NovelToon NovelToon
My Posesif Husband

My Posesif Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: israningsa 08.

Setelah menikah, Laura baru tau kalau suaminya yang bernama Brian sangat posesif, bahkan terkadang mengekang, semua harus dalam pengawasannya.
Apakah Laura bahagia dengan Brian yang begitu posesif? akankah rumah tangganya bisa bertahan? sejauh mana Laura tahan dengan sikapnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon israningsa 08., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

My posesif husband. 23. Harapan

Sontak saja Brian kaget, siapa juga yang tidak terkejut kalau tiba-tiba didorong padahal dirinya lagi menggebu-gebu ingin merasakan kenikmatan?.

"Ada apa Ra? Kok mas di dorong sih? Kamu nggak mau main atau gimana?"

"Aku harus kekamar mandi dulu mas!" Ujarnya seketika berlari menuju kamar mandi.

Brian heran, alisnya bertaut penuh tanda tanya melihat Laura.

Huhuhu....

Laura keluar dari kamar mandi, wajahnya pucat dengan air mata bercucuran membanjiri pipinya. Brian panik, segera meninggalkan kasur berlari menghampiri Laura.

"Loh kok nangis sayang? Ada apa? Apa karena tadi aku marah? Maaf! Aku minta maaf sayang... Jangan nangis dong!"

Laura menggeleng, air matanya diusap, "Bukan itu mas! Tapi aku haid huhuh.... "

Mendengarnya langsung membuat Brian langsung membeku ditempatnya, "Kalau cuman masalah itu terus kenapa harus nangis sih Ra?"

"Karena itu artinya aku beneran nggak hamil mass! Huhuh.... "

"Ya ampun, kamu ini shuhtt... shuttr... jangan nangis lagi!" Ucapnya berusaha menenangkan.

"Sayang... Dengerin aku, ada banyak perempuan diluaran sana yang jadi pejuang garis dua yang udah tahunan bahkan puluhan tahun belum dikaruniai anak, bukan cuman kita!"

"Kalau itu juga aku tau mas! Aku nggak nyangka aja ternyata begini rasanya setelah menikah berharap langsung hamil tapi bukannya garis dua malah haid huhuh.... " Tangis Laura makin pecah memikirkannya.

Brian menghela nafasnya, menarik tubuh Laura kedalam pelukannya, mengusap lembut rambut Laura berharap dari usapan itu Memberikan sedikit ketenangan.

"Sudah sayang! Jangan nangis lagi!"

Bukannya meredah, tangis Laura makin pecah, Brian tak lagi bicara malah membiarkan Laura menangis sejadi-jadinya.

Setelah merasa tenang, Brian mengusap air matanya, "Aku ambilin minum ya?!" Tawarnya.

Laura menggeleng, "nggak usah mas, aku nggak haus!"

"Biar kamu merasa lebih baik Ra.... "

"Nggak usah mass.... " jawab Laura dengan nada yang terdengar sedikit ditekan.

"Ya udah!" ucap Brian lembut, ia menyeka rambut yang menghalangi wajahnya, menyelipkan di telinga Laura kemudian mengelus punggung istrinya itu.

"Sayang... Kadang ya, setelah menikah banyak pasangan yang sudah siap jadi orangtua, sudah siap mentalnya, fisiknya dan ekonominya tapi belum di kasih, ada juga yang belum siap jadi orangtua tapi langsung hamil! Semua tergantung yang diatas sayang! Jadi kita nggak boleh putus asa!"

"Aku kecewa aja mas! Padahal tadi itu aku kira aku udah hamil, makanya aku semangat banget buat ke dokter, tapi sekarang malah langsung Haid!"

"Nggak boleh kecewa... Lagian haid itu kalau mau datang ya langsung datang kan? Nggak mungkin kita bilangnya, 'heii haid... Kamu datangnya lusa aja yah... Atau heii haid kamu datangnya harus pagi dong jangan pas malam! Nggak mungkin kan sayang?"

Air matanya masih menetes, saat bibirnya melengkung membentuk senyuman, ia tertawa pelan namun pendek, bahkan nyaris tak terdengar," hehe... mas bisa aja!"

"Nah gitu dong... Kamu cantik kalau ketawa sayang....!" ucap Brian sedikit menghiburnya.

"Mas do'ain yahh semoga bulan berikutnya aku bisa positif!"

"Iya... Mas nggak bakalan lupa selalu do'ain kamu! Tapi nggak boleh terlalu banyak fikiran dulu, ingat apa kata dokter!"

"Iya mas!"

"Ehm... Perut kamu masih kram? Perlu mas kompres?"

"Enggak mas! Aku baik-baik aja, mungkin karena obat pereda nyeri yang aku minum tadi"

"Ohh yang dari dokter?" Tanya Brian yang langsung diiyakan oleh Laura.

Malam harinya mereka berbaring diatas ranjang, Brian tidur telentang dengan mata terbuka menatap langit-langit di tengah kegelapan. Sementara Laura berbaring miring memeluk guling dengan erat berharap bisa menenangkan fikirannya yang kalut.

"Nggakpapa Ra... Semua sudah di atur dengan porsinya masing-masing!" Gumam Laura dalam hati.

***

Dibulan berikutnya, Laura kembali was-was sebab menstruasinya telat lagi. Ini sudah 3 hari tepatnya.

Sambil mondar-mandir disamping ranjang Laura menggigit-gigit ujung kukunya, Ia duduk, lalu berdiri, lalu duduk lagi tak tahu harus bagaimana mengusir kecemasan yang makin menyesakkan.

"Apa aku telpon mas Brian aja ya supaya dia anterin aku ke kedokter? Atau beli testpeck dulu?"

Laura kemudian meraba perutnya, ia merasa ada sedikit keras di bagian bawah perutnya, "Apa aku udah isi? Ehh nggak... Aku nggak boleh senang dulu! Aku nggak mau kayak sebelumnya malah kena prank!"

"Hufhh... Kayaknya nggak usah tanya mas Brian dulu deh, lebih baik aku keapotik beli testpeck!" Ucapnya bicara pada dirinya sendiri.

Dengan penuh tekad, Laura mengambil kunci mobil, ia berjalan pelan keluar dari rumah menuju bagasi.

"Semoga saja ada kabar baik hari ini!" Harapnya.

1
Lailaaaaa❤
Sok banget si Mila ini😒
Milenial
ditunggu next epsnya thoor
Milenial
lanjut thorr ceritanya seruuuu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!