warning : Jika tak suka dengan cerita saya, tinggalkan jangan memberi ulasan buruk Terima kasih salam sobat online.
Hari bahagia yang harus nya menjadi milik nya ternyata bukan milik nya. sakit, kecewa itu yang Vania rasakan. Mencintai orang yang tak mencintai nya selama ini. Sang pria mencintai nya hanya karena kasihan.
Yuk baca hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Saat sampai di kamar Vania menatap Arvin yang hanya diam saja.
"Kamu kenapa marah?"
Arvin menarik tangan Vania dan memeluk tubuh Vania dia bisa merasakan harum wangi shampoo yang di pakaian oleh istrinya.
"Apa benar hanya Daffa saja yang bisa meluluhkan hati kamu? Apa tak ada kesempatan saya untuk masuk dan menggantikan dia?"
"Kenapa bicara seperti itu?" tanya Vania.
"Beri saya kesempatan untuk membuktikan jika apa yang di katakan Daffa salah. Saya juga bisa meluluhkan hati kamu. Bukan hanya dia saja yang bisa meluluhkan hati kamu Van." pinta Arvin sambil memeluk Vania
"Lepas dulu saya sesak Arvin."
Arvin melepas pelukan nya dan menatap wajah Vania dengan tatapan harapan. Vania yang melihat tatapan Arvin, dia tersenyum membuat Arvin menatap kearah heran.
"Saya kan istri kamu sekarang dan kamu bilang kita pacaran halal. Tapi pacaran kok gak di tembak." ucap Vania.
"Kamu ingin saya menyatakan cinta sekarang?"
"Saya ingin suasana romantis karena saat adik sableng kamu nembak saya dia gak bikin suasana romantis, biasa saja hanya jalan dan saat makan dia nyatain cinta." ucap Vania.
"Tu sama Daffa mau biasa saja kenapa sama saya minta nya yang romantis?" tanya Arvin.
"Kamu bilang mau meratukan saya. meratukan atau meragukan?" tanya Vania.
"Siap ratu ku, besok saya kan buat suasana romantis saat akan menyatakan cinta sampai kamu gak akan bisa melupakannya, sekarang sudah malam kita tidur saya ngantuk dan capek." ucap Arvin.
"Saya boleh peluk?" tanya Arvin.
"Peluk saja gak lebih."
"Iya."
Mereka berdua tertidur karena kedua nya memang lelah. Vania tidur dengan nyaman di pelukan Arvin, hingga mereka bangun kesiangan jika tidak di bangun kan oleh bi Minah mereka pasti akan terlambat.
Tok...! Tok...!
"Tuan, Nyonya sudah jam setengah tujuh apa gak mau bangun." ucap bi Minah dari luar pintu.
Vania yang mendengar suara dari luar membuka mata perlahan dan melihat suasana sudah terang terkejut saat dia tau jika hari sudah siang dan suara bi Minah membangun kan mereka.
"Iya bi saya sudah bangun." jawab Vania yang sulit lepas dari dekapan Arvin.
"Arvin bangun sudah siang hampir jam 7."
Arvin yang mendengar suara Vania langsung terbangun dan melihat jam di ponsel nya. Sedangkan Vania di berlari kekamar mandi saat dia tau hampir terlambat.
Arvin hanya menatap saja Vania yang berlari kekamar mandi untuk mandi, sedangkan Arvin mengambil ponsel nya dan langsung menghubungi Putra.
"Put hari bantu saya bikin suasana romantis untuk Vania. Sekarang saya tunggu setelah saya mengantar istri saya ke kampus." ucap Arvin.
"Siap bos." jawab Putra.
Arvin memutuskan sambungan telpon nya saat tau vania akan keluar dari kamar mandi.
"Cepet banget mandinya! kamu mandi apa cuma gosok gigi sama cuci muka?" tanya arvin.
"mandi tapi hanya mandi bebek gak basah rambut gak pakai sabun. Buruan Arvin mandi nya saya telat."
Arvin hanya mencuci muka dan gosok gigi dia akan mandi setelah mengantar Vania kekampus.
"Kamu gak kerja?" tanya Vania.
"Gak saya ada kerjaan siang nanti jadi setelah ngantar kamu baru saya mandi. ayo nanti kamu telat. Ini uang jajan buat kamu." ucap Arvin memberikan uang 200 ribu untuk Vania jajan.
Vania menatap tak percaya Arvin sudah seperti ayah nya yang memberikan uang saku untuk dia jajan.
"Kamu kayak ayah ngasih uang jajan segala."
"Sudah ambil ayo buruan kita pergi."
Arvin langsung keluar kamar setelah memberi uang jajan untuk istrinya di ikuti oleh Vania. Tak lama Vania turun dari mobil dan arvin pergi setelah memastikan jika istrinya sudah masuk kedalam halaman kampus.
Saat di dalam Vania melihat semua orang menatap nya dengan pandangan yang merendahkan. Dia pun melihat jika orang - orang berbisik saat melihat dia datang. Vania jadi merasa heran sendiri saat melihat semua teman - teman kampus menatap nya dengan hina.
Vania melihat keramaian orang - orang di dekat papan pengumuman dan dia pun mendekat karena dia penasaran.
"Warning :Vania si ayam kampus mengait Arvin seorang pengusaha muda untuk di nikahi dia rela menjual diri nya demi bisa hidup enak.
Vania menatap tak percaya tulisan itu hingga Claudia menyadari jika Vania ada di dekat nya.
"Van. tulisan itu maksud nya apa?" tanya Claudia.
"Saya juga gak tau Claudia. Siapa yang bikin tulisan itu." ucap Vania.
Dia langsung merobek tulisan yang ada di papan pengumuman, dia tak tahu siapa yang tega menulis dan menempel nya di papan pengumuman tersebut. Vania juga melihat pengumuman lain kampus mengadakan kemping persahabatan.
Vania kembali fokus pada kertas yang dia pegang dia mencoba mengingat siapa yang tau jika dia sudah menikah. Hanya Daffa dan Aurora yang tau jika dia sudah menikah. Vania pun mencari Aurora di kelas tapi yang dia cari belum datang.
"Kamu cari siapa Van?" tanya Claudia saat melihat Vania mencari seseorang.
"Saya cari Aurora." jawab Vania.
"Dia gak masuk kata adik nya dia sakit." ucap Claudia.
Vania mulai menaruh curiga terhadap adik Aurora jika Julian lah yang menempel selembaran tersebut. Dia pun langsung mencari keberadaan Julian, saat menemukan nya Vania langsung melempar selembaran itu kearah Julian.
"Apa maksud kamu menulis seperti itu? Apa masalah kamu sama saya, saya tak pernah mengusik kamu." ucap Vania dengan marah.
Julian yang baru datang bingung apa yang di maksud oleh Vania. Dia pun membaca selembaran yang di lempar oleh Vania dan mengerti kenapa Vania menuduh nya.
"Kak saya sendiri baru datang langsung ke kelas kakak saya dan saya gak tau siapa yang menempel ini." ucap nya.
Vania terdiam saat mendengar ucapan Julian dia melihat mata Julian yang tak berbohong.
"Jika bukan Julian lalu siapa, hanya keluarga Damian lah yang tau saya sudah menikah." batin Vania.
Setelah itu Vania kembali ke kelas nya saat dalam pelajaran dia benar - benar tak konsen pikiran nya terus tertuju dengan kertas tersebut. Hingga jam mata kuliah habis Vania hanya melamun memikirkan siapa yang tega mempermalukan.
Sedangkan Arvin mulai bersiap untuk menembak Vania sesuai keinginan istrinya suasana yang romantis. Dia di bantu Putra asisten mempersiapkan segala nya. Saat sudah selesai Arvin memerintahkan Putra untuk menjemput Vania.
"Jangan lupa tutup mata istri saya sepanjang jalan." perintah Arvin.
"Kenapa bukan bos saja sih yang jemput saya tunggu sini." jawab Putra.
"Yang mau nyatain cinta kamu apa saya! Sudah sana pergi keburu Vania kesel kalau kelamaan nunggu kamu jemput." ucap Arvin.
Putra pun dengan terpaksa melangkah menuju mobil bos nya dan melaju untuk menjemput istri bos nya.
kira kira Clarissa bakal jujur gak ya dengan kondisinya sekarang k Daffa atau klgnya ..
Arvin bucin habis .....
belum 2, 3, 4, 5, 6, 7
kalo gak kuat mending minta pindah posisi kerja aja 🤣🤣
biar Arvin bangunin tower di tempat Vania camping, hanya demi Arvin bisa tetap berhubungan sama Vania selama Vania disana seminggu doang 😭🤣
kasian bos Arvin , Mput mukanya dah lecek kayak kain lap.
Wah bisa bisa nanti Clarissa hamil anak Revan
cieee Arvin sudah uring²an di tinggal ayang🤭🤭🤭