NovelToon NovelToon
Wasiat Yang Menyakitkan

Wasiat Yang Menyakitkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rani

Enam bulan pernikahan Anindia, badai besar datang menerpa biduk rumah tangganya. Kakak sang suami meninggalkan wasiat sebelum meninggal. Wasiat untuk menjaga anak dan juga istrinya dengan baik. Karena istri dari kakak sang suami adalah menantu kesayangan keluarga suaminya, wasiat itu mereka artikan dengan cara untuk menikahkan suami Nindi dengan si kakak ipar.

Apa yang akan terjadi dengan rumah tangga Nindi karena wasiat ini? Akankah Nindi rela membiarkan suaminya menikah lagi karena wasiat tersebut? Atau, malah memilih untuk melepaskan si suami? Ayok! Ikuti kisah Nindi di sini. Di, Wasiat yang Menyakitkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#23

"Om papa mau ke mana?"

"Om papa ada urusan. Kamu tinggal sama mama, oma, dan tante ya, Nak."

"Gak mau. Om papa harus temani Lena di sini. Lena mau di temani om papa saja. Gak mau yang lainnya."

"Lena. Om papa punya urusan. Tidak bisa terus di sini untuk menemani Lena. Lena bisa mengerti bukan apa yang om papa katakan?"

"Gak mau! Lena maunya ditemani om papa."

Kesabaran Afi akhirnya lenyap juga. Dia yang sedang banyak pikiran, mana bisa terus bersikap sabar menghadapi tangisan keponakannya yang sangat manja itu. Yang selalu ingin dituruti apapun yang dia inginkan.

"Lena!"

Satu bentakan yang langsung membuat anak kecil itu terdiam beberapa saat. Lalu, kemudian semakin memperkeras tangisannya.

"Astaga! Apa yang terjadi?" Nisa datang dengan tergesa-gesa di susul Hana dan Desi.

"Kamu apakan dia, Afi? Kenapa kamu buat dia menangis?"

"Tolong, urus dia sekarang. Aku punya urusan yang sangat penting. Aku tidak bisa tetap diam di sini. Jadi tolong, buat dia diam. Dan jangan terlalu bergantung padaku."

"Hanafi!" Nisa memanggil anaknya dengan nada tinggi. "Apa-apaan kamu ini? Apa yang baru saja kamu katakan? Apa yang lebih penting dari Lena?"

"Hidupku, Ma. Yang lebih penting dari segalanya adalah keluarga ku. Istriku. Anindia."

"Hah! Sudah ku duga. Semua ini pasti gara-gara ulah wanita kurang ajar itu. Wanita keras kepala yang sudah merusak keluarga kita. Semua gara-gara dia yang bikin kamu tidak tenang."

"Kenapa sih, Kak?" Hana pula ikut bicara. "Kenapa kamu masih memikirkan dia? Bukankah dia yang ingin pergi? Kita tidak mengusirnya. Dia yang ingin pergi sendiri. Lagian, dia juga sudah dewasa. Dia tahu apa yang harus dia lakukan."

Tatapan Afi tajam menusuk ke arah adik bungsunya. "Dia yang ingin pergi? Iya. Memang dia yang ingin pergi. Tapi dia pergi gara-gara aku. Gara-gara kalian yang tidak bisa membuatnya terus bertahan."

"Kenapa-- "

"Sudahlah. Tolong jangan berdebat lagi." Desi angkat bicara seolah menjadi penengah dari perdebatan keluarga ini.

"Afi. Pergilah! Carilah Nindi sekarang juga. Aku yakin dia sedang sangat kesal. Jadi, pergilah bujuk dia. Untuk Lena, aku minta maaf. Dia begini karena dia kehilangan sosok ayahnya. Jadi, dia hanya punya kamu sebagai sosok ayah. Tolong, jangan abaikan dia lain kali."

Afi terdiam memikirkan apa yang baru saja Desi ucapkan. Dia tatap wajah polos Lena yang sedang ada dalam pelukan Desi. Hatinya iba akan wajah polos itu. Namun, sisi lain hatinya kini sudah bisa kuat. Wajah Anindia adalah pemicunya.

'Tidak. Kali ini aku tidak lagi bisa tetap tinggal di sini. Aku harus menemukan Anin. Semakin lama ku biarkan Anin pergi dari rumah, semakin sulit pula aku bisa membujuknya untuk tetap tinggal di sisi ku. Aku harus pergi sekarang juga untuk menemukan wanitaku.' Afi berucap dalam hati.

Dia genggam erat kedua tangannya. Lalu, dengan hati yang sudah dia mantapkan untuk melangkah, kaki itu dia angkat. Sayangnya, penghalang akan tetap ada. Tapi kali ini, karena hati sudah mantap, tidak akan ada yang bisa menggoyahkan niat lagi.

"Afi. Kamu tega meninggalkan Lena? Dia baru saja terluka, Fi." Nisa berucap dengan nada kesal.

Sayangnya, ucapan Nisa kali ini tidak mampu untuk menahan langkah anaknya. Si anak tetap pergi tanpa menoleh sedikitpun. Kesal Nisa bukan kepalang. Tapi, yah ... mau bagaimana lagi? Anaknya sudah pergi meninggalkan rumah tersebut.

"Benar-benar wanita pembawa sial perempuan itu. Gara-gara ulahnya, Afi semakin tidak mau mendengarkan apa yang aku katakan. Gara-gara wanita itu, Afi tega meninggalkan Lena yang sedang terluka."

"Sudahlah, Ma. Afi mungkin sangat mengkhawatirkan keadaan Nindi. Jadi, biarkanlah. Tapi, aku sungguh sangat sedih melihat Lena yang terluka tapi harus kecewa gara-gara Afi tinggalkan," ucap Desi dengan wajah yang sangat sedih. Tentu saja, wajah sedih hanya hanya pura-pura saja. Karena sesungguhnya saat ini, hati wanita itu sedang sangat kesal.

Susah payah dia menciptakan suasana yang tidak baik sampai harus mengorbankan anaknya. Eh ... tetap saja usahanya untuk membuat Afi tinggal di rumah itu gagal total.

Afi tetap saja pergi untuk mencari Anindia. Wanita yang sedang menjadi saingan beratnya dalam mendapatkan hati Hanafi. Pria yang dia sukai sejak lama.

'Sialan Anindia. Kenapa masih bisa membuat hati Hanafi cemas? Padahal, dia tidak melakukan apapun, tapi sudah mampu membuat Afi yang biasanya sangat mengutamakan Lena, jadi tidak perduli lagi pada anak ini. Apa lagi yang bisa aku lakukan selanjutnya?'

*

"Aku yakin, Anin pasti ada di rumah ayah. Karena di kota ini, ke mana lagi Anin bisa pergi selain rumah ayah," ucap Hanafi sambil terus mengemudi.

Mobil ia jalankan ke alamat yang ingin dia tuju. Beberapa waktu kemudian, mobil itupun tiba ke tempat tujuan. Kediaman orang tua Nindi.

Saat mobil berhenti, ayah Nindi sedang sibuk dengan tanaman hiasnya di depan rumah. Sedang Nindi, wanita itu sedang sibuk dengan kebun bunga milik ayahnya di belakang rumah.

Tangan ayah Nindi berhenti mengerjakan pekerjaannya ketika melihat mobil yang cukup dia kenali siapa pemiliknya. Lalu, saat pemilik dari mobil itu turun, ayah Nindi langsung mendengus kesal.

Sementara itu, Afi berjalan dengan perasaan yang sedikit gugup. Hatinya semakin gugup ketika langkahnya semakin mendekat ke arah ayah Nindi.

Dan, seperti yang dia duga. Sambutan yang ayah mertuanya berikan sangat tidak bersahabat. Ayah mertua Afi langsung menatap tajam ke arah Hanafi yang ada di depannya.

"Mau apa kamu datang?"

"Ayah. Aku-- "

"Jangan panggil aku ayah. Kamu bukan anakku."

"Ayah, maaf. Aku tahu aku salah. Aku sudah buat ayah kecewa. Tapi, aku ingin bertemu Anin, ayah. Tolong, izinkan aku masuk buat bertemu dengan istriku."

Mendengar kata istriku yang baru saja Afi ucapkan, amarah Roslan tidak bisa lagi dia tahan. Dia langsung berdiri sambil menggenggam erat tangannya, tak lupa, tatapan mata tajam menusuk seakan tidak berkedip sedikitpun. Seolah, Hanafi adalah mangsa empuk yang sangat lezat di mata ayah Nindi.

"Istrimu? Siapa yang kamu sebut istrimu di sini? Anakku? Sayangnya, anakku tidak layak lagi kamu sebut istri. Karena saat kamu minta restu padaku sebelum menikah dengannya, kamu sudah berjanji tidak akan menyakiti dia. Tapi sekarang, kamu malah telah melupakan janji itu."

"Ayah. Aku salah. Aku tidak bermaksud melupakan janji yang telah aku perbuat pada ayah. Semua itu gara-gara-- "

"Gara-gara apa? Gara-gara wasiat yang kakakmu tinggalkan? Wasiat yang meminta kamu menjaga istrinya? Oh, kamu sungguh sangat baik pada saudaramu. Tapi sayangnya, kamu bukan suami yang baik untuk anakku."

"Ayah."

Mata Afi terlihat berkaca-kaca. Sungguh, dia tidak ingin berdebat dengan orang tua ini. Tapi, dia ingin tetap bertemu dengan istrinya. Dia sangat ingin mempertahankan orang yang dia cintai walau seluruh dunia menolaknya. Takdir, sungguh luar biasa kejam ternyata.

1
yuni ati
Mantap/Good/
Jumiah
bs jd itu lain anakx ali suamix ..
anak selingkuhan desy..
Jumiah
ntt desy selingkuh hamil baru tau rasa mm x afi...
Jumiah
nindi ajukan sdh gugat ceremu ...
kmu pasti bisa melewatix ,ad x
dukungan ayah mu nin...
sdh gk layak dipertahan kan rmh tangga mu nin...
Jumiah
anin pergilah sejauh mungkin ...
tinggalkan afi .sdh gk ad yg pantas
pertahan kan ,jangan paksakan untuk
melewati kerikil2 itu ...
Jumiah
nindi kmu hrus tegas jangau mau di dua kan ..
Jumiah
gk usag banyak gaya afi klo memang mau nikah lg cerekan dulu nindi...
semoga pd menyesal ntt x setelah pisah sma nindi...biar tau rasa
Patrick Khan
.emak km sukses bikin mental afi down... desi km gk sadar afi gk doyan km😏😏😏
Lee Mbaa Young
Semoga cpt cerai, kl pun hanafi gk bisa balik lagi ma mantan semoga dpt wanita yg baik gk kayak Desi.
Lee Mbaa Young
Lah pelakor merusak rumah tangga orang kok mau bhgia. mimpi saja kau.
itu karma mu.desi enak kan, dah rahim rusak gk bisa punya anak pelakor lagi. iuhh amit amit.
mnikah diatas derita wanita lain kok mau bhgia, nyadar lah kau itu pelakor.
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
.akhir nya nenek lampir ketauan jg kan😏😏belom tau busuk nya desi km nek lampir..
Lee Mbaa Young
eh laporkan dokter nya ke polisi krn mau mmbuat laporan palsu.
Lee Mbaa Young
Semoga nnti beneran sakit parah tu tua bangka.
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
aku suka😍😍😍
Patrick Khan
.kak anin apa nindi si.. typo ya.. 🙏😁😁anindia kadang anin kadang nindi ..
Patrick Khan: ayo up lg aja kak..
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!