Hipotermilove

Mendadak nama Tiara, Den, dan Rizal menjadi viral. Di ig, tiktok, gugel, bahkan fb, ramai-ramai berseliweran kejadian saat Rizal di gerebek polisi saat berada di rumahnya. Semua itu tak lepas dari terbuktinya pemuda tersebut sebagai tersangka pelecehan, penganiayaan, dan merangkap sebagai mucikari yang menjual kekasihnya sendiri.

Awalnya Rizal sedang bersantai di rumah setelah mengantarkan Tiara ke hotel untuk bekerja. Bukankah Rizal termasuk lelaki penuh tanggung jawab dan perhatian? Pacar mau kerja aja, dia repot-repot mau nganterin, sesibuk apapun Rizal, dia kudu memprioritaskan urusan kekasihnya dalam urusan pekerjaan. Tapi tapi tapiiiii... Rizal emang kudu memastikan kalau Tiara bisa sampai di hotel tempatnya bekerja karena nanti Rizal lah yang akan menikmati hasil dari pekerjaan sang pacar.

Tiara dijual Rizal pada teman kuliahnya dengan harga tujuh juta untuk satu malam. Untuk ukuran mahasiswa, membeli selangkangan dengan harga segitu sudah sangat mahal. Tapi saat melihat paras ayu Tiara dengan tubuh seksi yang selalu dia tutupi dengan pakaian kebesaran, membuat siapapun merasa rela melepas uang sebesar itu. Apalagi mereka bisa menikmati tubuh Tiara sesuka hati dan sebanyak apapun ronde yang akan mereka mainkan jika mereka menyetujui nominal angka tersebut.

Baru empat orang yang merasakan kenikmatan membeli tubuh Tiara, pelanggan kelima nggak jadi mereguk nikmat main skidipapap bareng Tiara karena keburu digrebek polisi. Dia tak berkutik, rasa malu saat kemaluannya dilihat banyak orang membuat si joni yang awalnya menyombongkan diri di hadapan Tiara jadi mengkeret ketakutan.

Dari si pemuja selangkangan ke lima, dia terpaksa membeberkan kebenaran tentang dirinya yang membeli Tiara melalui Rizal. Bukti transferan pun turut disertakan. Berakhir lah sudah sepak terjang Rizal di dunia perdagangan. Dagang apem pacarnya!

kasus tersebut menyita banyak perhatian publik. Terutama mereka fokus pada Den dan Tiara. Yang satu pengacara muda keren penuh pesona, satunya lagi gadis cantik menik-menik, hanya nasibnya aja yang memprihatinkan karena dapet pacar model garangan culamitan.

Netizen menyayangkan status Den yang sudah menikah, karena jika belum.. Mereka menyebut jika Den Tiara adalah couple goal yang sesungguhnya.

Tentu saja, sang bini.. Tisya kesal bukan main membaca komentar netijen tentang suaminya yang dijodoh-jodohkan dengan Tiara. Tisya sampai mendiamkan Den tanpa sebab yang jelas. Dua hari Tisya tak mengizinkan Kepin olahraga bareng Kelin. Dua hari juga Tisya selalu uring-uringan di kantornya.

Den yang sibuk dengan kasus Tiara seakan tenggelam dengan kesibukannya. Dia tak mempermasalahkan keengganan Tisya untuk melayani kebutuhan ranjangnya. Toh tiap pulang kerja, Den mendapati Tisya sudah tidur membelakanginya. Nggak masalah. Den justru berpikir jika Tisya kecapean. Ya udah, dia ikutan tidur aja. Dan itu berlangsung selama dua hari ini.

Pagi ini, Den bangun lebih dulu. Dia siap-siap untuk memulai hari. Sebenarnya dia masih ingin tidur, tapi saat mendekap Tisya, dia malah kena sikut di dada. Ya udah, Den memutuskan untuk bersiap pergi kerja aja.

"Ra, aku pergi dulu ya. Aku ada sidang hari ini." Den mengusap pundak Tisya karena terlihat di matanya Tisya masih memejamkan mata.

Tisya ingin kembali diam tak bersuara tapi hatinya sakit! kenapa Den nggak peka? kenapa Den malah bertingkah seakan tak tau apa-apa? Hei.. Apa matanya buta?Netizen sedang gencar menjodohkan dirinya dan Tiara lho! Tapi.. Untuk melakukan penjelasan aja nggak Den lakukan! Oh ayolah.. Tisya marah banget! Marah pada diri Den yang benar-benar acuh terhadap perasaannya.

"Semangat banget sih kamu?! Kayak mau ketemuan sama gebetan aja, segala buru-buru dan wangi banget!" Tisya melempar selimut sehingga benda itu jatuh ke lantai.

Den menggangap ucapan Tisya hanya gurauan. Dia tersenyum menyambut istrinya yang dia pikir baru bangun tidur.

"Sumpah ya Den, aku nggak tau kalo kamu ganjen banget!" Tambah Tisya makin kesal karena Den hanya tersenyum saja.

"Apa sih Ra.. Masih pagi kok marah-marah gini.. Sini peluk sini.." Den berpikir jika Tisya hanya ngambek biasa aja.

"Aku nggak suka ya Den kamu ganjen gitu sama klienmu! Kamu nggak buta kan? Kamu bisa liat kalo netizen jodoh-jodohin kamu sama klienmu itu. Tapi kenapa kamu diem aja hah? Seneng ya? Bahkan ada yang dengan terang-terangan bandingin aku sama klienmu! Sial! Dan kamu.. Kamu bahkan tak merespon apapun, nggak negur mereka atau memberikan pembelaan buat ku. Aku kesel banget sama kamu Den!"

Den terkesiap dengan curahan hati Tisya. Den mendekat. Dia berusaha memeluk Tisya tapi ditepis. Harga diri Tisya menolak tubuhnya dijamah oleh Den saat ini.

"Kamu baru dapet panggung gitu aja udah besar kepala ya? Lupa sama aku, lupa kalo aku yang udah ngasih kamu saran ini itu?? Matamu cuma bisa liat penderitaan klienmu tanpa menatap ke arahku ya Den? Aku sengaja diemin kamu tapi kamu malah balik cuek ke aku!!" Lanjut Tisya dengan kemarahan di pucuk kepala.

"Ra Ra.. Duduk dulu Ra, duduk dulu. Maksud kamu, dua hari ini kamu emang sengaja diemin aku itu karena... Kamu cemburu?" Den meraih tangan Tisya. Dia mengajak Tisya duduk di sebelahnya di sofa panjang di sisi tempat tidur, meski enggan akhirnya Tisya mengikuti cara main Den.

"Kamu tau kan aku sibuk sama kasus ini. Aku nggak sempet buka hp, apalagi mikirin sosmed dan lain-lainnya. Aku pikir kamu capek sama kerjaan mu di kantor, makanya aku diem aja.. Nggak minta jatah kelon. Aku diem karena aku peduli sama kamu Ra, aku nggak tau kalo diem ku malah bikin kamu mikir aku cuek. Sebenarnya nggak. Aku nggak pernah mikir buat nyuekin kamu." Ucap Den pelan sambil memegang tangan Tisya.

"Tapi, mereka bilang kamu cocok sama dia!" Bantah Tisya keras.

"Mereka komen di mana sih Ra? Nih hp ku, bawa aja. Pakai buat balas komen mereka. Mau mereka jodoh-jodohin aku sama kanjeng ratu pantai selatan, kalo jodohku itu kamu.. Mereka bisa apa? Ya maaf kalo diem ku bikin kamu nggak nyaman gini. Aku salah."

Tisya pikir bakal ada perang bergelora di pagi ini, tapi nyatanya.. Den dengan penuh kelembutan membuat amarahnya yang setinggi gunung himalaya langsung anjlok begitu saja.

"Kamu lah yang bales! Ngapain nyuruh-nyuruh."

"Iya nanti aku balesin komen netijen satu-satu. sambil ngetag kamu."

"Tapi mereka bilang klienmu imut, cantik. seksi, pantes nya sama kamu! Bukan aku yang--"

Den mencium bibir penuh jigong itu agar berhenti bicara. "Aku sayangnya sama kamu. Cuma kamu. Hanya kamu. Aku milikmu. Kamu milikku. Kita sama-sama miliki. Nggak usah dengerin omongan netijen, deterjen, kawah ijen, atau jen jen yang lain. Ayo kelon! Kelin kudu dikasih pendidikan dasar adab sopan santun sama Kepin keknya!"

"Tap-tapi.. Tapi kamu harus berangkat kerja Den.. Nanti kamu telat.."

"Nggak peduli."

"Nanti kamu mandi lagi..."

"Nggak apa-apa, sekalian mandi bareng kamu."

"Deen.. akuuuuu....--"

'Oka aku oka aku.. Pengen kelon ae ndadak mutung misuh-misuh, dasar betina!' Den mencium Tisya brutal.