Alvian, seorang pria muda nan tampan menginginkan sosok seorang Istri yang cantik dan aduhai.
Ia terpaksa harus menelan kekecewaan saat orang tuanya justru menjodohkan dia dengan Aylin, seorang perempuan tertutup dan bercadar.
Hal itu membuat Alvian berbuat sesuka hati agar Aylin tak kuat menjalani bahtera rumah tangga dengannya dan meminta untuk berpisah.
Namun, siapa sangka hal itu justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri setelah dia tahu kalau di balik cadar istrinya, tersembunyi paras cantik yang selama ini sangat ia idam-idamkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Aylin yang hendak mampir ke rumah mertuanya, terpaksa harus mengurungkan niatnya, karena suaminya memberi pesan jika malam ini akan ada temannya yang datang untuk makan malam.
"Mas Alvian aneh sekali, kemarin marah-marah karena aku mengajak teman ke rumah, sekarang malah dia yang membawa temannya," gumam Aylin.
Sebagai istri yang berbakti, walau hati masih kesal dengan pembicaraan semalam tapi Aylin tetap patuh.
Sesampainya di rumah, suaminya ternyata juga sudah pulang.
"Tumben Mas Alvian sudah pulang?" tanya Aylin heran.
"Aku sedang tidak enak badan," jawab Alvian bohong.
"Kamu sakit?" tanya Aylin langsung melepas sarung tangan dan menempelkan punggung tangannya ke dahi Alvian.
Alvian yang tidak ingin ketahuan berbohong langsung memegang tangan Aylin.
"Astaga ... jarinya sangat lentik dan kulitnya juga mulus sekali," batin Alvian terpana.
Aylin yang masih merasa kikuk langsung melepaskan diri dari pegangan tangan suaminya dan memakai sarung tangan lagi.
"Sebaiknya Mas Alvian langsung istirahat di kamar saja, akan aku buatkan bubur ayam dan siapkan obat!" bujuk Aylin.
"Aku tidak suka bubur dan obat, aku hanya kelelahan saja dan tubuhku terasa sangat pegal," sergah Alvian panik.
"Kalau begitu aku buatkan nasi goreng bagaimana? Lalu aku pijat saja?" tawar Aylin.
"Boleh deh," jawab Alvian dengan wajar datar, padahal hatinya berbunga-bunga.
Alvian langsung pergi ke kamar, mengganti pakaiannya dengan kaos dan celana pendek.
Kemudian menunggu istrinya datang.
Tak butuh waktu yang lama, Aylin sudah datang membawa sepiring nasi goreng dan minuman es jeruk.
Jujur saja Alvian merasa kagum, meski istrinya memakai gamis dan bercadar tapi selalu sigap saat mengerjakan sesuatu seperti memasak.
"Makan dulu, Mas. Aku mau shalat Maghrib dulu keburu waktunya habis," ucap Aylin.
"Iya," jawab Alvian.
"Kamu sudah shalat belum tadi?" tanya Aylin memastikan.
"Sudah tadi," jawab Alvian berbohong.
Setelah Aylin meninggalkan kamar, Alvian langsung melahap nasi gorengnya.
"Astaga ... Kenapa bisa seenak ini sih?" gumam Alvian sangat puas.
Nasi goreng itu diberi campuran babat sapi, petai, dan juga ada rasa terasinya, rasa rempahnya terasa pas di lidah.
Dalam sekejap sepiring penuh nasi goreng sudah ludes, minuman segelas besar juga sudah habis.
Aylin yang selesai shalat maghrib buru-buru menghampiri kamar suaminya.
Dalam hati Aylin tersenyum, karena suaminya terlihat puas dengan masakannya.
"Mas, jangan tiduran dulu kalau habis makan, duduk sambil bersandar dulu!" bujuk Aylin.
"Kalau gitu pijat kakiku dulu deh, aku sangat lelah tadi berdiri lama di jalanan, " pinta Alvian.
"Kenapa?" tanya Aylin heran.
"Sepulang kerja aku mampir ke minimarket untuk membeli rokok. Tapi, mobil aku yang terparkir di tabrak truk yang remnya blong, alhasil ringsek bagian belakangnya."
"Lalu?"
"Ya aku harus naik taksi untuk pulang," jawab Alvian.
"Oh, tidak apa-apa, mobil itu masih bisa diperbaiki. Yang penting nyawa Mas Alvian selamat," ucap Aylin menenangkan.
"Ayo cepat pijat aku," sela Alvian mengingatkan.
"Iya," jawab Aylin patuh.
"Eh ... Besok aku numpang mobil kamu ya? Lalu pulangnya kamu jemput aku lagi," pinta Alvian.
"Loh, kita kan beda arah. Kalau aku mengantar Mas Alvian dulu, aku bisa telat sampai ke kampus," sela Aylin.
"Ya sudah, kalau begitu mobilnya aku yang pakai. Kamu yang akan aku antar jemput," balas Alvian.
Aylin sedikit merasa terkejut, tumben sekali suaminya itu berinisiatif untuk bersama seperti ini.
Meski alasannya karena mobil rusak terdengar tidak masuk akal, karena dengan sikap Alvian yang banyak gengsi.
Ia pasti akan lebih memilih naik taksi atau minta diantar jemput oleh Riana.
"Kenapa? Kamu takut mobilnya aku jual? Mobil seperti itu aku juga bisa beli sendiri!" sindir Alvian.
"Kalau begitu kenapa tidak beli lagi? Atau kamu minta saja di antar jemput oleh Riana? " balas Aylin.
"Kamu kan istriku!" jawab Alvian kembali ke mode sinis.
"Kalau sedang susah saja, baru memanggilku istriku," gerutu Aylin.
"Jadi kamu tidak mau? Kata Papa suami-istri itu harus saling membantu dan melengkapi satu sama lain," sergah Alvian.
"Iya, SUAMIKU," jawab Aylin mengalah. Sengaja menekan kata suamiku.
"Baguslah, kalau begitu aku ganti posisi tengkurap. Kamu pijat dengan benar, sekalian dengan kepalaku juga," balas Alvian menyembunyikan senyumnya di atas bantal.
"Tapi aku tidak bisa memijat lama-lama, katanya akan ada teman Mas Alvian yang mau datang makan malam. Bisa-bisa aku kewalahan kalau tidak menyiapkan bumbunya dari sekarang," Keluh Aylin.
"Memangnya kamu mau masak apa?"
"Aku mau masak gulai dan sate kambing, itu prosesnya cukup lama loh."
"Nanti aku bantu," sela Alvian.
"Serius?" tanya Aylin tak percaya.
"Iya, pokonya pijat aku sedikit lebih lama," jawab Alvian.
Aylin heran, kenapa suaminya itu tiba-tiba menjadi sangat manis dan baik hati.
"Aku jadi merasa curiga kalau Mas Alvian jadi berubah baik seperti ini. Apa karena dia diam-diam ingin menikah lagi dan bersikap seperti ini agar aku tidak merasa curiga?" batin Aylin merasa aneh.
************
************
Lanjuuuut kakak 💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼