH! TOLONG!"
Lana tersentak bangun. Kael sudah berada di ambang pintu, wajahnya tegang. Ia berbalik, dan dengan kelegaan yang besar melihat Lana aman.
"Apa yang terjadi?" Lana bertanya, bergegas menghampirinya.
"Naik ke atas. Sekarang!" perintah Kael, menarik Lana ke belakangnya.
Saat mereka mencapai tangga, Lana menyalakan senter. Di lantai, ia melihat serangga besar, seukuran kepalan tangan, bergerak dengan kecepatan tinggi. Kaki-kaki hitam dan cangkang keras membuat mereka terlihat mengerikan.
Lana berteriak kecil, hampir menjatuhkan senter.
Kael menarik Lana ke belakangnya. "Aku sudah bilang. Mutasi Hewan."
Kael segera melepaskan busur kilat. Jaringan petir menyebar cepat di lantai dasar, membakar lusinan serangga itu menjadi debu. Bau hangus yang menusuk hidung bercampur bau hujan.
Lucas, Riley, dan tim Vanguard lainnya tersentak bangun.
"Apa itu tadi?! Serangga?!" seru Alex, kaget melihat ukuran makhluk itu.
Kael tidak membuang waktu. "Lucas, kendalikan api di pintu masuk. Alex, kendalikan angin untuk memperluas area api. Mike dan Ben, fokus pada serangga yang mencoba naik. Riley, segera peringatkan tim Fenrir dan Tempest di rumah sebelah!"
Kael memeluk Lana, dan dengan lompatan cepat, ia melompat ke tangga, memanjat ke lantai dua.
Di lantai dua, Chloe dan timnya sedang berjuang. Mereka telah memindahkan Lilith, yang sudah babak belur, ke ruangan yang lebih aman.
Chloe, menggunakan kemampuan Es/Airnya, telah berhasil membekukan sebagian besar serangan di koridor, tetapi serangga itu terus menyerbu. Wajah Chloe pucat karena kelelahan penggunaan energi.
Di kamar, Lilith merintih kesakitan, kakinya penuh luka gigitan yang dalam dan menghitam.
Chloe yang kehabisan tenaga, dengan cepat mengeluarkan botol kecil air jernih dari balik jaketnya (Air Mata Air Spiritual), menenggaknya. Kekuatan spiritualnya segera pulih, dan wajahnya kembali memerah. Aku harus menyimpan rahasia ini. Ini adalah tiket kemenanganku.
Tepat saat lapisan es di koridor pecah, dan serangga mulai menyerbu masuk, Kael tiba.
Kael, dengan satu tangan memeluk Lana, melepaskan semburan petir terfokus. Serangga yang tersisa langsung menjadi abu.
Lana, yang melihat kekuatan Kael yang luar biasa, tidak bisa menahan rasa bangga dan terpesona.
"Kakak, kau yang paling hebat!" puji Lana.
Kael menyeringai, membungkuk dan berbisik di telinga Lana. "Hebat apanya? Hanya kemampuan? Kau tahu aku memiliki cara lain untuk membuatmu lebih terkesan, cara yang membuatmu memohon padaku."
Lana memerah, memukul dada Kael pelan. "Kau mesum!"
Kael hanya tertawa, puas melihat reaksi Lana. Ia kembali berjalan, menuju ruangan tempat Chloe dan timnya bersembunyi.
Chloe dan timnya, yang kelelahan, menatap Kael dengan rasa terima kasih yang mendalam. Mereka terkejut melihat Kael tidak terluka sama sekali, dan yang lebih mencolok, Kael memeluk Lana begitu erat.
Chloe memaksa dirinya untuk tersenyum. "Kapten Kael, terima kasih. Kami benar-benar—"
Saat Chloe berbicara, matanya tanpa sengaja melihat bagian belakang leher Lana yang putih bersih. Sebuah tanda merah gelap, jelas merupakan hickey segar, tercetak jelas di sana.
Melihat tanda kepemilikan yang begitu intim dan publik, hati Chloe mencelos. Ia merasakan gelombang cemburu yang menusuk.
Kael mengangguk dingin pada Chloe. "Bersihkan kamar ini. Istirahat. Pagi kita harus segera berangkat."
Kael membawa Lana turun. Di lantai bawah, pertempuran telah usai. Tubuh serangga dibakar bersama sisa-sisa zombie di luar.
Kini, dengan matahari yang mulai terbit, Enklave Vanguard dan tim lain beristirahat dalam keheningan yang canggung, menyadari bahwa ancaman dari makhluk hidup telah dimulai.
mendengar konpirmasi
jadi
mandengar ucapan itu