Cewek matre? Itu biasa! Lalu, bagaimana dengan cowok matre? Sangat luar biasa.
Itulah yang Delia rasakan, memiliki kekasih yang menjadikannya seperti ATM berjalan. Hingga pada akhirnya, putus cinta membawa Delia yang tanpa sengaja menghabiskan satu malam bersama dengan pria asing.
Bagaimana cerita Delia selanjutnya? Yuk simak!
So Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 23 ONS
Keesokan paginya.
Delia mencoba menerima takdirnya, dimana dia sekarang sudah menjadi istri dari seorang Aryan Syah.
'Baca surat ini! Kita menikah hanya sampai anak itu lahir. Setelah itu, kau bebas mau pergi kemana pun.'
'Kau ingin mengambil anak ini dariku? Tidak! Meskipun bertaruh nyawa, aku tidak akan pernah memberikan anakku padamu!'
'Aku hanya ingin yang terbaik untuk anak itu, biar bagaimanapun juga, di dalam dirinya telah mengalir darahku.'
'Langkahi dulu mayatku!'
'Baiklah. Aku tidak akan memaksamu untuk memberikan anak itu padaku. Tapi, jangan pernah menghalangiku untuk bertemu dengannya. Dan kita akan merawatnya bersama-sama, meskipun tidak tinggal satu atap.'
'Jika itu yang kau inginkan, maka aku bisa memenuhinya. Tapi, kenapa kau malah menikahiku?'
'Aku hanya ingin melindungi anakku, dan jika kau bersamaku, aku bisa pastikan tidak akan terjadi sesuatu pada calon anakku.'
'Kau terlalu meremehkanku.' gumam Delia pelan, tetapi Aryan masih bisa mendengarnya.
'Kau mengatakan sesuatu?'
'Tidak! Telingamu saja yang bermasalah.'
Itulah percakapan mereka tadi malam sebelum tidur.
Saat ini Delia sedang menyiram bunga, tetapi dia melamun dan tidak memperhatikan sekitar. Dia memikirkan tentang masa depannya, enam bulan terasa lama baginya karena tinggal bersama dengan pria menyebalkan seperti Aryan.
Jenny yang baru saja tiba melihat Delia, dia mengira wanita itu adalah asisten baru dirumah tersebut. Dirinya menghampiri Delia.
"Hei, kau pembantu baru ya dirumah ini?" tanya Jenny dengan nada angkuh.
"Kau tuli? Aku sedang bicara denganmu!" bentak jenny merasa kesal karena tidak mendapat jawaban dari Delia.
"Pembantu saja belagu! Aku akan meminta Aryan untuk memecatmu secepatnya. Orang yang tidak punya rasa sopan sepertimu tidak pantas dipekerjakan." ucapnya. Dia menarik rambut Delia hingga membuat wanita itu terkejut dan akhirnya, tanpa sengaja Delia mengarahkan selang air ke wajah Jenny.
"Astaga!" pekik Delia menahan tawa karena melihat tubuh Jenny yang basah.
"Kau! Apa kau sudah gi*la? Lihat! Bajuku basah karena ulahmu." bentak Jenny marah, tetapi Delia hanya diam saja sambil tetap menahan tawanya.
Jenny pergi dari sana dengan membawa kekesalannya. Sementara Delia, dia pun akhirnya bisa tertawa lepas.
"Haha... Lagipula, kenapa datang-datang langsung menarik rambutku? Kena karmanya kan." Delia memegangi perutnya yang basah sambil menatap selang air yang dia pegang.
Jenny masuk ke dalam rumah, dia masih menggerutu karena ulah Delia. Dirinya berpapasan dengan Aryan yang ingin pergi ke kantor.
"Kau?"
"Apa dia pembantu baru dirumah ini? Lihatlah! Karena ulah bodohnya aku jadi basah kuyup seperti ini." ujar Jenny marah.
Aryan diam saja, dia tidak ingin memberitahu pada jenny siapa Delia sebenarnya. Bukan tanpa sebab, Aryan takut jika Jenny akan melakukan sesuatu yang buruk pada Delia dan kandungannya. Dia harus menunggu waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya. Dirinya pergi meninggalkan Jenny yang masih kesal dan marah. Dia tidak mempedulikannya sama sekali.
Dia melihat Delia yang sedang merapikan tanaman di samping rumah. Dirinya menghampiri wanita itu.
"Kau sedang apa?" tanya Aryan tiba-tiba, membuat Delia kaget.
"Apa kau buta? Kau bisa lihat sendiri kan, aku sedang merapikan tanaman ini. Sekali lagi jangan mengagetkan ku seperti itu, atau aku bisa cepat mati karena jantungan."
Aryan hanya diam saja mendengarkan ocehan Delia. "Jangan terlalu banyak melakukan aktivitas berat, kau itu sedang mengandung. Perbanyak istirahat."
"Kau bilang ini pekerjaan berat? Oh astaga, Tuan Syah yang terhormat. Daripada aku merasa suntuk dan stres dirumah ini, lebih baik aku mencari kesibukan."
Aryan memperhatikan Delia dengan mata yang penuh perhatian. "Aku tidak ingin kau terlalu stres atau kelelahan. Kesehatanmu sangat berpengaruh bagi calon anak kita," kata Aryan.
Delia memperhatikan Aryan dengan mata yang penuh keraguan. Entah mengapa hatinya merasa tenang diperhatikan seperti ini oleh Aryan. Tapi sedetik kemudian, dia menggelengkan kepalanya pelan. "Kau peduli dengan kesehatanku dan calon anak ini? Kenapa? Bukankah kita hanya menikah karena alasan tertentu?" tanya Delia dengan suara yang penasaran.
"Aku memang menikahimu karena anak itu, tapi aku tidak ingin menyakitimu. Aku ingin memastikan bahwa kau dan bayiku dalam keadaan baik-baik saja," kata Aryan dengan suara yang tenang.
Delia memperhatikan Aryan dengan mata yang penuh kecurigaan. Dia tidak tahu apa yang harus dipercaya, tapi ada sesuatu tentang Aryan yang membuatnya merasa sedikit lebih aman. "Kau ingin ke kantor kan? Pergilah!" usirnya secara halus.
Aryan pergi meninggalkan Delia yang masih merapikan tanaman. Delia memperhatikan Aryan dengan mata yang penuh pikiran, dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dalam hidupnya.
******
BERSAMBUNG
kaya kaca mbke /CoolGuy//CoolGuy/
biar della aja yg tunjukin bukti ke aryan biar dramatis dan usai