NovelToon NovelToon
Jarum Penunggu

Jarum Penunggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:14.6k
Nilai: 5
Nama Author: Muliati Sherina

Betapa hancur hati seorang Alia ketika mendapat tuduhan sebagai pencuri dari Tantenya sendiri, namun yang paling menyakitkan adalah ketika Arya tunangannya percaya akan hal itu.
sehingga untuk membuktikan kebenarannya dilakukanlah ritual oleh seorang dukun, sebuah jarum dimasukkan kedalam sumur, dan siapapun yang menyentuh air sumur itu dan terbukti bersalah maka jarum akan menusuk tubuhnya sampai menemui ajal.
dan hingga akhirnya sampai alia meninggalkan kampung tersebut karena kenyataan anak dari Tantenya telah merebut sang kekasih darinya, dan bagaimana selanjutnya siapakah sebenarnya pencuri itu dan bagaimana kisah cinta dan kesuksesan Alia ikuti kisah serunya disini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliati Sherina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Drama yang batal tayang

Pukul sebelas malam, sumur jarum penunggu ( julukan yang diberikan, setelah ritual), masih ramai, masih banyak warga yang mengambil air, karena musim kemarau sudah mulai tiba, tak ada air ledeng, masyarakat juga biasa mengantri di sumur pompa dekat kompleks perumahan.

Malam itu, malam ketujuh setelah ditemukannya cincin yang menjadi sebab sumur itu di namai jarum penunggu, seperti jarum yang menunggu tumbalnya, seperti itu juga warga desa menunggu akhir dari hilangnya sebuah cincin.

Tapi akhir dari semua itu tidak seseram bayangan mereka, semoga saja semua baik baik saja, ucap pak madi pada dirinya, tatkala hendak menimba beberapa ember air.

Pukul dua belas malam, satu persatu warga mulai kembali ke kediamannya, dengan langkah sambil menenteng ember berisi air, mereka pamit pulang pada teman teman yang masih memelekkan mata, demi tetes tetes penghilang dahaga.

Tapi mengapa udara tiba tiba terasa dingin, merasuk sampai kepori pori terdalam, angin berhembus seolah mendesiskan sesuatu mengalun syahdu bagai musik pengiring suara burung hantu, yang hinggap di atas pohon mangga di dekat sumur.

Tapi sekejap angin seperti berhenti berhembus, udara yang tadinya dingin berubah seketika, terasa panas bahkan lebih panas dari cahaya matahari yang terik.

Pak madi dan dua warga yang masih ada di situ mengibas ibaskan daun jati kering ke badan mereka dan salah satunya malah membasuh badannya dengan air sumur.

Beberapa saat sebuah benda kecil menyalah terbang dari dalam sumur, hampir tak terlihat namun cahaya merahnya menyilaukan bagi siapa saja yang melihat.

Setelah itu angin kembali berhembus, burung hantu terbang menjauh, yang terdengar hanya suara lolongan anjing dari kejauhan menambah aroma menyeramkan, akhirnya pak madi dan dua warga yang masih bertahan memutuskan untuk pulang dengan membawa sebuah cerita seram pengantar tidur.

Bu sari yang terlelap pun terbangun karena peluh yang mengucur begitu deras, angin yang berhembus dari kipas listrik di dalam kamar tidak mampu mengusir hawa panas yang menerpa.

Pak Anwar suaminya, dan Naina masih anteng tidur dengan nyenyak, tidak merasakan hawa panas yang melelehkan keringat.

Bu sari beranjak ke dapur, kerongkongannya terasa kering, mengambil segelas air penghilang dahaganya, sesampai di dapur, angin menggoyangkan daun jendela yang terkuak, dari luar terasa angin berhembus kuat, udara dingin merasuk membawa kesejukan yang terasa aneh.

Segera diraihnya daun jendela yang terus bergoyang, namun angin begitu kuat seolah mendorong tubuhnya,.Bu sari tak mau mundur bertarung dengan sang angin menarik paksa daun jendela yang akhirnya bisa tertutup jua.

Dia pun berjalan kembali membawa segelas air, baru dua langkah, dia merasa ada sesuatu menusuk kakinya, Bu sari menahan suara lngin menjerit tapi takut Naina terbangun, dia pun berjalan berjingkat masuk ke kamar mengambil senter dan menyoroti telapak kakinya.

Tak ada apa apa, sakitnya pun tidak terasa lagi, diapun kembali naik ke ranjang melanjutkan tidurnya, sepertinya panas yang tadi dirasakan sudah hilang, berganti sejuk, karna angin dari kipas di depannya.

Pagi hampir menjelang, suara Kokok ayam memulai aba aba akan munculnya matahari, sejengkal demi sejengkal matahari naik kepermukaan, menyilaukan mata bagi yang memandangnya.

Para petani mulai bersiap siap ke sawah, ada juga yang bekerja sebagai pedagang dan beberapa yang bekerja di pabrik, Abang penjual sayur mulai terdengar menjajakan jualannya, sayur, yur, sayur.

Mendengar itu ibu ibu segera keluar, bukan hanya sekedar membeli sayur, tapi juga menyambung tali silahturahmi dengan beramah tamah sambil berceloteh riang mengulik ulik kehidupan orang lain.

Bu sari keluar dengan ikatan kain di betisnya, sambil berjalan terpincang-pincang.

"Kenapa Bu sari kok jalannya agak lain?", ucap Bu Tini tetangga mereka.

"Nggak apa apa Bu, kaki saya cuma pegel doang.

"Ooh, koor ibu ibu.

"Kirain!,

"Kirain apa bu?, tanya Bu sari kemudian.

"Nggak, kirain itu, ee, itu Bu si jarum penunggu sumur, ucap Bu Santi, ibu ibu yang mulutnya agak pedas kalau bicara.

"Jarum penunggu itu untuk pencuri Bu, saya bukan pencuri, saya Nemu barang saya sendiri.

"Iya Bu, tapi sekarang berlaku hukum tuai tanam, ibu sari akan menuai apa yang ibu tanam.

"Emang saya tanam apa Bu, kalau Bu Santi tanam alis pakai jarum itu baru cocok.

"Apa sih ibu sari ini, makanya Bu, jangan berani melakukan hal, yang nantinya malah mencelakakan ibu sendiri", ucap yang lainnya

"Eh ibu ibu, kok jadi menyudutkan, di sini saya yang teraniaya, yang jadi korban, tapi malah saya yang perlakukan kaya begini.

"Emang susah ya bicara sama ibu sari, ngabisin air liur saja, mending air liur saya pakai buat ngitung duit".

"Emang situ punya duit", lanjut Bu sari.

"Emang situ aja yang punya duit, liat tuh pak Anwar akhir akhir ini kok betah banget dirumah, udah pensiun atau di PHK Bu", ucap Bu Tini sinis.

"Emang ngapain kamu urusin suami saya, urusin tuh suami kamu yang kurus kering kaya orang gak di kasih makan", balas Bu sari sengit.

"Dari pada kamu banyak omong, mending kita duel aja, satu lawan satu, ayo", ajak Bu Tini.

suasana semakin panas, ibu ibu melerai tapi tak di hiraukan keduanya, akhirnya Bu RT datang setelah ditelpon salah seorang warga.

Bu RT berdiri di tengah mencoba melerai pertengkaran mereka.

"Sudah ibu ibu, jangan bikin malu diri sendiri, tidak ada gunanya seperti ini, menang jadi arang, kalah jadi abu.

"Ini Bu, Bu Tini yang duluan, mulutnya kaya petasan, nyinggung perasaan saja".

"Dia Bu yang terlalu baper, lagian yang ngomong bukan cuma saya ibu ibu yang lain juga.

"Sudah sudah Bu, kita ini tetangga, tidak baik saling bermusuhan, nanti kapan kapan butuh pertolongan, pada tetanggalah terlebih dulu", ucap Bu RT menasehati.

"Nggak bakalan Bu, saya minta tolong pada Bu Tini, ucap Bu sari ngotot.

"Sama, saya bersumpah atas nama Roi, kucing saya, nggak bakalan lagi minta tolong pada ibu sari, ngapain juga, dia kan pelit", balas Bu Tini.

"Ya sudah kalau begitu, sebaiknya Bu sari pulang dulu, memperbaiki perasaannya yang mungkin lagi galau".

"Tapi Bu saya mau beli sayur dulu", ucap Bu sari.

Ternyata Abang sayur tengah sibuk melayani ibu ibu yang berdatangan hendak menonton drama gratis, tapi dramanya batal tayang, karena belum dapat izin tayang dari Bu RT.

"Siapa sih yang kasih tau Bu RT, jadinya dramanya batal tonton, celetuk salah satu ibu ibu yang penasaran.

"Iya, kalau begini nggak dapat hiburan gratis dong, nggak tau kan siapa pemenangnya, kalau saya menjagokan ibu Tini, dia masih muda masih kuat, sekali pukul Bu sari pasti keok", Balas ibu yang lain.

"Kalau aku menjagokan ibu sari, biarpun lebih tua dari ibu tini, tapi dia masih lincah dan kuat, tapi sayang ya belum di mulai sudah bubar aja, ucap ibu ibu tetangga dekat Bu sari.

Akhirnya mereka pulang kerumah masing-masing, termasuk Bu sari kembali kerumah dengan amarah yang hampir meledak, lagi lagi, semua karena Alia, Alia lagi, Alia lagi, benar benar gadis itu membuat hidupnya bertambah susah dan gelisah.

1
Bunda Ochie
wah ada yg kena tembak nih ...yg nembak kena penyakit demam kangen😅
Wanita Aries
Ih dasar pembantu wisnu kurang ajar songong bgt.

Wahh meleyot gak tu si alya
Muliati Sherina: iya kaka, makasih komennya
total 1 replies
Indriani Kartini
haha akhirnya cair juga egonya
Muliati Sherina
makasih komennya
Muliati Sherina
Alhamdulillah, memang yang namanya cinta ya, indah banget
𝐈𝐬𝐭𝐲
aliya yg di tembak kok aku yg bahagia dan senyum²🤣🤣🤣
R 💤
mending jangan datang aal...
R 💤
betul Al
Wanita Aries
Siapa tuhh
R 💤
tapi takutt Al, kamu harus hati2
R 💤
mau kasihan tapi gimana ga.....
R 💤
betul Alia, dia bisa berbuat yg lebih jika dibebaskan
Muliati Sherina
lanjut dong, kan ada mbak yang selalu nyemangati, terimakasih/Pray//Pray//Pray/
Wanita Aries
Lnjut thor
R 💤
itu sudah pasti Al...
R 💤
huffft hampir saja
Wanita Aries
Rasain noh bu sari.. pny mulut asal ngomong aj
Muliati Sherina: akhirnya dapat balasan juga
total 1 replies
Muliati Sherina
Semangat masih diangka 50, perlu tambahan semangat lagi
Muliati Sherina
Masih belajar, masih cupu, terimakasih, perlu belajar dari suhu
Muliati Sherina
Terimakasih kritikannya ya , sangat membangun nanti akan coba saya koreksi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!