menceritakan tentang pernikahan paksa antara Latifa siswi kelas 2 sma dengan Sandi seseorang yang sangat populer di kalangan kaum hawa. Sandi adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di unkversitasnya.
akankah kehidupan rumah tangga mereka baik-baik saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rill Ridho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memilih calon istri.....
"O iya San, perkenalkan ini putri keduaku.... Latifa Zahira. " Mita memperkenalkan Tifa.
"Tifa tante... Om... " Sapa Tifa mencium kedua tangan orang tua paruh baya itu.
"Aduhh... Cantiknya... " Puji Santi ia mengusap pipi mulus Tifa dengan lembut.
"Ngomong - ngomong kalian datang tanpa anak kalian? Mana nih pangeran kalian? " Tanya Fatan yang tidak melihat keberadaan anak Santi dan Bram.
"Dia masih di mobil, mungkin dia gugup akan bertemu dengan calon istrinya... Hahahah... " Ucap Bram membuat semua yang berada di sana tertawa kecuali Tifa, dia juga gugup akan bertemu dengan pria itu.
"Kalau ganteng gue setuju, tapi kalau tua.... Bagaimana pun cara bakal gue tolak tu cowok" Gumam Tifa dalam hati.
"Mah, Tifa ke toilet bentar" Bisik Tifa.
"Jangan lama - lama ya sayang" Kata Mita dan di angguki oleh Tifa.
____
Setelah berpikir cukup lama akhirnya Sandi keluar dari mobilnya. Sebenarnya dia sangat malas untuk turun tapi dia menghormati kedua orang tuannya.
"Jadi, dia cowok yang akan dijodohkan sama aku dan Tifa. " Kata seorang gadis yang melihat Sandi dari balkon kamarnya.
Sandi berjalan menghampiri ke dua orang tuanya, ia melihat ke sekeliling dan dia tidak melihat seorang pun wanita disana, Sandi tersenyum puas.
"Dimana gadis yang mau di jodohin sama aku, apa dia kabur? Syukurlah kalau begitu" Batin Sandi senang.
"Kenalin.. Ini jagoanku, namanya Sandi" Bram memperkenalkan putranya.
"Sandi Om... Tante... " Sapa Sandi mencium tangan Mita dan Fatan
"Ganteng kamu nak, persis seperti Om.. Hahaha" Jawab Fatan yang seketika membuat mereka tertawa.
Kedua keluarga itu asik mengobrol, sampai mata mereka di kejutkan dengan gadis cantik yang baru datang. Mereka semua terpana melihat kecantikan Inayah termasuk Sandi yang sedari tadi tidak berkedip memandang Inayah. Dia tidak tahu saja kalau gadis cantik itu sedang mengandung 3 bulan.
"San, kenalin ini anak pertama kami. Namanya Inayah, dia sudah pernah menikah dan sedang mengandung anak pertamanya.Tapi.. seperti yang aku jelaskan kemaren." Kata Mita.
"Sudah menikah? Aku tidak mau bekas orang lain" Batin Sandi.
"Hai Om... Tan... Apa kabar? " Inaya mencium tangan Bram dan Santi. Inaya melirik kearah Sandi sekilas.
"Apa dia calonnya pah? " Tanya Inaya, duduk di kursi single sebelah mamanya.
"Iya sayang, bagaimana? Tampan bukan?... " Tanya Fatan.
Inaya mengacungkan jempolnya sebagai jawaban.
"Kalian liatkan, kalau kakaknya sudah bilang oke berarti adiknya juga. " Kata Fatan, semua orang tersenyum mendengarnya.
Tak lama Latifa pun datang, ia langsung duduk di dekat Kakaknya Inayah.
"Papa emang pinter cari calon, dia tampan bukan.. . " Bisik Inaya
"Ganteng dari mana sih kak, mata kakak rabun kali ya" Balas Tifa.
Ia pun mendongakkan kepalanya,. Betapa kagetnya Tifa saat melihat siapa pria yang diakan menikahinya
"Jadi dia yang mau di jodohin sama gue" Gumam Tifa. Ia menatap Sandi dengan tatapan tidak suka.
"Kamu?? ? .. " Tunjuk Sandi ke Tifa.
Semua semua orang hanya terkejut melihat sikap sandi ke Latifah, tak lama Latifah pun menyadari kalau cowok ganteng yang ada di depannya itu adalah pria mesum yang Iya temui di mall tempo hari dan pria itu juga merupakan pria yang menyebabkan pakaiannya kotor yang ia temui di pasar waktu itu.
"Oh shittt.. Kenapa gue nggak sadar sih kalau dia cewek menyebalkan itu " Batin Sandi.
"Akhhh sial... Jadi dia yang mau di nikahin sama gue? Cowok menyebalkan dan mesum... " Batin Latifa.
"Kenapa ? Nggak usah melotot gitu liatnya... Gue tahu kalau gue cakep" Bisik Sandi pada Tifa.
"Ihhh kepedean deh. " Ketus Tifa.
"Kalian udah saling kenal?? ? " Tanya Fatan
"Tidak... "Jawab mereka kompak
Para orang tua seketika tertawa melihat tingkah Latifa juga sandi. Mereka terlihat lucu seperti Tom and Jerry namun tidak dengan Latifah, dia begitu kesal melihat kedekatan Sandi dan juga kakaknya Inaya meskipun mereka kenal tapi itu membuat Latifa kesal. Dan juga kedua orang tuannya.
Setelah mengobrol cukup lama mereka para orang tua paruh baya itu melanjutkan acara yang dinanti-nanti. Fathan memulai pembicaraan, suasana Hening seketika.
"Sandi.... Mereka adalah calon istri kamu, tapi ingat kamu harus memilih salah satu dari Putri saya. " Jelas Fatan
"Tapi Om.... " Ucap Sandi menggantung.
"Tidak ada tapi tepian sandi, seperti yang sudah pernah Papa dan Mama katakan, Papa yakin kamu bisa memilih diantara mereka tanpa harus menyakiti salah satu diantara mereka.. "Jelas Bram.
" Baiklah. " Jawab Sandi pasrah.
"Tenang Tifa... Tenang, dia pasti pilih kak Anya... Jadi cukup menurut saja untuk saat ini. " Batin Tifa menenangkan dirinya.
"Nak, kamu jangan merasa terbebani ya memilih anak tante... Cukup dengarkan kata hati kamu... Kedua putri tante anak - anak baik semua kok, cuma Inaya kemaren terjadi musibah makanya dia seperti itu sekarang. " Jelas Mita kepada Sandi.
"Iya sayang, bener kata tante Mita... " Sambung Santi.
"Anak baik apanya... Yang satu udah bunting dan yang satu menyebalkan gitu, bisa - bisa mati muda aku kalau berhadapan terus sama tu cewek" Batin Sandi.
Sandi melihat kedua orang tua calon istrinya. Setelah itu baru dia melirik satu satu kedua calon istrinya itu, seketika senyum Sandi pun mengembang.
"Baiklah aku akan pilih gadis menyebalkan itu... Gak mungkin kan aku pilih bekas orang dan si cewek menyebalkan ini sangat membutuhkan seorang suami yang tegas seperti aku. Awas aja kamu cewek menyebalkan.. " Batin Sandi.
"Baiklah mah, pah... Om tante, aku akan memilih salah satu dari mereka kedua putri cantik ini... " Jelas Sandi.
"Baiklah nak... Putuskan lah, siapa yang akan menjadi istri dan orang yang selalu menerima kamu. " Jelas Fathan.
"Sandi pilih dia pah... " Kata Sandi menunjuk ke salah satu calon gadis ya g sedang berdiri di hadapannya itu
-------------------------------------+TBC+---------------------------------