NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta, Suamiku

Mengejar Cinta, Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Harem
Popularitas:37.5k
Nilai: 5
Nama Author: Julia And'Marian

Hanum Salsabiela terpaksa menerima sebuah perjodohan yang di lakukan oleh ayahnya dengan anak dari seorang kyai pemilik pondok pesantren tersohor di kota itu. Tidak ada dalam kamus Hanum menikahi seorang Gus. Namun, siapa sangka, Hanum jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat sosok Gus yang menjadi suaminya itu. Gus Fauzan, pria yang selalu muncul di dalam mimpinya, dan kini telah resmi menikahinya. Namun siapa sangka, jika Gus Fauzan malah telah mencintai sosok gadis lain, hingga Gus Fauzan sama sekali belum bisa menerima pernikahan mereka. “Saya yakin, suatu saat Gus pasti mencintai saya“ Gus Fauzan menarik satu sudut bibirnya ke atas. “Saya tidak berharap lebih, karena nyatanya yang ada di dalam hati saya sampai sekarang ini, hanya Arfira..” Deg Hati siapa yang tidak sakit, bahkan di setiap malamnya suaminya terus mengigau menyebut nama gadis lain. Namun, Hanun bertekad dirinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 25

Pasien keguguran, dan saat ini kami akan melakukan tindakan operasi mengangkat janin yang masih tersisa agar menghentikan perdarahan tersebut." Kata dokter itu membuat Hanum dan ustadz Dafa syok hebat.

Hanum sampai membekap mulutnya, tak mampu berkata-kata lagi. Tak pernah menyangka jika salah satu santri perempuan yang ada di pondok pesantren itu ada yang hamil.

"Saya butuh tanda tangan pihak keluarga. Bapak dan ibu siapanya pasien ya?" Tanya dokter itu.

"Kami gurunya." Sahut ustadz Dafa, sedangkan Hanum tak sanggup menjawab pertanyaan dari dokter tersebut.

Sang dokter sedikit terkesiap, namun kembali mengubah ekspresinya kembali menjadi tenang lagi.. "saya butuh keputusan segera. Perdarahan pasien tidak henti. Tolong hubungi pihak keluarganya. Saya permisi, jika sudah ada pihak keluarga, tolong langsung temui saya." Dokter itu berlalu pergi meninggalkan Hanum dan ustadz Dafa yang berdiri di depan ruangan sana.

"Ya Allah, saya tidak menyangka, santri itu hamil." Kata Hanum pelan, matanya menatap sosok santri yang masih terbaring di atas ranjang ruangan sana. Hanum dapat melihatnya melalui kaca besar yang menghubungkan ruangan itu.

"Dengan siapa dia hamilnya?" Gumam Hanum yang masih bertanya-tanya.

Ustadz Dafa menghela nafasnya kasar. Tak berekspresi banyak, karena dirinya juga bingung, terkejut dan syok. Tapi, dirinya lebih bisa mengendalikan dirinya. "Saya hubungi ustadz Fajar dulu. Biar beliau yang menghubungi pihak keluarga santri itu. Saya juga tidak tau siapa nama santri itu." Kata ustadz Dafa..

Hanum menganggukkan kepalanya, membiarkan saja ustadz Dafa pergi untuk menghubungi ustadz Fajar, dirinya masih menatap santri perempuan yang ada di dalam ruangan itu.

Sampai beberapa saat, Hanum tersentak dengan apa yang di lihat olehnya. Hanum langsung berlari  masuk ke dalam ruangan itu saat melihat santri itu ingin mencabut infus yang ada di tangannya.

"Hei apa yang kamu lakukan!" Kata Hanum sambil menahan lengan santri itu.

Santri itu menatap sendu ke arah Hanum. "Ning, jangan halangi saya, saya mau mati saja. Saya nggak mau hidup lagi." Kata santri itu sambil terisak.

Hanum membulatkan kedua bola matanya. "Astaghfirullah, apa yang kamu katakan? Jangan bicara seperti itu. Semua orang punya masalah, tapi kamu nggak berhak berbicara seperti itu. Itu dosa besar. Kamu bahkan seorang santri tau hukum bunuh diri." Ucap Hanum.

Santri itu menggelengkan kepalanya. "Hidup saya sudah hancur, Ning. Saya tidak mau hidup seperti ini. Bagaimana jika kedua orangtua saya tau apa yang sudah terjadi pada saya? Mereka pasti akan kecewa dengan saya. Hiks hiks."

"Tenanglah dulu. Kamu harus istighfar. Saya berjanji akan menyelesaikan semua masalah ini. Coba kamu ceritakan sama saya apa yang terjadi? Dan siapa ayah bayi yang kamu kandung itu?" Kata Hanum pelan, sambil menurunkan tangan santri itu dan mengusapnya lembut. Semoga dengan cara seperti ini santri itu lebih baik lagi, dan tidak akan punya niat ingin mengakhiri hidupnya.

"Saya tidak bisa memberitahu."

Hanum menghela nafasnya kasar. "Kamu harus kasih tau sama saya, apa kamu punya pacar di pondok pesantren sebelah?" Tanya Hanum, walaupun ragu, Hanum sungguh sangat penasaran, pasalnya perempuan dan laki-laki di pondok pesantren milik mertuanya itu di pisah. Dan yang pasti penjagaan di sana sangat ketat. Hanum saja bingung kenapa hal seperti ini bisa terjadi.

"Coba kamu pelan-pelan kasih tau sama saya. Kamu jangan takut, saya akan melindungi kamu." Kata Hanum yang tau jika santri itu seperti orang ketakutan.  Hanum bahkan menggenggam tangan santri itu. "Jangan takut, ada saya. Saya akan mencari keadilan untuk kamu, jika memang hal ini bukan karena kenakalan kamu. Saya akan memprosesnya secara hukum." Sambung Hanum.

Santri itu menggelengkan kepalanya, bibirnya yang pucat di gigit dengan kencang. "Se-sebenaranya... Sa-saya–"

"Ning Hanum"

Keduanya menoleh ke arah sumber suara, di sana ustadz Dafa sudah datang bersama ustadz Fajar.

"Ning Hanum, sudah ada saya. Biar saya dan ustadz Dafa yang menangani hal ini. Saya juga sudah menghubungi pihak keluarga." Ucap ustadz Fajar.

Dan santri itu tampak gemetaran, Hanum bisa merasakan tangannya yang ada di dalam genggamannya.

Hanum terkesiap, dirinya tak menjawab perkataan ustadz Fajar, atensinya mengarah pada santri itu. "Kamu–"

"Aduuuh, perut saya sakit..." Teriak santri itu sambil melepaskan tangan Hanum, kini tangan yang tidak terpasang oleh jarum infus itu meremas perutnya.

"Astaghfirullah," Hanum berseru panik, sedangkan ustadz Dafa sudah berlalu pergi memanggil dokter.

Sampai beberapa menit kemudian, dokter masuk ke dalam ruangan itu, dan menyuruh semua orang pergi dari sana.

Ketiganya keluar, dan menunggu di depan ruangan itu. Sampai seorang dokter datang.

"Saya harus segera melakukan tindakan. Tolong, segera hubungi keluarga pasien, jika tidak nyawanya terancam."

Hanum membekap mulutnya, dengan bibirnya yang bergetar, setelahnya bulir bening langsung menetes di pipinya,

"Ustadz Dafa.."

"Ya, Ning. Ustadz Fajar sudah menghubungi keluarganya."

"Kalau bisa tolong jemput keluarganya. Kasihan santri itu." Kata Hanum.

"Maaf Ning, santri itu berasal dari luar pulau, jadi tidak mungkin kita menjemputnya. Dan keluarganya juga sudah berangkat tadi, dan kemungkinan besok akan sampai."

Hanum terduduk lemas di lantai sana. "Saya harus apa? Ya Allah."

"Ning, tenang dulu. Saya akan coba hubungi kyai Al-Ghazali, mungkin beliau bisa membantu."

"Iya, tolong hubungi mertua saya. Semoga saja santri itu segera mendapatkan pertolongan."

Sedangkan ustadz Fajar, menipiskan bibirnya di sana, matanya menatap ke arah kaca dimana santri itu sedang di terbaring di ranjang. Tatapannya menyiratkan sesuatu yang sulit di artikan...

*

🤨

1
kalea rizuky
pinter atika laki bloon gt tinggalin aja
kalea rizuky
istri kurang ajar
Uthie
Udah kasih 🌹🌹🌹
Julia and'Marian: makasih kk
total 1 replies
Uthie
Maa Syaa Alloh banget Asliii sama kamu Thor... bisa bikin up banyak kaya gini... keren banget 👍👍👍👍🤩🤩🤩🤩🤩

thank you Soo much 😘😘😘😘
Julia and'Marian: 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Uthie
Baguss Antika... emang harus ditegasi tuhhh si Ardi 😡😡😡
Uthie
Waahhh... si Ardi sama nya banget sama bunda nya itu 😡
Uthie
Yaa ampun Thor 😍😍😍
semoga dikabulkan segera dapat Gaji di NT yaa 🤲🤲🤲😍😍

semoga selalu dimurahkan Rizki nya oleh yg Maha Kuasa dan Maha Pemberi Rizki... aamiin yra 🤲🤲🤲🤲
Julia and'Marian: amiiin, makasih doanya kak. moga Kakak juga selalu mendapatkan kebaikan dari Allah. lancar rezekinya♥️
total 1 replies
Uthie
akibat dosa - dosanya dia yg sdh menumpuk 😡
Uthie
Sukurlahhh.. cuma mimpi nya di Fauzan aja 😂🤩🤩
Uthie
sukurin 😡😡
Uthie
Yaaa.. ustadz Dafa 😢
Uthie
rasain 😡
Uthie
Emang pantas itu.. sukur karena nya jadi gila dehh 😡
Uthie
Udah curiga kalau hubungan Antika dan Ardi juga lagi bermasalah....
Uthie
Wadduuhhhh... si Ratna niii yaa... gak ada insyaf nya udah tua juga 😡😡
Uthie
Hmmm... menyedihkan 😢
Eva Karmita
😭😭😭 nyesek otor ternyata ibu Hanum bukan pelakor tapi Ratna lah yg sudah jadi pelakornya
Eva Karmita
pergilah pak Ahmad bawa Hanum bersama mu biarkan Ratna menyesali perbuatannya
Eva Karmita
bagus pak Ahmad jgn kasih ampun langsung tendang buang jauh" wanita macam Ratna ngk pantas di sebut istri
Eva Karmita
astaghfirullah teganya manusia sok suci padahal dia sendirilah pendosa nya 😠👊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!