Cinta itu bukan seperti matematika yang hasilnya pasti sama persis dengan apa yang kita perhitungkan. Terkadang Allah menjodohkan seseorang dengan orang yang berbanding terbalik dengan seseorang itu. Tujuannya biar saling melengkapi.
Seperti yang dialami Andhini Maharani atau biasa disapa Rani. Tipe Idamannya: nggak boros, makai kacamata tipis, smart, bersih dari jerawat, berpakaian rapi, setia, sabar, bijaksana dan paling penting sayang sama adiknya. Ia justru jatuh cinta sama Raditya Saunders. Cowok yang super duper boros, hobinya traveling dan menghamburkan-hamburkan uang papanya. Untuk menyatukan dua hati yang saling mencintai ke ikatan suci pernikahan tentu bukan hal yang mudah. Rani dan Radith dihadapkan pada ujian yang dahsyat. Ujiannya adalah Andhina Rosalia, yang berstatus sebagai adik kandung Rani justru mencintai Radith juga.
Rani berada di sebuah persimpangan, ia bingung memilih jalan yang mana. Jalan antara merelakan Radith untuk Andhina atau mempertahankan Radith?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ariny NH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan Terbaik
Tersirat jelas kekecewaan di wajah Andhina. “Radith nggak mau anterin kamu ke sekolah ya?” tebak Rani.
“Iya nih kak. Katanya hari ini dia ada meeting dadakan.”
“Sini HP-mu! Aku mau nelpon Radith buat bujuk dia biar dia mau anterin kamu ke sekolah.”
Dengan semangat Andhina menyerahkan HP-nya pada Kak Rani. Kak Rani menjauh sebentar dari meja makan. Sembari menunggu kak Rani kembali, Andhina melanjutkan sarapannya. Tak berapa lama Kak Rani kembali.
“Gimana Kak, Radith mau dibujuk buat anterin aku ke sekolah?” tanya Andhina.
“Tentu mau dong. Sekarang makanmu sudah kelar kan, kamu siap-siap gih bentar lagi Radith datang jemput kamu.”
“Beneran, Kak? Wah, makasih banyak ya!”
Andhina sendiri penasaran kakaknya memakai jurus apa sehingga bisa membuat Radith berubah pikiran. Hal itu tak terlalu ia pedulikan, sebab ia bahagia banget Radith akan anter ia ke sekolah.
\*\*\*
Sepanjang perjalanan ke sekolah naik mobil Andhina tampak sangat bahagia, sedari tadi ia senyum-senyum sendiri. Siapa yang tak bahagia jika ke sekolah diantar oleh kekasih tercinta? Kebahagiaan Andhina tak berlaku bagi Radith, ia justru bête setengah mati mengantar Andhina ke sekolah. Kalau bukan karena permintaan Rani ia tak mungkin melakukan hal itu.
Pikirannya melayang ingat dua hari yang lalu, saat ia mengantar Andhina ke sekolah. Waktu itu dirinya dipamerkan ke teman-teman Andhina. Sialnya, teman-teman Andhina pada kecentilan dan tak bisa melihat cowok tampan. Langsung deh mereka pada ngedipin mata ke Radith atau bahkan tak sedikit teman-teman Andhina yang minta foto bareng dengan dirinya.
Radith bergidik ngeri membayangkan hal itu terulang lagi di hari ini. Ia berharap ketika sampai di sekolah, bel sudah berbunyi jadi teman-teman Andhina yang kecentilan itu tak ada waktu untuk merayunya atau sekadar foto dengan dirinya.
Setengah jam telah berlalu, tanpa terasa sampai juga di sekolah Andhina dengan selamat.
Teeet … Teeet
Dari dalam mobil Radith dan Andhina bisa mendengar bel tanda pelajaran sudah mulai berbunyi. Radith sangat bersyukur karena apa yang diinginkannya terkabul. Yes, hari ini terbebas dari cewek-cewek centil. Batin Radith kegirangan.
“Kak Radith, makasih ya dah nganterin aku ke sekolah,” ujar Andhina.
“Iya, sama-sama. Kamu turun gih tuh dah bunyi belnya ntar dimarahi guru kalau telat masuk kelas. Kamu belajar yang rajin ya biar cepet lulus.”
“Oke, Kak. Kakak juga jangan tebar-tebar pesona ke cewek lain ya?”
Usai berkata demikian Andhina turun dari mobil Radith. Sejak jadi manager restaurant, Radith dikasih mobil sama bosnya. Makanya ia mengantar Andhina naik mobil. Jadwal Radith setelah mengantar Andhina ke sekolah, langsung ke restaurant. Ketika dirinya hendak tancap gas ia melihat ada seorang cowok sekitar umur 21 tahun berdiri di gerbang pintu sekolah Andhina.
Ciri-ciri cowok itu wajahnya lumayan daripada lumanyun, penampilannya rapi dengan mengenakan kemeja putih dan celana celana jeans panjang, ia juga memakai kacamata tipis. Entah kenapa tiba-tiba Radith merasa pernah ketemu cowok itu tapi dimana ya? Radith mencoba mengingat-ingat lagi.
Lima menit Radith berusaha mengingat-ingat, namun otaknya tetap tak bisa menemukan jawabannya alis lupa. “Ya, sudahlah. Ngapain juga gue ngingat-ingat cowok itu. Toh, nggak penting juga. Yang penting sekarang ke restaurant biar nggak dimarahi bos.”
\*\*\*
“Kak Rani! Kak Rani!” Pulang dari sekolah bukannya mengucapkan salam Andhina malah teriak-teriak memanggil kakaknya. Ia memanggil kakaknya karena ingin curhat, di sekolah tadi ia dipertemukan lagi dengan seseorang yang tidak diharapkan. Dengan seseorang itu membuat hati Andhina galau.
Maka dari itu ingin minta saran dari kakaknya. Namun, kakak sedari tadi dipanggil sama sekali tak menyahut. Andhina bingung sendiri kemana kakaknya? Biasanya saat dirinya pulang sekolah pasti ada di rumah, berangkat mengajar lagi sekitar jam empat sore.
“Kak Rani lagi tidur di kamar kali ya? Gue susulin ke kamar aja dehh.”
Langsung saja Andhina melangkahkan kakinya menuju kamar kakaknya. Kamar kakaknya ada di lantai 2. Namun sialnya ketika Andhina masuk ke kamar Rani, ia tak menemukan keberadaan Rani. Andhina semakin bingung kemana kakaknya?
Tiba-tiba pandangan Andhina tertuju pada HP yang tergeletak di atas meja rias. Loh kak Rani pergi kok tak bawa HP? Ntah mengapa terbesit di hati Andhina ingin membaca sms-sms yang ada di HP kakaknya itu. Siapa tau di folder sms ia bisa menemukan keberadaan kakaknya.
Andhina langsung menyambar HP itu, disentuhnya logo amplop untuk membuka sms. Matanya terbelalak ketika melihat sms paling atas itu dari Radith. Ia penasaran diobrolin kakaknya dengan Radith sms? Ia klik open.
Radith: Malam, Rani sayang. Kamu lagi apa? Hmmm … Andhina kan sudah sembuh total nih. Berarti kamu sudah bisa pacaran sama aku dong ya?
Rani: Maaf banget, aku nggak bisa pacaran sama kamu. Andhina naksir kamu, lebih baik kamu pacaran sama Andhina aja.
Radith: Pacaran sama Andhina? Mana mungkin aku bisa melakukannya. Orang yang aku cintai itu kamu bukan Andhina. Kamu jangan minta aku yang aneh2 deh.
Rani: Radith, jika kamu mencintai aku please… berusaha cintai Andhina. Aku nggak mau Andhina depresi lagi jika kamu nggak mau pacaran dengannya.
Air mata Andhina mengalir begitu saja, perih rasanya hati ini saat dirinya membaca sms-sms dari Radith di HP kakaknya. “Pantes aja waktu gue minta kak Rani deketin gue sama Radith dia keselek terus agak keberadaan gitu. Nah, waktu Radith main ke rumah juga kak Rani tiba-tiba pergi. Jadi ini toh jawabannya.” Batin Andhina. Namun di sisi lain ia bahagia karena pertanyaan-pertanyaan mengganjal yang terselip di hatinya telah terjawab. Kak Rani dan Radith saling mencintai namun mereka harus berkorban perasaan karena tak ingin menyakiti hatinya.
Mendadak ia teringat ucapan Dhanu, tadi pagi di sekolah.
“Dhanu? Mau ngapain lagi lo ke sini?” Tanya Andhina heran melihat Dhanu ada di gerbang sekolahnya.
“Aku datang ke sini karena ada sesuatu yang ingin aku omongin sama kamu.”
“Nggak ada yang perlu diomongin lagi.”
“Please, 5 menit aja.”
“Oke, fine lima menit aja. Cepetan sekarang kamu ngomong.”
“Aku mau minta maaf sama kamu karena perbuatanku 3 minggu lagi. Itu aku khilaf. Aku masih cinta banget sama kamu. Aku ingin hubungan kita kembali baik seperti dulu. Aku janju nggak akan mengulang kesalahan itu lagi.”
Seseorang yang bikin hati Andhina galau itu Dhanu. Sedari tadi teriak memanggil kakaknya karena ingin curhat masalah Dhanu. Pasalnya Dhanu tadi datang ke sekolahnya ingin minta balikan lagi. Dhanu juga berjanji tak akan menyakitinya lagi.
“Tadinya gue mau minta saran dari Kak Rani tentang permintaan Dhanu tapi seperti gue berubah pikiran. Gue sekarang dah menemukan keputusan yang tepat. Keputusan yang bisa membuat semuanya bahagia.”
Andhina mengambil HP-nya dari saku seragamnya. Lalu ia mengetik sebuah sms.
Nanti malam kamu bisa datang ke rumahku jam 8 nggak? Ada sesuatu yang ingin aku bicaran. Penting!
Andhina mengirim sms itu ke nomor Radith, Dhanu, Kak Rani dan Adelia.
Andhina ingin menyampaikan keputusan yang tepat itu nanti malam dan disaksikan oleh mereka berempat, Radith, Rani, Dhanu dan Adelia.