NovelToon NovelToon
Aku Hanya Wanita Biasa

Aku Hanya Wanita Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Wanita Karir / Careerlit
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Wanita, seorang insan yang diciptakan dari tulang rusuk adamnya. Bisakah seorang wanita hidup tanpa pemilik rusuknya? Bisakah seorang wanita memilih untuk berdiri sendiri tanpa melengkapi pemilik rusuknya? Ini adalah cerita yang mengisahkan tentang seorang wanita yang memperjuangkan kariernya dan kehidupan cintanya. Ashfa Zaina Azmi, yang biasa dipanggil Azmi meniti kariernya dari seorang tukang fotokopi hingga ia bisa berdiri sejajar dengan laki-laki yang dikaguminya. Bagaimana perjalanannya untuk sampai ke titik itu? Dan bagaimana kehidupan cintanya? Note: Halo semuanya.. ini adalah karya keenam author. Setiap cerita yang author tulis berasal dari banyaknya cerita yang author kemas menjadi satu novel. Jika ada kesamaan nama, setting dan latar belakang, semuanya murni kebetulan. Semoga pembaca semuanya menyukainya.. Terimakasih atas dukungannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Tidak Baik-baik Saja

Azmi telah berpamitan kepada kedua orang tua dan adiknya. Travel yang akan mengantarnya ke Tanjung sudah menunggunya. Segera setelah ia masuk kedalam travel, mobil melaju menuju Tanjung.

Perjalanan sekitar 3 jam itu Azmi habiskan dengan tidur karena dirinya kurang tidur beberapa hari ini. Sejak kejadian Pak Suwito, tidur Azmi tidak nyenyak karena mengingatnya.

“Sudah sampai, Mbak!” Seru sopir travel.

“Terima kasih, Pak.” Azmi menerima koper dan tasnya.

“Sama-sama, Mbak.” Kata sopir travel yang kemudian meninggalkan Azmi didepan gerbang.

“Ada perlu apa, Mbak?” Tanya sekuriti yang menghampiri Azmi.

“Saya Azmi, admin pinjaman dari Batukajang.” Kata Azmi seraya menyerahkan surat keterangan miliknya.

“Oh! Silahkan.”

Sekuriti membawa Azmi memasuki gerbang dan memintanya menunggu di lobi mess. Tak lama kemudian, sekurit kembali bersama seorang perempuan berambut Bob.

“Selamat datang, Azmi. Perkenalkan, saya Lala penanggung jawab mess ini. Saya sudah diberitahu atas kedatangan kamu hari ini. Mari ikut saya!” Azmi mengangguk dan mengikuti Lala.

Lala membawa Azmi ke mess karyawan wanita dan menunjukkan kamarnya. Ternyata karyawan wanita disini lebih banyak dibandingkan di Batukajang. Terlihat dari banyaknya kamar yang Azmi lewati untuk sampai dikamarnya yang ada di lantai 2.

“Kamu akan menempati kamar ini sendirian. Kamu tidak masalah?”

“Tidak, Mbak. Terimakasih.”

“Silahkan masukkan koper dan tas kamu. Setelah itu, aku akan mengajakmu berkeliling.”

Setelah Azmi memasukkan koper dan tasnya, Lala membawa Azmi turun ke lantai bawah dan memutar. Sambil berjalan, Lala menjelaskan bangunan yang mereka lewati. Mess karyawan wanita dan laki-laki dipisahkan oleh bangun ditengah-tengah. Bangunan dengan dua lantai, lantai pertama kantin dan lantai kedua tempat fitnes, dan klinik. Karyawan wanita dilarang masuk ke mess dan sebaliknya. Jam tidur adalah pukul 10, sehingga sebelum jam 10 karyawan harus sudah masuk ke kamar masing-masing. Dan masih banyak lagi peraturan yang dipaparkan oleh Lala.

“Saya rasa semuanya sudah saya sampaikan, ada pertanyaan?”

“Untuk keperluan pribadi, beli dimana?” Tanya Azmi lirih, karena semua keperluan seperti laundry, camilan, perlengkapan mandi dan lainnya sudah tersedia.

“Kamu bisa menuliskannya disebuah kertas dan menitipkannya di bagian kasir kantin. Nanti jika sudah dibelikan akan diantar ke kamar dan kamu bisa melakukan pembayaran. Kamu juga bisa keluar dari mess, yang penting kamu mengisi daftar keluar masuk yang ada di sekuriti dan kembali tepat waktu.”

“Terima kasih.”

“Sama-sama. Jika ada masalah dengan kamarnya, kamu bisa menghubungi saya disini.” Kata Lala yang menyerahkan kartu namanya.

“Terima kasih.”

Azmi kembali ke kamarnya sendirian. Saat masuk kamar dan menyalakan lampu, Azmi menemukan beberapa tulisan yang tertempel di dinding. Seperti password WiFi dan peraturan yang sebelumnya disampaikan oleh Lala.

Selesai menata pakaian dan barang keperluannya ke dalam lemari, Azmi membersihkan diri dan melaksanakan sholat dzuhur. Baru setelah itu turun untuk makan siang. Kantin terlihat ramai, tidak seperti saat dirinya melakukan Toru dengan Lala tadi.

“Kamu siapa?” Tanya seorang wanita yang ikut mengantre untuk mengambil makanan.

“Azmi, admin pinjaman dari Batukajang.”

“Aku Larita, admin HSE. Salam kenal.” Azmi mengangguk dan tersenyum.

Keduanya duduk bersama untuk makan siang, beberapa wanita yang baru datang juga bergabung dengan mereka membuat meja lebih ramai. Dari sana Azmi tahu, karyawan wanita tidak hanya dari kalangan admin melainkan operator dan mekanik. Sungguh membuka wawasan Azmi.

“Katakan kalau kamu butuh sesuatu.” kata Larita.

“Terima kasih, Kak.” Azmi masuk ke dalam kamarnya yang kebetulan bersebelahan dengan Larita dan Rosi.

“Bagaimana disana?” Tanya Raika yang melakukan panggilan video.

“Baik.”

“Hanya itu saja?”

“Ya. Lihat saja sendiri.” Azmi menunjukkan kamar tempatnya tinggal.

Kamar dengan doublebed dan kamar mandi, seperti di hotel. Lemari dengan perlengkapan mandi dan beberapa camilan dan minuman kaleng.

“Gila! Itu mess atau hotel?” Azmi menggendikkan bahu.

“Bagus lah! Disana tidak ada yang tahu kalau kamu janda, setidaknya tidak akan ada yang mencacimu.”

“Mungkin saja.”

“Doa yang baik-baik saja. Semoga kamu betah.”

“Aamiin..”

Setelah menerima panggilan dari Raika, Azmi menghubungi kedua orang tuanya dan mengabarkan keadaannya di tempat baru. Kedua orang tuanya bersyukur Azmi ditempat yang layak. Mereka tak khawatir anaknya akan lontang-lantung di tempat yang tidak familier baginya.

“Tidak!” Teriak Azmi yang terbangun dari tidurnya.

Bahkan di tidur siangnya Azmi tidak bisa nyenyak karena mimpi buruk. Bagaimana cara Azmi mengatasinya?

“Aku sudah junub berkali-kali dan berwudu setiap kali akan tidur, kenapa masih teringat kejadian itu?” Gumam Azmi yang mencuci muka.

Melihat jam di ponsel, Azmi mengambil wudu dan melaksanakan sholat asar. Setelahnya Azmi membaca buku untuk menunggu waktu magrib, tetapi ia mengambil ponsel karena ada beberapa pesan masuk.

Priyo: Kamu dipindah ke Tanjung? Apakah sudah sampai?

Dino: Katakan jika butuh sesuatu.

Budi: Semangat, Non!”

Ipit: Sampai jumpa 3 bulan lagi.

Raika: Kirim lokasi! Minggu ini aku akan kesana dengan Rama.

Egi: Kamu melupakan obat pereda nyeri.

Azmi membalas pesan tersebut satu-persatu. Termasuk pesan dari Priyo.

Azmi: Sudah. Apa aku boleh menanyakan sesuatu?

Priyo: Ya. Tanyakan!

Azmi: Bagaimana cara melupakan kejadian tidak menyenangkan?

Priyo: Apa aku kenangan buruk bagimu?

Azmi: Jawab saja! Ini tidak ada hubungannya denganmu.

Priyo: Jangan dipikirkan!

Azmi: Semakin aku mau melupakannya, semakin aku mengingatnya.

Priyo: Pikirkan aku saja, jadi kamu tidak akan mengingat kenangan buruk.

Azmi: Kamu juga kenangan terburuk!

Setelah membalasnya, Azmi menutup kepalanya dengan bantal. Bisa-bisanya Priyo mengatakan untuk memikirkannya, seolah ia lupa kalau dirinya juga menyumbang kenangan buruk.

“Dasar laki-laki egois!” Kesal Azmi.

Azmi memutuskan untuk kembali membaca dan mengabaikan ponselnya. Bertanya kepada Priyo adalah pilihan yang buruk. Mungkin ia akan tetap menyimpannya untuk dirinya sendiri. Ia hanya berharap segera bisa menghilangkan ingatan itu atau minimal bisa menghadapinya.

Sementara itu, Priyo merutuki dirinya sendiri. Niat hati hanya ingin menghibur tetapi justru membuat Azmi kesal kepadanya.

“Sebenarnya apa yang membuat Azmi seperti itu? Sewaktu bersamaku ia tidak pernah seperti itu.” Gumam Priyo.

Segera Priyo mencari nomor Dino, admin fuel yang ia kenal.

Priyo: Din, apakah ada masalah dengan Azmi?

Dino: Aku tak tahu.

Priyo: Apa Azmi bersikap aneh akhir-akhir ini?

Dino: Biasa saja.

Priyo: Katakan kepadaku jika kamu tahu sesuatu.

Dino: Apa urusannya denganmu?

Priyo: Azmi masih tanggung jawabku!

Dino menatap pesan dari Priyo. Orang yang mengaku masih memiliki tanggung jawab terhadap Azmi, wanita yang diceraikan. Sungguh aneh. Tetapi yang menarik perhatian Dino bukanlah Priyo, melainkan firasatnya yang merasa Azmi tidak baik-baik saja.

1
indy
sabar y azmi
indy
lanjut
indy
lanjut kakak
indy
semoga di tempat baru azmi bisa lebih sibuk sehingga dapat melupakan kenangan buruk
indy
semoga azmi nanti sukses
indy
selamat ya azmi
Meymei: Terima kasih kak (Azmi)
total 1 replies
indy
cepat move on azmi
indy
kasihan Azmi
indy
Ternyata priyo gak bisa mendaki, bukan karena prinsip
Sulfia Nuriawati
suami aneh, mw saling mengenal tp cm azmi yg ada usaha, lah priyo blm apa² cm tw marah aja, serem sm yg kyk gt sifatnya bs² anemia🤭🤭🤭
Meymei: Hehehe sabar ya kak..
total 1 replies
indy
sabar ya Azmi...
Meymei: Aq sabar kak (Azmi)
total 1 replies
indy
semoga azmi kuat
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
indy
lanjut kakak
Meymei: Siap kak 😊
total 1 replies
indy
priyo sat set, semoga dia orang baik
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
indy
telaten sekali azmi
Rian Moontero: kusuka ceritanya kak Mey👍👍
semangaaat🤩🤩🤸🤸
Meymei: Hihihi 🤭
total 2 replies
indy
semangat azmi
Meymei: Siap kak! (Azmi)
total 1 replies
indy
hadir
Meymei: Terimakasih dukungannya kak 😍
total 1 replies
Dewi Masitoh
hadir kak😊
Meymei: Terimakasih dukungannya kak 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!