NovelToon NovelToon
Pewaris Untuk Om Khan

Pewaris Untuk Om Khan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Menikah Karena Anak
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Setiap perempuan yang berstatus seorang istri pasti menginginkan dan mendambakan memiliki seorang keturunan itu hal yang wajar dan masuk akal.

Mereka pasti bahagia dan antusias menantikan kelahirannya, tetapi bagaimana jadinya kalau seorang anak remaja yang berusia 19 tahun yang statusnya masih seorang gadis perawan hamil tanpa suami??

Fanya Nadira Azzahrah dihadapkan pada situasi yang sangat sulit. Dia harus memilih antara masa depannya ataukah kehidupan dan keselamatan kedua saudaranya.

Apakah Caca bersedia hamil anak pewaris Imran Yazid Khan ataukah harus melihat kakaknya mendekam dalam penjara dan adiknya meninggal dunia karena tidak segera dioperasi??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 23

Caca melototkan matanya sampai-sampai mulutnya menganga lebar melihat siapa sosok pria yang baru saja masuk ke dalam ruang operasi.

“Abang Zacky,” ucapnya Caca yang sontak menangis tersedu-sedu melihat kedatangan kakak kembarnya tanpa terduga.

Zacky membalas senyuman adiknya sambil menggendong baby Ario bergantian dengan baby Abyan dan terakhir baby Andara.

Zacky melantunkan kalam Ilahi dan asma Allah SWT dengan begitu merdunya di telinga ketiga keponakan kembarnya secara bergantian.

Zacky bertindak layaknya seorang ayah biologisnya baby triple untuk melantunkan dan memperdengarkan suara adzan beserta iqamah di telinga bayi yang masih terlihat merah itu.

Siapapun yang mendengar dibuat merinding dan terharu saking menghayati mengucap kata perkata dari seruan untuk melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim.

“Wajah mungilmu begitu menggemaskan. Tumbuhlah menjadi anak yang kuat, sehat, dan selalu dalam pelukan kasih sayang orang tua,” Annisa ikut melihat bayi-bayi mungilnya Caca.

“Syukur Alhamdulillah atas kelahiranmu yang lancar ponakan ganteng dan cantiknya Uncle Zidan. Do’a kami, semoga kamu menjadi penyejuk mata orang tua dan selalu dalam kebaikan,” Zidan mengecup pipi ketiga keponakannya.

“Dengan penuh suka cita, kami menyambut kelahiranmu. Semoga kelak kamu menjadi penerang keluarga dan bermanfaat bagi banyak orang,” air matanya Zacky berjatuhan melihat pengorbanan adik kembarnya.

Zacky berjalan ke arah adiknya yang sudah tertidur karena pengaruh obat setelah melahirkan ketiga buah hatinya. Zacky mengecup kening Caca dengan penuh kasih sayang dan rasa haru.

“Makasih banyak dek, kamu sudah berjuang keras untuk kami dan saatnya kami membalas kebaikanmu,” Zacky mengusap wajahnya yang basah karena air matanya.

Setelah semua prosesnya selesai, Caca dipindahkan ke ruangan perawatan kelas dua untuk menutupi keberadaannya dari Emir dan lainnya.

Rendy berpamitan kepada kedua saudaranya Caca tanpa menunggu Caca bangun dari tidurnya.

“Aku titip Caca yah, sampaikan kepadanya kalau sudah bangun kami menyayangi Caca dan hiduplah lebih baik dari sebelumnya dan tetaplah jadi Caca yang baik hati kepada semua orang dalam keadaan apapun,” ucap Rendy yang tanpa disadarinya ada air mata yang menetes membasahi pipinya.

Zacky memeluk tubuh pria yang selalu dianggapnya sebagai penjaga adiknya. “Makasih banyak Abang, tanpa Abang kami tidak akan bertemu dan melihat langsung proses persalinannya Caca,” balasnya Zacky.

“Jaga Caca dan putrinya baby Adara, saya pamit. Selamat tinggal, Assalamualaikum,” ujarnya Rendy kemudian gegas berlalu sambil melirik ke arah Caca yang masih tertidur pulas.

“Waalaikum salam, selamat tinggal Abang Rendy,” balas ketiganya.

Zidan, Annisa dan juga Zacky duduk di dalam kamar perawatannya Caca sambil menunggu Caca siuman. Sedangkan kedua bayinya baby Abyan dan Ario sudah dipindahkan oleh Rendy.

Kedua bayi kembarnya sudah dipindahkan ke kamar perawatan VIP dimana Selina dan Imran berada yang baru saja balik dari Singapura.

Bayi mungil yang sempat dimasukkan ke dalam tabung inkubator beberapa jam yang lalu sudah bisa tinggal bersama kedua orang tuanya.

Dua minggu setelah kelahiran anak kembarnya Caca, dia dan kedua saudaranya pindah ke luar kota tepatnya di Makassar. Daerah asal usul bapak kandungnya pak Fahmi.

“Apa kamu yakin hari ini kita akan melakukan perjalanan jauh?” Tanyanya Zacky yang melihat Caca sedang memberikan asi eksklusif kepada putrinya.

Caca tersenyum tipis,” aku sudah siap kok Bang. Kita akan memulai hidup baru di sana dan meninggalkan kota Jakarta kota tempat kita dilahirkan dan dibesarkan. Kota yang menyimpan dan memberikan sejuta kenangan indah.”

“Aku bantuin kakak masukin barang-barang di dalam tas,” pintanya Zidan.

“Barang-barang penting saja di bawa pergi, selebihnya kita akan beli yang baru kita mampir di tanah Abang terlebih dahulu, aku mau ke Bank mengambil semua uang yang diberikan oleh Tuan Muda Imran. Nanti sampai di Makassar aku buat rekening baru,” ujarnya Caca yang sudah mantap dengan keputusannya itu.

“Baiklah kalau kamu sudah putuskan, Abang akan mengurus beberapa surat-surat penting dan menemui pak RT sekalian mau ke capil mengambil akte lahir anakmu,” ujar Zacky kemudian bangkit dari posisi duduknya.

Caca menatap kepergian kakaknya dari dalam kamarnya sambil memainkan jari jemarinya baby Andara yang kecil mungil.

Baru sekitar dua jam yang lalu kepergian Zacky, Annisa dan adiknya Amirah datang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Caca keheranan sekaligus prihatin melihat Amirah yang seperti orang yang linglung kehilangan akal sehatnya.

“Caca Annisa dijual oleh ibu ke tempat… masa depannya adikku sudah hancur di tangan pria hidung belang,” ratapnya Annisa yang tidak sanggup melanjutkan perkataannya.

Annisa menangis tersedu-sedu dalam pelukan Caca sedangkan Amirah hanya bungkam dia seribu bahasa.

“Astaghfirullah aladzim, ya Allah kenapa bisa terjadi hal sekejam ini. Bu Sarmi benar-benar kejam tega menjual putri sambungnya. Bapak ngomong apa setelah melihat kondisinya Amirah?” Tanyanya Caca.

“Bapak nggak ngomong apa-apa karena dia takut sama ibu, bapak diceraikan oleh ibu Sarmi, kami memutuskan untuk meninggalkan Jakarta dan ikut bersama kalian ke Sulawesi Selatan,” balasnya Annisa sesekali mengusap air matanya.

Gadis muda berusia 19 tahun itu hanya air matanya yang memperlihatkan kalau dia sedang menghadapi kenyataan pahit.

“Baiklah, kalau kalian juga mau ikut bersama kami ke Makassar nggak apa-apa. Tapi, ngomong-ngomong bagaimana dengan bapak dan ibu tiri kalian apa mereka sudah tahu kalau kalian mau hidup merantau?” Tanyanya balik Caca sambil melihat beberapa tas ransel sedikit lusuh yang mereka bawa.

“Kami sudah siap Ca, kami sudah memikirkan dan memutuskan baik-baik untuk meninggalkan segalanya di sini m Semua administrasi kepindahan kami pun sudah beres tinggal menunggu hari kapan kalian ke Makassar saja,” jelas Annisa.

Caca menitip anak bungsunya untuk dijaga oleh Annisa karena dia akan ke Bank dan ke toko pakaian untuk berbelanja ditemani oleh Zidan adik bungsunya.

Semua dipersiapkan dengan matang dan tanpa ada yang terlewatkan dan ketinggalan diambil oleh mereka untuk dibawa ke kota tujuan baru mereka.

Dua hari setelah persiapan mereka selesai, mereka melakukan perjalanan ke Makassar. Caca memiliki uang yang cukup untuk kehidupan mereka beberapa tahun ke depannya.

Tanpa terduga Rendy memberikan sejumlah uang yang nominalnya tidak sedikit ditambah dari Bu Maryam serta bonus yang dijanjikan oleh Imran kepadanya.

Caca menatap jalan yang dilaluinya ketika menuju ke bandara internasional Soekarno-Hatta Cengkareng. Hatinya seolah teriris sembilu tajam menusuk jantungnya.

Dia tidak pernah menyangka akan berada dalam kondisi yang seperti ini. Dia dan kedua adiknya harus pergi meninggalkan tanah kelahirannya.

“Selamat tinggal Jakarta, selamat tinggal semuanya. Entah sampai kapan kami akan meninggalkan kota ini, entah,” gumam Caca.

Air mata haru menyelimuti kepergian mereka menuju bandara internasional Sultan Hasanuddin Makassar.

Annisa dan adiknya berpelukan erat,” kamu harus sabar dan kuat, lihatlah Caca begitu tegar dan kuatnya menjalani kehidupannya, Mbak yakin kamu juga bisa.”

Amirah menyeka air matanya,” insha Allah Mbak.” ucapnya sendu Amirah.

Tanpa mereka sadari, diam-diam Rendy mengantar kepergian mereka hingga pesawat yang mereka tumpangi tinggal landas meninggalkan airport.

“Selamat jalan dek, semoga di sana kamu bisa hidup bahagia,” cicitnya Rendy sambil menyeka air matanya.

Pria yang kesehariannya selalu terlihat datar sedatar tripleks dan sekaku kanebo kering itu bisa juga terlihat sedih dan tanpa disadarinya ada air mata yang terlihat di sudut kelopak matanya.

Hanya butuh sekitar satu jam lebih perjalanan, mereka sudah sampai di Makassar. Sekitar setengah jam waktu tempuh untuk sampai ke rumah bapaknya Pak Fahmi, rumah peninggalan satu-satunya pak Fahmi selama masa hidupnya yang sudah direnovasi oleh Caca sebulan yang lalu.

Untungnya salah satu sepupu dari almarhum bapaknya, adalah tukang bangunan sehingga Caca tidak kesulitan mencari orang yang bisa merenovasi rumah berlantai satu itu.

Rumah yang memiliki empat kamar itu cukup luas untuk mereka huni dan tempati. Rumah yang tidak terlalu jauh dari pusat pemerintahan kota Makassar.

“Selamat datang di kota anging mammiri, kotanya para Daeng,” ucap Zidan.

Karena mereka akan satu rumah, Zacky memberanikan diri untuk melamar Annisa dan berniat menikahi Nisa dalam bulan ini. Mereka tidak ingin terjadi sesuatu mengingat mereka adalah pasangan kekasih.

Untungnya daerah sekitar lingkungan tersebut tidak terlalu ketat pemeriksaan data-data dan identitas penghuni ataupun warga baru, apalagi pak RT dan pak RK setempat adalah kawan baiknya Pak Fahmi.

Sedangkan di tempat lain…

Setelah perjalanannya ke Pakistan bersama dengan kedua orang tuanya barulah hari ini pulang ke tanah air bersamaan dengan kepergian Caca ke Makassar.

Emir sangat bahagia karena dua minggu lebih berpisah dari gadis yang amat dicintainya sepenuh hati. Senyuman terus terpatri dari wajah gantengnya.

“Caca, kakak kembali. Kakak sangat merindukanmu dek,” cicitnya Emir.

Sesekali dia memeriksa beberapa barang bawaan hadiah khusus untuk sang bumil tercinta.

Emir sengaja tidak menghubungi nomor ponselnya Caca, karena dia ingin memberikan kejutan kepada Caca.

“Gue yakin Caca pasti bahagia melihat kedatanganku dan kayaknya dia sudah melahirkan anak kembarnya,” cicitnya Emir.

Emir memarkirkan dengan asal mobilnya di depan pintu masuk rumahnya Imran. Ia berjalan terburu-buru ke arah belakang paviliun khusus art.

Kedatangannya disambut hangat oleh beberapa art yang sudah tahu kebiasaannya jika berkunjung ke rumah saudaranya itu.

“Selamat siang Tuan Muda Emir,” sapanya daeng Acok.

“Caca ada nggak di belakang Pak Acok?” Tanyanya Emir dengan raut wajah gembira.

Pak Acok terdiam dan tidak tahu harus berbicara apa untuk menjawab pertanyaan dari Emir salah satu majikannya.

Emir mengerutkan keningnya melihat tingkah lakunya pak Acok yang tidak seperti biasanya.

“Selamat pagi Tuan Muda Emir, kapan datangnya dari luar negeri?” Tanyanya Rita.

Bukannya menjawab malah dia bertanya tentang keberadaan Caca,” Caca dimana? Aku ingin bertemu dengannya.”

Pak Acok dan Rita saling bertatapan dan kebingungan harus berkata apa karena pertanyaan yang cukup sulit untuk mereka jawab.

Keningnya bertautan satu dengan yang lainnya,” kenapa kalian bengong saja! Orang kalau ditanya itu menjawab bukan diam kayak patung!” kesalnya Emir.

“Caca sudah lama pergi, Tuan Muda,” jawab Rendy yang baru saja datang ketika melihat kedatangan Emir dia berjalan cepat menemui pria berusia 32 tahun itu.

Emir menolehkan kepalanya ke arah belakang,” maksudnya pergi!? Kenapa dia pergi? Itu tidak mungkin! Caca kalau pergi setidaknya pasti dia akan menyampaikan kepadaku dan berpamitan jadi pasti Kamu sengaja berbohong kan!?”

Emir semakin meninggikan volume suaranya saking terkejutnya mendengar kalau Caca sudah pergi ke kampung halamannya.

“Terserah Tuan Muda mau percaya atau tidak! Karena Caca Itu sudah melahirkan dan kembali bersama dengan suaminya!” tegasnya Rendy.

Beberapa art berdatangan setelah mendengar teriakannya Emir, padahal mereka sedang bekerja.

“Itu tidak mungkin!? Caca pasti setidaknya mengabariku kalau akan pulang kampung, tapi ini sudah dua mingguan lebih nggak ngasih kabar apapun. Pasti ada yang ngga beres di sini, apa jangan-jangan kalian menyembunyikan sesuatu?” Emir menatap nyalang satu persatu orang-orang yang berdiri di sekitarnya.

“Terserah Tuan Muda mau percaya atau tidak! Karena Caca itu sudah bersuami dan Anda tidak berhak untuk mengatur hidupnya!” Rendi gegas pergi dari sana sebelum dia emosi menghadapi pria yang terobsesi dengan Caca.

“Memang benar, sudah hampir sebulan Caca pergi dari sini tanpa membawa barang-barang dari rumah ini, Tuan Muda.” Jelas bibi Minah.

“Caca pulang kampung dan kami sangat sedih melepas kepergiannya,” sahutnya bi Asih yang menangis tersedu-sedu mengingat kenangan bersama dengan Caca.

Saking kesalnya dia melempar sebuah kotak berisi hadiah dan buket bunga mawar ke atas lantai. Ia berlari ke arah mobilnya tanpa berucap sepatah katapun. Dia mengemudikan mobilnya tak tentu arah dengan kecepatan yang cukup tinggi.

“Argh!! Fanya Nadira Azzahra! Gue butuh kamu. Gue sangat sayang padamu! Kenapa Lo tega ninggalin gue!!” Teriaknya Emir sambil sesekali memukul setir kemudi mobilnya berulang kali.

1
Nar Sih
mimpi mu emang bnr imran ,kau punya dua ank permpuan dri dua ibu ,seperti nya zacki sdh tergoda wanita lain nih
Yani
Apa adiknya Imran ?
Nar Sih
makasih kak udah up panjang
sunshine wings
kenapa Caca gak kenal???
siapa yaa???
🤔🤔🤔🤔🤔
sunshine wings
duh kasian banget ya Emir 🥹🥹🥹🥹🥹
sunshine wings
hah!!! ketahuan kan!!!! 😏😏😏😏😏
sunshine wings
Kan.. gak salah lagi.. 😘😘😘😘😘
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Apa benihnya tuan muda Imran ya thor??? 🤔🤔🤔🤔🤔
sunshine wings
Aamiin3 🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
🥺🥺🥺🥺🥺
sunshine wings
Apakah ada jodohnya mereka author nemandangkan tuan muda Imran gak peduli keberadaannya Caca??? Huhhh! 😔😔😔😔😔
sunshine wings
Sakitnya hatiku author.. 😭😭😭😭😭
sunshine wings
Siapa ya??? 🤔🤔🤔🤔🤔
sunshine wings
duh! Gak kebayang gimana sakitnya bersalin ceasar dengan perasaan sakit hatinya bersamaan.. 😭😭😭😭😭
sunshine wings
🙄🙄🙄🙄🙄
sunshine wings
aku juga author 🤣🤣🤣🤣🤣
sunshine wings
😅😅😅😅😅
sunshine wings
Tapi kan Caca.. boleh jadi juga bu Maryam boleh menerima cucu perempuan kan nda seperti Selina dan tuan muda Imran..
beybi T.Halim
ternyata imran ini hanya sampah.,fix semoga caca mendapat jodoh terbaik.,dan berharap gadis berkerudung yg diperkosa itu bukan sahabat caca.
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: nggak bakalan mereka bersatu kok
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!