Ujian rumah tangga yang tidak pernah usai. Kekecewaan seorang istri yang sedang mengandung harus menyaksikan suaminya menikah lagi.
Rasyid tidak punya pilihan lain harus mengetahui wanita yang mengaku telah menghamilinya. Rasyidi berbohong kepada istrinya dan melangsungkan akad pernikahan tanpa sepengetahuan sang istri.
Tetapi jalan Tuhan jauh lebih indah yang membuat Cilla sang istri tahu. Cilla berpikir suaminya akan menghentikan semuanya dan nyatanya tetap melanjutkan pernikahan itu.
Cilla memilih untuk mengalah dengan semua rasa sakit hati yang tidak akan pernah sembuh, memilih untuk pergi dan hanya meminta kepada sang pencipta untuk menghilangkan seluruh perasaan cinta yang begitu besar kepada suaminya tanpa tersisa apa-apa.
Sampai 8 tahun kemudian Cilla kembali dengan kehidupan yang baru dan ingatan yang baru tanpa tersisa orang yang pernah dia cintai.
Bagaimana pertemuan suami istri itu kembali setelah bertahun-tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23 Melihat Istri Bahagia.
Cilla mengadakan pertemuan dengan rekan bisnisnya dan siapa lagi jika bukan Andrea.
"Terima kasih Cilla, kamu sudah membantu saya," ucap Andrean.
"Saya yang harus berterima kasih karena sudah diberikan kesempatan. Semoga saja acara pernikahan yang diadakan di hotel ini berjalan dengan lancar dan semua tamu undangan menyukai hidangan dan termasuk kue-kue yang ada di sini," ucap Cilla.
"Itu sudah pasti, hotel saya semakin terkenal dan banyak disukai orang semenjak dessert di tempat ini cocok di lidah mereka," ucap Andrean.
"Alhamdulillah, saya ikut senang mendengarnya," ucap Cilla dengan tersenyum.
"Bunda!" tiba-tiba saja terdengar suara Gama membuat Cilla dan Andrea menoleh. Gama datang bersama dengan Lulu.
"Gama!" sahut Cilla.
"Ayo sapa Om Andrean!" titah Cilla mengajarkan kesopanan pada putranya itu. Gama kemudian mencium punggung tangan Andrean.
"Kamu baru pulang sekolah?" tanya Andrea.
"Benar Om," jawab Gama.
"Bagaimana belajarnya hari ini apa sangat menyenangkan?" tanya Andrean.
"Sangat menyenangkan," jawab Gama tampak begitu semangat membuat Andrean tersenyum dan mengusap-usap pucuk kepala Gama. Cilla melihat hal itu juga tersenyum dan mata Lulu memperhatikan bagaimana ekspresi Cilla.
"Lulu makasih ya kamu sudah menjemput Gama dari sekolah dan bahkan sampai mengantarkannya ke tempat kerjaku," ucap Cilla.
"Sama-sama. Tetapi aku langsung pulang saja, soalnya aku juga ada bertemu dengan klien hari ini," ucap Lulu.
"Baiklah. Kamu hati-hati ya," ucap Cilla membuat Lulu menganggukkan kepala dan hanya sekedar tersenyum tipis saja kepada Andrean.
"Hati-hati Tante!" teriak Gama membuat Lulu melambaikan tangannya.
"Hmmm, Cilla apa kamu memiliki kesibukan hari ini?" tanya Andrean.
"Saya tidak punya janji apa-apa hari ini dan hanya pertemuan ini saja membuat saya sedikit sibuk," jawab Andrean.
"Kalau begitu bagaimana jika kita makan siang bersama, kebetulan ada Gama juga," ajak Andrean.
"Makan bersama," sahut Cilla terlihat sedikit ragu membuat Andrean menganggukkan kepala.
"Gama, kamu mau tidak ikut makan bersama Om?" tanya Cilla memastikan.
"Kalau Bunda ikut, pasti Gama juga ikut," jawabnya yang memang semua tergantung dari orang tuanya.
Andrean kembali melihat ke arah Cilla, masih menunggu jawaban dari wanita terlihat ragu itu.
"Ya sudah kalau begitu," akhirnya Cilla setuju juga membuat Andrean tersenyum.
"Ayo Gama!" ajak Andrean dengan menggenggam tangan Gama dan justru keduanya berjalan terlebih dahulu.
Cilla belum menyusul dan masih melihat kepergian dua orang tersebut.
"Gama sejak kecil tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ayah. Dia tampak begitu nyaman bersama dengan Andrean. Andrean juga baik dan menyukai anak kecil," batin Cilla tiba-tiba saja terharu ketika melihat putranya tampak dekat dengan orang lain.
Gama, Cilla bersama dengan Andrean saat ini sedang menikmati makan siang mereka sembari mengobrol. Andrean kebanyakan mengobrol bersama dengan Gama.
Gama anaknya memang sangat cerdik dan tukang cerita, tetapi sangat beruntung jika Andrean menjadi pendengar dan bahkan tidak menyangkal semua cerita itu seolah-olah mendukung Gama.
Cilla hanya tersenyum melihat hal itu, dia bahkan sejak tadi tidak ikut campur atau melarang putranya untuk tidak mengganggu Andrean.
"Kalau begitu lain kali kamu harus mengajak Om untuk acara di sekolah kamu. Om juga bisa menjadi suporter yang hebat dan pasti pesertanya akan langsung menang," ucap Andrean.
"Baiklah, nanti Gama akan mengundang Om untuk acara festival piano," jawab Gama begitu sangat semangat.
"Kamu bisa bermain piano?" tanya Andrean.
"Benar!" jawab Gama.
"Kamu benar-benar anak laki-laki yang hebat, kamu bisa melakukan semuanya. Bukan hanya tampan, tetapi juga pintar dengan memiliki segudang hobi yang keren," puji Andrean memberikan dua jempolnya sebagai apresiasi kepada anak laki-laki tersebut.
"Semua karena didikan Bunda. Gama tidak akan seperti ini jika bukan Bunda yang selalu menjadi support untuk Gama. Gama juga tidak akan tampan jika Bunda Gama tidak cantik," ucap Gama tidak akan pernah lelah untuk menyebutkan seseorang yang menjadi pahlawannya selama ini.
Cilla mendengar hal itu hanya tersenyum saja, sudah menjadi kebiasaan jika mendapat pujian dari putra satu-satunya.
"Kamu benar, semua yang ada pada diri kamu adalah pembawaan dari Bunda kamu. Bunda kamu memang cantik, baik dan lembut," ucap Andrean memberi pujian kepada Cilla sembari menoleh ke arah Cilla dengan tatapannya begitu dalam.
Cilla seketika menjadi gugup, bagaimana tidak jika dirinya dipuji oleh seorang pria dewasa, wajahnya bahkan dengan cepat memerah.
Cilla mengalihkan pandangan dan suasana hatinya yang tiba-tiba saja tidak kondusif dengan cara mengaduk-ngaduk orange juice dan kemudian langsung meneguknya.
Andrean juga tersenyum dengan keduanya sama-sama saling melihat, keduanya sepertinya salah tingkah. Sementara Gama sudah kembali kepada aktivitas makannya.
Ternyata bukan hanya makan siang bersama, Andrean yang tidak memiliki kesibukan mengajak ibu dan anak itu untuk ke taman bermain.
Cilla setuju karena menurutnya selama berada di Indonesia Gama memang belum pernah bermain bersamanya dan paling tidak hanya diajak Lulu untuk menonton bioskop.
"Wau, di sini benar-benar keren sekali. Banyak permainannya," ucap Gama tampak takjub ketika sudah berada di tempat permainan tersebut.
"Gama boleh bermain apapun yang Gama inginkan. Besok hari libur dan tidak ada salahnya untuk menghabiskan hari-hari ketika sudah merasa pusing dalam belajar," ucap Andrean.
"Baik Om," sahut Gama terlihat begitu bahagia.
"Gama!" tiba-tiba saja mereka bertiga menoleh ke arah suara tersebut dan ternyata Mikayla menegur dirinya, Rasyid dan Metta juga ikut bersama Mikayla.
"Mikayla, kamu ada di sini juga?" tanya Gama.
"Aku diajak Papa untuk ke teman hiburan karena sudah mendapatkan nilai bagus," jawab Mikayla.
"Wau. Kalau aku diajak Om Andrean karena besok hari libur," ucap Gama.
Mata Rasyid langsung melihat ke arah Andrean dan Andrean hanya tersenyum. Sementara Cilla bersikap biasa saja kepada pasangan suami istri itu, dia juga awalnya tidak menyapa karena sudah mengetahui pasangan suami istri itu sedikit sombong dengan tidak memiliki keramahan kepadanya. Jika bukan karena putranya Cilla juga malas jika harus menyapa Mikayla.
"Hmmm, Gama sebaiknya langsung kita mulai saja, kita naik itu!" ajak Andrean membuat Gama menganggukan kepala dan tidak lupa Andrean juga menga Cilla.
Rasyid tampak sendu melihat Cilla bersama Gama harus pergi bersama laki-laki lain. Tatapan matanya tidak bisa bohong, terlihat jelas ada kecemburuan dan rasanya ingin mengungkapkan kepada Cilla bahwa dia adalah suaminya dan Rasyid tidak ingin egois yang takut keadaan Cilla tiba-tiba saja entah kenapa-napa.
"Sepertinya hubungan mereka sudah berjalan sejak lama," ucap Metta berbicara pelan tepat berada di sebelah Rasyid.
"Kenapa kamu harus mengatakan hal itu kepadaku?" tanya Rasyid.
"Rasyid, aku hanya ingin kamu melihat kenyataan, bahwa Cilla tidak akan mungkin bisa lagi bersamamu, dia bahkan sudah pernah menikah dan sudah memiliki anak. Sekarang dia juga dekat dengan laki-laki lain. Lihatlah mereka layaknya seperti keluarga bahagia," ucap Metta mencoba untuk membuat hati Rasyid panas.
"Daripada kamu mengharapkan sesuatu dari wanita yang tidak bisa kamu harapkan dan ada sebaiknya kamu memperbaiki rumah tangga kamu. Bagaimanapun kamu akan menanggung semua dosa yang kamu ciptakan sendiri. Aku istri sahmu dan sudah seharusnya kamu memperlakukanku dengan baik," ucap Metta membuat Rasyid menatap tajam ke arahnya.
Rasyid tidak mengatakan apapun dan merasa tidak ada gunanya dan lebih baik membawa Mikayla pergi.
Bersambung....
mudah2an cilla bahagia bersama andrean dan ada pigur ayah untuk gama
untuk rasyid hidupmu ha akan bahagia bersama cilla