NovelToon NovelToon
Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Briany Feby

"Mulai sekarang, kamu adalah istri saya Feby Ayodhya Larasati. Apapun yang ada di dalam diri kamu, hanyalah milik saya!" Kalimat yang keluar dari mulut pria tampan di hadapannya ini membuat seluruh bulu kuduknya berdiri. Jantungnya berdebar kencang saat pria itu semakin menatapnya dengan tatapan intens.
.....

Feby Ayodhya Larasati gadis cantik dan periang yang duduk di bangku SMA.
Tak hanya parasnya yang cantik, dia juga memiliki prestasi yang sangat bagus di sekolah. Impian dalam hidupnya hanya satu, yaitu mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.
Kehidupannya selama ini selalu berjalan lancar namun, tidak saat ia bertemu dengan pria bernama Arka William Megantara.

Pertemuan yang berawal dari mimpi, kini berubah menjadi nyata. Pertemuan yang berawal dari kesalahpahaman, kini berubah menjadi hubungan pernikahan.
.....

Arka William Megantara, seorang CEO muda yang memiliki paras tampan, tubuh tegap, tinggi, dan atletis. Dia adalah satu-satunya pewaris tunggal di perusahaan Mega

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Briany Feby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. Ancaman Arka

Jantung Arka langsung berdegup kencang setelah mendengar penjelasan dari Feby. Kalimat yang diucapkan oleh gadis itu, seakan-akan memiliki arti bahwa Feby hanya akan jatuh cinta pada Arka.

Dan entah mengapa, setelah mendengar itu Arka merasa begitu lega. Seakan semua perasaan cemas di hatinya sirna seketika.

Arka langsung menepikan mobilnya. Entah keberanian dari mana, pria itu langsung mencium bibir Feby dengan tiba-tiba. Hal itu membuat Feby langsung terkejut bukan main.

Namun Arka tetap melanjutkannya. Pria tampan itu terlihat begitu enggan untuk melepaskan Feby. Karena semakin ia mencoba, rasanya membuat atmosfer di tubuhnya memanas. Arka pada akhirnya melepaskan ciumannya karena gadis kecil itu memukul dada bidang.

Ia pun memberikan Feby kesempatan untuk menghirup oksigen.

Ia menatap kedua mata Feby dalam-dalam. Manik mata indah Feby menghadirkan ketenangan di hati Arka. Ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Wajah cantik gadis itu bersemu merah saat ia menyadari Arka sedari tadi terus memperhatikannya dan hal itu semakin membuat Arka enggan untuk berpaling dari Feby bahkan satu detik pun.

"Jangan bikin saya khawatir lagi, Feb" Ucap Arka seraya menatap Feby.

Feby memalingkan wajahnya yang merona karena tatapan dari pria tampan di hadapannya ini.

"A-aku mau minta maaf Mas..."

Lirih Feby tanpa berani menatap wajah Arka.

Tidak ada jawaban apapun yang keluar dari mulut Arka. Hal itu membuat Feby akhirnya memberanikan diri untuk menatap wajah Arka. Pria itu tampak masih diam membisu.

"Aku minta maaf udah bikin Mas Arka marah. Aku minta maaf udah ngerusak reputasi Mas Arka. Aku minta maaf Mas..."

"Mulai sekarang aku janji sama Mas Arka aku bakalan berusaha jadi istri yang lebih baik lagi buat Mas Arka. Aku tau ini mungkin sulit tapi aku akan terus mencobanya" terjadi hening beberapa saat setelah Feby selesai bicara.

Arka masih saja diam membisu. Namun kali ini sorot matanya berubah. Feby menundukkan kepalanya karena Arka yang tak kunjung bicara. Mata gadis itu berkaca-kaca.

"Mas Arka nggak mau maafin aku ya?" Tanya Feby seraya menghapus bulir-bulir air mata yang membasahi pipinya.

Ah! Perasaan bersalah di hati Feby semakin besar karena Arka yang tak kunjung memberikan jawaban.

Arka mengangkat dagu Feby hingga membuat gadis itu menatapnya. Mata mereka saling beradu satu sama lain. Feby melihat sorot mata tajam milik Arka. Tatapan itu, terlihat begitu dalam. Bahkan lebih dalam dari samudera. Hingga membuat Feby tidak mengerti arti dari tatapan itu.

Arka menangkup wajah Feby dengan kedua tangannya. Pria itu menghapus air mata di pipi Feby dengan ibu jari. "Saya nggak suka liat kamu nangis" Ucap Arka yang akhirnya bersuara.

"Aku nggak bakalan berhenti nangis sebelum Mas Arka maafin aku" Ancam Feby.

Arka menaikkan satu alis tebalnya. "Kamu mau saya maafin kamu?" Tanya Arka. Feby langsung mengangguk pelan sebagai jawabannya.

"Apakah kamu yakin?" Tanya Arka sekali lagi.

"Iya aku yakin" Feby kembali menganggukkan kepalanya dengan mantap.

"Mulai sekarang, jangan terlalu dekat dengan pria manapun terutama teman kamu yang bernama Evandra itu. Bisa?"

Feby mengangguk tanpa berpikir panjang. "Bisa. Aku bakalan jauhin semua temen laki-laki aku asalkan Mas Arka mau maafin aku dan nggak marah lagi sama aku"

"Saya maafin kamu. Tapi jika suatu hari saya melihat kamu dekat dengan teman laki-laki kamu terutama yang bernama Evandra, maka saya akan tidak akan segan-segan memberikan kamu hukuman" Jelas Arka dengan tatapan yang begitu menusuk jantung Feby.

"H-hukuman? Hukuman apa Mas?" Tanya Feby terbata-bata.

Arka tersenyum penuh Arti. Ia semakin mendekat ke arah Feby mengikis jarak diantara mereka. Hembusan napas Arka membelai lembut wajah Feby.

Hal itu membuat Feby memundurkan wajahnya seraya menggigit bibir bawahnya untuk menyembunyikan perasaan gugup.

'Perasaan aku kok nggak enak ya?' Batin gadis itu.

"Siap atupun tidak, kamu harus mengandung pewaris keluarga Megantara. Itu hukuman kamu"

Bisik Arka tepat di telinga Feby.

Kedua mata Feby langsung membelalak sempurna mendengar itu. Feby menelan ludahnya dengan susah payah. Semua bulu kuduknya bahkan langsung berdiri seketika. Ancaman dari Arka benar-benar tidak main-main!

...🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ ...

Arka menggendong tubuh mungil Feby lalu melangkah masuk ke dalam rumah. Feby berpikir Arka akan membawanya ke kamarnya sendiri. Akan tetapi, Arka justru membawa Feby masuk ke dalam kamar pria itu.

Perlahan pria itu membaringkan tubuh Feby di atas ranjangnya. Feby membisu dengan pikiran yang terus berkecamuk.

"Kenapa Mas Arka bawa aku kamar Mas Arka?" Tanya Feby.

Arka menatap Feby sekilas. Ia duduk di samping Feby seraya melepaskan jas hitam yang ia pakai.

"K-kenapa Mas Arka lepasin baju?! Mas Arka mau ngapain?!" Teriak Feby dengan was-was

Feby menghembuskan napasnya karena Arka ternyata masih memakai kemeja putih. Ia sudah berpikiran yang tidak-tidak. Ia mengira Arka akan melepaskan semua bajunya dan telanjang seperti yang ia lihat tadi pagi.

Ah sial! Kenapa ia jadi memikirkan itu?!

"Mulai sekarang, kamu tidur di kamar saya" Ucap Arka pada Feby.

Kedua mata Feby langsung membulat sempurna.

"A-apa?! Lalu Mas Arka tidur dimana?"

"Saya tidur di sini juga karena ini kamar saya" Jawaban dari Arka membuat Feby menelan ludahnya dengan susah payah.

"Jadi maksudnya kita tidur satu kamar?" Tanya Feby. Arka hanya mengangguk pelan seraya melepaskan jam tangannya.

"Nggak-nggak! aku nggak mau! Aku mau tidur di kamarku aja" Tolak Feby mentah-mentah.

Nyali Feby langsung menciut seketika saat Arka yang tiba-tiba saja menatapnya dengan tajam. "Bukannya tadi kamu berjanji bahwa kamu akan berusaha menjadi istri yang lebih baik?"

"I-Iya... Aku memang berjanji tapi untuk tidur satu kamar dengan Mas Arka aku belum siap Mas. Aku masih sekolah. Masa depanku akan hancur kalau Mas Arka ngelakuin itu sekarang" Cerocos Feby dengan wajah panik dan ketakutan.

Arka terkekeh kecil mendengar kalimat yang keluar dari mulut Feby. Wajah gadis itu kini terlihat begitu pucat pasi

"Melakukan apa? Buang jauh-jauh pikiran kotor kamu itu! Saya hanya menginginkan kamu tidur di samping saya saja. Hanya itu. Bukan yang lain." Jelas Arka.

"T-tapi... Mas nggak akan ngelakuin itu ke aku kan?" Tanya Feby tanpa berani menatap mata Arka.

Arka bangkit berdiri lalu meraih jas hitam yang baru saja ia lepaskan. Ia menggantungkan kemeja itu. "Tergantung. Kalau kamu dekat dengan laki-laki lain, maka saya tidak akan segan-segan untuk melakukannya" Itulah jawaban yang keluar dari mulut Arka. Feby langsung mendelik mendengarnya.

Tubuh Feby merosot lemas. Ia ingin sekali pergi dari kamar Arka saat ini juga. Akan tetapi kakinya bahkan tidak bisa untuk berjalan.

"Sebentar, saya akan memanggil dokter untuk memeriksa kaki kamu. Jangan berani-berani keluar dari kamar tanpa izin dari saya. Atau kamu akan menanggung akibatnya" Titah Arka lalu melenggang keluar dari kamar.

Feby menatap Arka dengan tatapan kesal. Kalimat menjengkelkan dari pria itu membuat darahnya naik! Rasanya Feby ingin sekali mencakar wajah tampan Arka!

"KENAPA HAMBA HARUS BERHADAPAN DENGAN PRIA SEPERTI DIA YA ALLAH?! APA DOSA DAN SALAH HAMBA?! LINDUNGI HAMBAMU INI YA ALLAH!" Rengekan gadis itu memenuhi seisi kamar Arka.

Bahkan suara rengekan Feby terdengar hingga ke telinga Mbok Ida yang baru saja kembali dari pasar.

Wanita paruh baya itu masuk ke dalam kamar dengan menenteng dua kantong kresek besar.

Wajah Mbok Ida terlihat begitu khawatir. "Non Feby kenapa teriak-teriak Non? Apa yang terjadi? Non nggak kenapa-kenapa kan?" Tanya wanita itu dengan cemas.

"N-nggak Mbok aku nggak kenapa-kenapa kok" Jawab Feby.

"Terus kenapa tadi teriak Non?"

Feby tersenyum seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Tadi ada... Kecoa! Ya tadi ada kecoa makannya aku teriak Mbok"

"Kecoanya laki-laki Non?"

"Iya Mbok kecoanya laki-laki. Wajahnya galak lagi! Kalo marah, taringnya keluar kaya singa! Ihhh serem banget!"

Mbok Ida mengerutkan keningnya mendengar penjelasan Feby yang tidak masuk akal itu.

"Emangnya kecoa punya taring ya Non?" Tanya wanita itu dengan wajah polos.

"I-iya... Kecoa zaman sekarang ada yang punya taring Mbok. Itu kecoa spesies langka"

"Oh... Gitu ya? Mbok jadi pengen liat kecoanya Non. Mana kecoanya Non? Biar Mbok foto terus mau Mbok upload di Facebook biar viral!"

Ucap Mbok Ida terdengar begitu excited.

Feby tidak menyangka Mbok Ida akan percaya dengan ucapannya. Wanita itu langsung merogoh saku roknya dan mengambil hp.

Mbok Ida menyalakan kamera di hpnya lalu hendak berjalan mendekati Feby. Tiba-tiba saja, Arka masuk ke dalam kamar dan melihat itu.

Arka menatap Mbok Ida dengan tatapan tajam. Hal itu membuat keberanian Mbok Ida langsung menciut seketika.

"Biarkan istri saya istirahat Bi. Jangan ganggu dia" Titah Arka pada Mbok Ida.

Mbok Ida tersenyum kecil. Ia langsung mundur teratur. Wanita itu mengurungkan niatnya untuk merekam kecoa bertaring yang di ceritakan oleh Feby. Karena ia merasa takut dengan Arka.

"I-iya Tuan, m-maaf... Mbok permisi dulu..." Jawab Mbok Ida lalu langsung keluar dari kamar dengan terburu-buru meninggalkan Feby dan Arka berdua.

Feby melirik Arka yang berdiri tak jauh darinya. Tiba-tiba saja pandangan mereka bertemu beberapa saat. Wajah Arka terlihat begitu datar dan dingin seperti biasanya. Tanpa ekspresi apapun.

"Apa yang kamu bicarakan dengan Mbok Ida?" Tanya Arka.

'Duh? Kok dia nanya gitu sih? Kenapa perasaanku jadi nggak enak ya?' Batin Feby.

"I-itu... Cuma ngobrol biasa aja" Jawab Feby.

Arka menaikan sebelah alis tebalnya. "Sejak kapan rumah saya memiliki kecoa laki-laki bertaring, hmm?"

'Duh gawat! Dia denger lagi! Dia ini sebenarnya paranormal atau apa sih?'

Batin Feby tanpa berani menatap wajah Arka. Karena sebenarnya, kecoa yang ia maksud adalah Arka.

______________________________________________

...Mr. Arka tambah lama kok tambah posesif ya? Apa jangan-jangan......

1
Mar Diati
saya suka ceritanya cukup menarik
Mar Diati
upnya dong
Mar Diati
lima.episode sekaligus
Mar Diati
hari ap upnya, dan kkw up jangan satu episode saja, 5lima episode kalau bisa .
Mar Diati
kapan up nya
Briany Feby: Bab 3 sudah up yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!