NovelToon NovelToon
Beyond The Realm Of Gods

Beyond The Realm Of Gods

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Budidaya dan Peningkatan / Mengubah Takdir
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

Ketika Li Yun terbangun, ia mendapati dirinya berada di dunia kultivator timur — dunia penuh dewa, iblis, dan kekuatan tak terbayangkan.
Sayangnya, tidak seperti para tokoh transmigrasi lain, ia tidak memiliki sistem, tidak bisa berkultivasi, dan tidak punya akar spiritual.
Di dunia yang memuja kekuatan, ia hanyalah sampah tanpa masa depan.

Namun tanpa ia sadari, setiap langkah kecilnya, setiap goresan kuas, dan setiap masakannya…
menggetarkan langit, menundukkan para dewa, dan mengguncang seluruh alam semesta.

Dia berpikir dirinya lemah—
padahal seluruh dunia bergetar hanya karena napasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 — Anggur Legendaris dari Pria yang Tak Tahu Dirinya Legenda

Pagi itu udara begitu segar sampai embun pun terasa seperti menempel dengan manja di ujung daun. Li Yun berdiri di tengah kebunnya yang hijau, memegang keranjang anyaman besar di sebelah kiri, sementara tangan kanannya cekatan memetik tomat, cabai, sawi, dan berbagai tanaman yang ia tanam tanpa teknik khusus—atau setidaknya dia merasa tidak pakai teknik khusus.

“Ini sudah penuh lagi…” gumamnya sambil sedikit memiringkan kepala, keranjang besar itu sudah menumpuk sampai seperti gunung kecil.

Setiap kali ia memanen, hasilnya selalu melimpah… terlalu melimpah, bahkan menurut standar dewa panen sekalipun.

Dengan langkah santai, Li Yun berjalan menuju gubuk kayu kecil di belakang rumah—tempat ia menyimpan semua hasil panennya.

Begitu membuka pintu gubuk, ia terpaku.

Di dalam sana…

buah-buahan dan sayuran segar menggunung seperti gunung sesembahan festival panen. Warna-warna hijau, merah, ungu, dan kuning bersinar seperti baru dipetik beberapa detik lalu. Aroma segarnya memenuhi udara.

Padahal beberapa di antaranya sudah disimpan berbulan-bulan.

“…Padahal tidak pakai pengawet,” gumam Li Yun. “Tidak masuk kulkas juga… tapi tidak ada satu pun yang membusuk.”

Dia masuk, menggeser tumpukan wortel dan apel.

Tidak ada satu pun perubahan warna. Tidak lembek, tidak busuk, tidak kisut. Semuanya segar seperti bayi yang baru lahir ke dunia.

“Mau dibuang, sayang… mau disimpan terus, nanti overload…”

Ia menatap langit-langit gubuk.

“Mau bikin lumbung baru? …Malas.”

Ia menggaruk kepalanya.

“…Lalu harus aku apakan semua ini?”

Saat itu pandangan matanya berhenti pada satu tumpukan besar.

Tumpukan anggur.

Ungu kemilau, bulat, dan gemuk seperti daging naga yang sudah dimarinasi satu hari penuh. Ada begitu banyak sampai membuatnya ingin bertanya: apa aku menanam kebun atau pabrik anggur?

Li Yun terdiam.

Lalu ia menoleh ke belakang.

Di pojokan kebun, sebuah barrel kayu besar berdiri kesepian, berdebu, seperti sudah lama tidak dipakai. Barrel itu seakan menatapnya balik sambil berkata:

Pilih aku. Tolong pilih aku. Sudah bosan nganggur.

Li Yun menatap anggur.

Menatap barrel.

Menatap anggur lagi.

Lalu barrel.

Lalu anggur.

Seketika di atas kepalanya seperti muncul lampu kuning menyala “ting!”.

“Bagaimana kalau aku bikin minuman anggur saja?”

Dia mengangguk puas pada dirinya sendiri.

“Lumayan bisa mengurangi kapasitas penyimpanan… dan sudah lama aku tidak minum-minum. Terakhir minum di restoran kota rasanya hambar sekali.”

Ia memijit pelipisnya. “Memang semua makanan dan minuman di dunia ini sekarang terlalu hambar…”

Ia tidak sadar, makanan dan minuman dunia terasa hambar karena lidahnya sudah level immortal gourmet.

Li Yun mengambil beberapa keranjang dan mengisi semuanya dengan anggur segar yang menggunung itu.

Li Yun membawa semua anggur ke sumur belakang dan mulai mencucinya. Ia bergumam sambil bekerja.

“Begini… begini… dulu lihat orang kota bikin minuman anggur pakai alat aneh-aneh, tapi kupikir cukup diremas, disaring, lalu difermentasi…”

Dia meraih ember besar.

Dengan lirih ia berkata, “Semoga aku ingat langkahnya dengan benar…”

Anggur pertama ia remas dengan tangan telanjang.

Blethok! Blethok! Praaak!

Terlalu kuat.

Buahnya bukan hanya hancur, bahkan bijinya langsung lenyap seperti dihancurkan mesin industri.

“…Eh.”

Dia memandang tangan sendiri, lalu anggur yang kini berubah jadi bubur super halus.

“Yah… yang penting hancur.”

Ia ulangi lagi.

Dan lagi.

Tapi setiap kali ia memeras, hasilnya bukan sekadar jus… melainkan cairan ungu yang sangat jernih, sangat murni, tanpa satu pun ampas tersisa. Cairan itu memantulkan cahaya seperti kristal spiritual.

Li Yun mengangguk puas.

Padahal kalau ada ahli alkimia atau dewa pemabuk melihat itu, mereka akan langsung berlutut menangis.

“Lumayan… hasilnya bagus. Meskipun teknikku agak kasar…”

Setelah jusnya jadi, ia menuangkannya ke barrel kayu.

“Hmm… sepertinya butuh gula sedikit…”

Ia mengambil segenggam gula biasa dan menuangkannya.

Tapi saat gula itu jatuh, butirannya bersinar seperti bintang.

“…Kenapa jadi kelihatan mewah begitu…?”

Ia menggelengkan kepala.

“Khayalanku saja mungkin.”

Lalu ia menambahkan sedikit air sumur.

Air sumur biasa.

Yang pada kenyataannya, air sumur itu sudah diperkuat oleh akar pohon Nirvana yang berada di bawah tanah—air yang bahkan satu tetes bisa membuat kultivator tingkat tinggi bermeditasi tiga hari tanpa lelah.

Li Yun mengaduk barrel itu dengan sendok kayu besar.

Dan saat ia aduk…

Angin berhembus pelan.

Aroma anggur yang belum difermentasi saja sudah membuat burung-burung di sekitar pingsan karena terlalu wangi.

Di kejauhan, naga air dan Baal ikut menoleh.

“Wah… apa itu?” tanya Baal, bulu ekornya berdiri.

Naga air mengerutkan alis. “Tunggu… itu aroma Dao alkohol kuno…? Tidak, tidak mungkin…”

Pohon Nirvana ikut bergetar.

“Naga air… aroma itu… bukan aroma biasa…”

Naga air menelan ludah.

“Sepertinya… kita harus bersiap kalau tuan membuat sesuatu yang bisa mengguncang dunia lagi.”

Baal menegang. “…T–tunggu, jangan bilang itu hanya sesuatu sesederhana makanan lagi…?!”

Naga air menghela napas berat. “Aku harap begitu. Tapi biasanya… tidak pernah sesederhana itu.”

Kembali ke Li Yun

Li Yun yang tidak tahu apa-apa mengaduk barrel itu dengan riang.

“Setelah ini tinggal tutup dan tunggu saja. Semoga jadi… karena aku juga nggak terlalu yakin…”

Ia menepuk barrel itu dan menutup nya.

“Jangan meledak, ya. Kau barang lama soalnya.”

Barrel itu bergetar sedikit.

Seperti berkata: Siap, tuan. Aku akan berusaha.

Li Yun duduk di bangku kayu kecil sambil menyeka keringat.

“Ahh… kalau nanti jadi minuman anggur… mungkin bisa kupakai buat hiburan malam. Sudah lama tidak merasakan hangatnya minuman enak…”

Ia menengok ke arah gubuk penyimpanan yang masih penuh.

“Hmmm… setelah ini aku harus cari cara mengurangi hasil panen lain juga…”

Tiba-tiba ia menggeleng cepat.

“Tidak, tidak. Jangan kepikiran dulu. Fokus di anggur dulu.”

Ia memandang barrel penuh ekspektasi. “Semoga kali ini minumannya tidak hambar…”

Padahal kalau minuman itu jadi, satu tetes bisa membuat dewa tingkat tertinggi mabuk selama seribu tahun.

Pohon Nirvana berbisik pada naga air

“Jika minuman itu matang… aku rasa seluruh dunia atas akan berebut satu tetes.”

Naga air gemetar. “Aku… aku bahkan mencium aroma yang bisa menembus ratusan ruang formasi… Tuan… tuan benar-benar membuat sesuatu yang tidak bisa diprediksi…”

Baal menelan ludah. “Apa aku… harus mulai mempersiapkan mental…?”

Naga air menepuk kepala Baal dengan siripnya. “Ya. Ini baru awal hidupmu sebagai peliharaan tuan.”

Li Yun berdiri, merentangkan badan.

“Oke! Satu pekerjaan selesai…”

Ia kemudian berjalan kembali ke rumah sambil bersenandung kecil tanpa beban.

Tanpa ia sadari…

Dalam barrel kayu itu, cairan anggur berwarna ungu muda mulai berputar sendiri. Gelombang Dao perlahan menari di permukaannya, membentuk pola misterius yang sudah hilang dari dunia sejak era kuno.

Barrel itu bergetar…

tapi bukan karena jelek.

Melainkan karena menahan sesuatu yang bahkan dewa anggur pun tidak mampu ciptakan.

Sebuah minuman…

yang akan menjadi legenda di antara legenda.

Tentu saja…

Li Yun menganggap semua itu hanya anggur rumahan biasa.

1
Kirana
true 😂
Davide David
lanjut thor💪💪💪💪
RDXA: siap laksanakan 🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!