Wabah corvid 19 membuat banyak perusahaan yang melakukan pengurangan karyawan , Jaka seorang pemuda tampan pun ikut terkena PHK, kehidupannya menjadi semakin terpuruk saat melihat sang istri berselingkuh dengan temannya yang sekaligus mantan atasannya , yang lebih menyakitkan lagi ternyata pemecatan dan tidak di terimanya ia bekerja juga karena ulah mereka berdua, bagaimana Jaka menghadapi penghianatan istri dan temannya....
yuk kita baca kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mengobati Guru
Kabut tebal menyelimuti dasar jurang. Angin berdesir lambat seperti desahan napas dunia yang sekarat. Tubuh Jaka tergeletak tak bergerak, berlumuran darah dan debu. Di sampingnya, Buah Apel Emas bersinar redup… nyaris padam.
Tiba-tiba… langkah kaki ringan menyentuh bebatuan.
Seorang wanita muda muncul dari balik rerimbunan kabut. Rambut panjangnya menjuntai liar, matanya tajam berkilau hijau zamrud, mengenakan pakaian hitam ketat dari kulit siluman yang menjuntai seperti bayangan hidup. Di pundaknya tergantung senjata aneh—Pedang Bulan Retak, bilah tipis berbentuk sabit yang bersinar lembut.
Ia berlutut di samping Jaka, menyentuh wajahnya lembut.
"murid Pendekar Dua Alam… akhirnya takluk juga oleh takdirnya sendiri," bisiknya.
Ia menyentuh dadanya membaca detak jantung yang nyaris lenyap.
“Tidak… belum waktunya. Kau terlalu penting untuk mati di sini.” ucapnya lagi
Ia menunduk… lalu menciumnya perlahan.
Bukan ciuman birahi, tapi ciuman pemanggil roh, sebuah teknik kuno dari sekte tersembunyi Ciuman Penjaga Jiwa.
Seketika tubuh Jaka bersinar redup, dan napasnya perlahan kembali.
⚫⚫⚫⚫⚫⚫
Jaka berbaring di dalam goa yang tersembunyi. Luka-lukanya telah dibalut dengan ramuan dari akar siluman. Gadis itu duduk di sampingnya, mengawasi, sambil sesekali menyentuh cambuk dan pedang milik Jaka dengan penuh rasa ingin tahu.
Ketika Jaka menggerakkan jari-jarinya…
“Tenang. Kau aman sekarang,” ucap sang gadis.
Jaka membuka mata perlahan. “Siapa… kau?” tanya Jaka
Wanita itu tersenyum samar. “Namaku… Ratri. Murid terakhir dari Sekte Bulan Langit… sekte yang dihancurkan oleh musuh gurumu, Boris.”
Jaka menegang.
“Guru? Kau… mengenal guruku Boris?" tanya Jaka ragu
“Lebih dari itu,” Ratri berkata sambil menatap ke dalam api. “Aku pernah menyelamatkannya juga… ketika ia masih belum menjadi pendekar besar. Tapi setelah sekteku hancur… aku bersembunyi di tempat ini, menjaga warisan terakhirku… dan menunggu.” di sini
Jaka menatapnya. Ada sesuatu dalam tatapan Ratri—kekuatan yang besar, namun tertahan oleh kesedihan dalam.
⚫⚫⚫⚫⚫⚫
Suara gemeretak terdengar di luar goa. Langkah-langkah berat menghentak bumi. Kabut berubah menjadi hitam pekat.
Dari luar muncul makhluk-makhluk iblis pemburu tubuh pendekar, dipimpin oleh sosok tinggi berkulit kelam, mengenakan jubah merah darah.
“Di sinilah dia… si pewaris Boris Tubuhnya belum utuh… bagus. Akan lebih mudah mengubahnya jadi inkarnasi iblis ketujuh!” suara iblis itu bergema.
Jaka hendak bangkit, tapi tubuhnya masih terlalu lemah.
Ratri berdiri. Matanya berubah bersinar hijau terang.
“Kalau begitu… aku yang akan berdiri untuknya.” ucap Ratri tanpa ragu
Ratri menghunus Pedang Bulan Retak. Cahaya bulan turun dari langit, menembus kabut dan menerangi tubuhnya.
“Ajian Bayangan Bulan" teriak Ratri mengeluarkan Ajiannya
wuuut
sing
brugh
buk
brak
Aaaargh
saat tubuhnya menghilang dalam tiga suara terdengar .
Tiga iblis langsung hancur, ditebas dari arah yang tak terlihat. Yang tersisa hanya bayangan tebasan yang menggoyang kabut.
" hiaaaat"
Salah satu iblis mencoba menyerang dari belakang… tapi Ratri muncul di punggungnya dan membisikkan:
“Cinta... adalah luka yang tak bisa kau rebut.” ucap Ratri
SRETTT!!!
AAAAARGH
Leher makhluk itu tertebas sempurna.
Pemimpin iblis marah. Ia mengerahkan semua energi jahatnya, membentuk jaring darah yang melilit dinding gua.
Tapi Ratri tak mundur.
Ia berdiri di depan pintu gua, mengangkat pedangnya tinggi-tinggi.
lalu di menghentakan
Dengan satu ayunan…
“REMBULAN PECAHKAN BAYANGAN!!”
Sinar rembulan menghantam pemimpin iblis dan meledakkannya jadi abu!
⚫⚫⚫⚫⚫⚫
Setelah itu, ia kembali ke Jaka yang kini sudah bisa duduk.
“Kenapa kau menolongku… padahal aku murid orang yang menyebabkan kehancuran sektemu?” Tanya Jaka tak mengerti
Ratri tersenyum lelah, matanya sendu.
“Karena aku tahu… kau berbeda. Dan... karena hatiku telah memilihmu gurumu… tanpa bisa kujelaskan kenapa.”
Ia memalingkan wajahnya… tapi Jaka menyentuh tangannya.
“Kalau begitu… biar aku yang melindungimu, sekarang, sebagai murid Boris" ucap Jaka tegas
" terima kasih, bawa saja aku pada gurumu" ucapnya pelan
" bersumpahlah ,bila kau buka. musuh guruku !" ucap Jaka, ia tak mau kecolongan dan membuat bencana untuk sang guru yang kini kehilangan tenaga dalamnya
Ratri bersumpah dengan serius
Di dasar gua yang sunyi, malam itu berubah menjadi ruang pemulihan luka dan jiwa.
Di lereng pegunungan bersalju, Jaka berjalan sendirian. Wajahnya teduh namun tegas. Di dadanya tergantung kalung pemberian Ratri, yang menyimpan simbol sekte Bulan Langit. Tubuhnya telah sembuh sepenuhnya—bukan karena buah Apel Emas semata, tapi karena ilmu pembersih aliran darah yang diajarkan Ratri, Ajian Nadi Lapis Tiga.
Kini ia melangkah menuju tempat terakhir gurunya: Gubuk Sunyi Dua Alam, yang tersembunyi di antara lima puncak salju.
Namun jalan ke sana… bukan jalan damai.
⚫⚫⚫⚫⚫⚫
Baru setengah hari berjalan, Jaka disergap oleh Empat Bayangan Siluman — makhluk-makhluk tak bernyawa yang dikirim oleh sisa ajian Balin, untuk membalas dendam.
Empat siluman menyerbu dari segala arah, tubuh mereka seperti asap, namun bermata merah terang.
“Jaka… matilah menemani Balin!" satu sosok menyerang Jaka
wuuut
Jaka menarik cambuk Gembolo Geni.
“Kalau ingin nyawaku…bersiaplah kehilangan nyawamu" teriak Jaka sambil mengayunkan Cambuknya
SWUSHHH!!!
Cambuk menyala dan membelah dua bayangan pertama. Tapi yang dua lainnya menyatu membentuk sosok raksasa.
“Ajian Gelap Ngampar!”
“Ajian Nadi Lapis Tiga: Gerak Halus!”
Dengan ajian Ratri, Jaka kini bisa melambatkan aliran darah musuh, membuat waktu seolah melambat sesaat.
SLAAARR!!
BLAAAAAR
Satu sabetan tombak naga memecah kepala siluman raksasa. Jaka berdiri di atas lautan darah siluman yang menguap.
Tapi ia hanya menyeka keringat dan melanjutkan langkahnya.
⚫⚫⚫⚫⚫⚫
Jaka menginap di hutan yang dikenal sebagai Kaca Rimba. Di sana, setiap pohon adalah cermin dari jiwa terdalam.
Ketika Jaka menatap salah satu batangnya…
Ia melihat bayangan Dinda… menangis. Tapi di cermin lainnya… muncul Ratri… tersenyum menyimpan rahasia.
Lalu suara terdengar:
“Pilih satu, Jaka. Kau tak bisa mencintai dua cahaya dengan satu jiwa.”
Jaka menutup mata.
“Aku tak akan memilih berdasarkan cermin. Aku akan memilih… saat semuanya selesai. Saat hatiku sendiri sudah layak diberi pilihan.” jawab Jaka tegas
Lalu ia merapal:
“Ajian Gelap Ngampar!" teriak Jaka.
Petir menggelegar dari tangan Jaka menghantam semua cermin itu
Cermin pecah satu per satu. Ilusi pun lenyap.
Jaka terus berjalan.
⚫⚫⚫⚫⚫⚫
Malam terakhir sebelum mencapai puncak, Jaka harus melewati Lorong Batu Kosong, jalur sempit di antara dua tebing, tempat satu-satunya yang bisa dilalui tanpa jebakan spiritual. Tapi…
Di sana berdiri satu sosok: Pendekar Bertopeng Arak, pembunuh legendaris dari masa silam, yang pernah dikalahkan Boris namun tak pernah benar-benar mati.
“Aku menunggumu, murid Boris. Sekarang… aku ingin menguji apakah kau layak mewarisi darahnya.” ucapnya sambil berdiri menghadang
Jaka hanya menunduk. “Kalau aku harus melewati tubuhmu untuk menyelamatkan nyawa guru… maka bersiaplah " Jawab Jaka
PERTARUNGAN PUN TERJADI.
Pedang Arak menyerbu dengan teknik memabukkan. Langkahnya tak bisa ditebak.
Tapi Jaka telah belajar Ajian Tapak Langit Hilang dari Ratri.
Dengan teknik itu, Jaka menghindari serangan seperti kabut mengalir, lalu:
“Cambuk Gembolo Geni!" teriaknya Jaka
BLAAARR!!
Topeng Arak pecah. Tubuhnya jatuh tersungkur. Namun ia tertawa sebelum menghilang menjadi asap.
“Kau… memang layak jadi Pendekar Dua Alam berikutnya…”
⚫⚫⚫⚫⚫⚫
Akhirnya, Jaka sampai juga di rumah Mang Boris ,ia melihat mang Boris sedang mencangkul
Jaka berlutut di sampingnya, lalu mengeluarkan Apel Emas, dan meremasnya menjadi cairan emas murni, lalu meneteskan ke lidah gurunya.
Setelah sesaat…
Sinar putih menyelimuti tubuh Boris. Aura kematian berubah menjadi nyawa baru.
Mata Boris terbuka.
“Jaka…” ucapnya lirih.
Jaka menunduk, menahan air mata.
“Aku pulang, Guru… dan semua kutempuh demi menyelamatkanmu.”
Boris menggenggam tangan muridnya.
“Dan kau… telah tumbuh melampaui siapa pun yang pernah kuajari…” ucap mang Boris tersenyum bangga ,saat ia melihat siapa yang ada di belakang Rangga ia berteriak kaget
Ratri........