NovelToon NovelToon
Wasiat Pembawa Cinta

Wasiat Pembawa Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Uswatun hasanah

natasya,.
seorang sekretaris yang kehilangan bos yang sangat baik, kepemilikan perusahaan harus jatuh pada sang putra,
tanpa Tasya sangka, mendiang bos nya memberikan wasiat menjodohkan Tasya dengan putra nya Arkan,

apa mungkin mereka akan bersama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Uswatun hasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

panggil aku sayang

Arkan tidak bisa protes, istrinya sudah rapi dengan baju kerja nya, "kamu susah di kasih tau" Arkan mendekat ke meja rias, istri nya sedang menyisir rambut, ia masih menggunakan handuk yang melilit di pinggang nya,

"aku udah sehat mas"

Arkan mengambil alih sisir, ia menyisir rambut istri nya yang masih setengah basah,

"mas aku bisa sendiri, mendingan mas pake baju aja"

Arkan tidak menggubris, ia begitu saja mengangkat tubuh istri nya, membawanya ke ranjang

"mas mau apa? "

Tangan Tasya Arkan tahan, ia mendekat dan mencium bibir istri nya dengan lembut, Tasya merasa heran dengan sikap suami nya ini, semenjak ia kecelakaan Arkan jadi lebih posesif, Tasya membuka matanya, merasakan sentuhan tangan Arkan dia atas dada nya

"ya Tuhan, apa akan terjadi sekarang? aku belum siap"

"mas... " Arkan tidak menjawab, ciuman nya kini turun pada leher jenjang Tasya, " ah... " Tasya begitu saja mendesah, membuat Arkan tersenyum, dan tambah semangat mencumbu istri nya, Tasya semakin menegang saat merasakan tangan Arkan mengusap paha dalam nya. walaupun terhalang celana panjang yang ia gunakan untuk menutup luka, tapi Tasya begitu merasa sensitif dalam posisi ini

"mas... aku belum siap"

Arkan berhenti, ia menatap dengan sendu istri nya,

"maaf, mas hilang kendali" Tasya mengangguk, Arkan membantu nya untuk bangkit

"rambut kamu jadi acak acakan lagi" Arkan merapihkan nya dengan tangan

"biar Tasya rapihin lagi, mas siap siap aja ya? “

"baiklah" Arkan mengecup singkat bibir istri nya, ia lalu pergi bersiap.

Tasya menyentuh dada nya yang hampir copot, Arkan hampir saja melakukan nya.

Di perjalanan Tasya lebih banyak diam, entahlah, hati nya gamang tentang hubungan nya ini..

Tasya menolak sentuhan suami nya menjadi dosa, tapi Tasya punya alasan dengan perlakuan nya, pernikahan mereka masih semu,

Tasya terpaksa seharian bekerja di ruangan Arkan, Arkan berdalih, jika Tasya memerlukan sesuatu, ia dengan mudah membantu nya, bukan kah terbalik, yang jadi bos nya dia malah dia yang membantu Tasya.

Arkan tidak segan memamerkan perhatian nya di depan karyawan, sedang rapat saja ia tidak memperhatikan pimpinan divisi lain, malah ia memainkan rambut dan telinga istri nya, sampai Tasya merasa emosi, ia sedikit kesal pada suami nya

"mas". ucap nya dengan nada kesal, sontak semua yang hadir di rapat tersenyum termasuk tante anggi, melihat Arkan malah senyum di bentak sekretaris nya, senyum yang jarang sekali terlihat, tapi dengan sekretaris nya senyum Arkan malah terbit, padahal Tasya membentak nya,

ujung ujungnya malah Tasya yang minta maaf karna ketidak sengaja an nya, membentak sang bos.

Tasya cemberut karna kelakuan suami nya itu, namun itu malah membuat Arkan gemas, ia mencium sang istri

"mas bisa ga kalo di kantor ga usah gitu, aku yang malu"

"makanya jangan cemberut sama mas, mas kan malah jadi gemas"

mereka pergi makan, ini sudah waktu nya istirahat,

menunggu makanan datang, Arkan menerima telpon, sedangkan Tasya pergi ke toilet,

Saat ia mencuci tangan seorang wanita yang Tasya cukup kenal tersenyum pada nya melalui cermin besar di hadapan mereka, Nathalie mendekat, begitu saja mendekap bahu Tasya dengan tangan kanan nya, tangan kiri nya menyodorkan pisau di leher Tasya, "saya kira kamu bukan tandingan saya, tapi kamu ternyata bisa membuat Arkan jauh dengan saya"

"apa yang kamu lakukan, lepas" Tasya memberontak, namun Nathalie semakin kencang mendekap nya

"kau tidak takut dengan ancaman ku? "

"aku tidak takut, jika kamu percaya Arkan mencintai mu, teruskanlah mendekati Arkan, bukan malah mengancam ku"

Nathalie tertawa,

"kamu ga tau kan sejauh apa Arkan dengan ku berhubungan, jadi jangan jadi penghalang hubungan kami, atau kau akan menyesal"

Tasya meringis, pisau nya menggores sedikit leher nya, dengan senyum misterius nya Nathalie pergi..

lehernya sedikit terluka, Tasya menutupnya dengan tisu, semoga tidak banyak mengeluarkan darah..

"sayang... " suara Arkan di luar toilet terdengar, Tasya keluar

"ada apa? lama sekali? “

" engga mas"

"ayo makanan nya sudah siap"

Di tengah makan nya Tasya memberanikan diri bertanya

"mas, kemarin mas bilang membawa Nathalie ke bandara dan memulangkan nya, apa itu benar? "

Arkan tertegun, tumben sekali Tasya mau membahas masalah ini "iya sayang, ada apa? “

"engga mas, cuma mau tanya saja"

memang semenjak itu Arkan tidak pernah pulang ke apartemen nya, Tasya memperhatikan itu, Arkan sering berada di rumah.

pertanyaan Tasya kebetulan sekali Arkan rasa, ia baru saja mendapat laporan dari anak buah nya Nathalie menghilang, mereka terakhir melihat nya di bandara. aPa Tasya bertemu dengan Nathalie, apa Nathalie datang lagi ke Indonesia lagi???

konsentrasi Arkan terpecah,

hari telah usai, Tasya mengingat kejadian tadi di toilet, ia memang tidak tau apa apa soal hubungan Arkan dan Nathalie, di tambah mereka dekat sejak tinggal di London, apa kah sudah begitu jauh hubungan mereka?

di tambah Arkan sejak pulang kerja tadi dia berada di ruang kerja nya, entah apa yang ia lakukan,

Tasya kesulitan menarik resleting di punggung nya, sepertinya macet, kebetulan sekali Arkan masuk ke kamar nya, malu malu Tasya meminta tolong

"mas tolong tarik resleting, sepertinya macet"

Arkan mendekat, jiwa laki-laki nya bangkit hanya melihat punggung mulus yang selalu tertutup, dengan pengait bra yang terpampang berwarna hitam pekat, membuat kulit Tasya terlihat lebih bersih,

"mas. resleting nya.. " Tasya merasa geli, dengan sentuhan yang sengaja Arkan buat di punggung nya

bukan memakaikan resleting gaun malam sang istri, Arkan malah menurunkan lengan gaun hingga pundak Tasya terekspos, Arkan mengecup nya

"ya Tuhan" Tasya lagi lagi membatin, tapi entah mengapa ia mulai terbiasa dengan sentuhan sentuhan yang Arkan buat, Tasya memejamkan mata merasakan sentuhan suami nya, namun Arkan berhenti, ia kini benar benar me resleting gaun istri nya,

"mas siap siap dulu ya"

"iya mas"..

Untung lah dia berhenti dengan sendiri nya.. mereka telah sampai di pernikahan anak dari kepala divisi keuangan,

banyak yang menyambutnya, meminta maaf karna belum sempat menjenguk istri sekaligus sekretaris pemilik perusahaan mereka bekerja, Tasya memandang seseorang yang tidak begitu jauh dari nya, dan sepertinya ia mengenali, laki laki itu tersenyum pada nya, Tasya pun begitu, ia melambaikan tangan,

"mas Rendy, kebetulan sekali bertemu di sini? “

"iya saya ga nyangka, sudah lama? “

"engga terlalu mas, mas kenal pak johan? “

Rendy tersenyum,

"pak johan kakak paling tua saya, dan saya anak bungsu"

Tasya tampak terkejut, ia tertawa, "sungguh sangat kebetulan ya mas? “

Arkan melihat sang istri begitu akrab dengan seseorang, Arkan memperhatikan mereka, sedangkan ia sedang berbincang dengan teman lama nya yang kebetulan, memiliki bisnis serupa dengan nya,

Tasya terlihat semakin asik dengan teman nya itu, mereka tidak henti nya tertawa, akhirnya Arkan tidak tahan, ia pamit pada teman nya, menghampiri sang istri, merangkul pinggang nya dengan posesif, Arkan juga berbisik

"sayang aku lelah, mari kita pulang"

Tasya seketika terdiam, mendengarkan bisikan suami nya

"iya mas, tapi kenalin dulu, ini teman Tasya, ternyata dia adik bungsu pak johan"

Tasya memperkenalkan suami nya, Rendy seketika terdiam, wajah nya tidak seceria tadi sebelum bertemu Arkan,

"mas Rendy, kami pamit dulu ya? “

"baiklah, terimakasih sudah datang tuan dan nyonya" Rendy tersenyum, tapi Arkan tidak membalas senyum nya, membuat Tasya merasa sungkan pada Rendy.

"bisa ga jangan panggil mas ke orang lain?" ucap Arkan tiba tiba

"memangnya kenapa mas? “

"aku ga suka aja, itu lebih terkesan terlalu dekat"

"maksudnya panggilan buat mas Rendy begitu? " Tasya malah mempertegas,

"kalo kamu panggil orang lain dengan sebutan mas juga, rubah panggilan pada ku yang ga bisa kamu panggil untuk orang lain"

"maksudnya gimana mas? "

"panggil aku sayang" Tasya diam, Arkan memarkirkan mobil nya di tempat aman, ia begitu saja mendekat pada Tasya

"panggil aku sayang! “

Arkan membelai lembut bibir istri nya, " kamu ga mau? “

"apa mas cemburu? " tanya Tasya

"iya.. Tasya, saya cemburu, kamu belum tau kan kalau aku cemburu bagaimana? “

Tasya menatap mata suami nya yang terhalang kacamata,

"ayo, panggil aku sayang"

"sayang... " ucap Tasya

"lebih mesra"

Tasya menelan ludah nya, tenggorokan nya tiba tiba tercekat, belum lagi tangan Arkan bermain di depan dada nya

"mas Arkan sayang.. " ucap Tasya pelan...

Arkan tersenyum, ia sepertinya merasa puas dengan panggilan yang Tasya udara kan, Arkan melumat rakus bibir istri nya, tangan nya sedikit kasar, menurunkan lengan gaun Tasya, Arkan menciumi nya, bahkan membuat tanda merah di leher istri nya,

Setelah di rasa puas, Arkan berhenti, ia mengusap bibir istri nya yang terlihat bengkak, bahkan lipstick nya pun hampir habis,

"mulai saat ini panggil aku begitu, dan aku ga suka nama panggilan buat aku kamu pakai untuk orang lain"

Tasya mengangguk, ia mengerti, Arkan melanjutkan lagi perjalanan mereka yang sempat tertunda,

1
Dani M04 <3
Author, aku jadi pengen jalan-jalan ke tempat yang kamu deskripsikan di cerita ini 😍
Fitri Uswatun Hasanah: ayo kak😃
total 1 replies
Kruzery
Aku merasa seperti ikut hidup dalam cerita ini, dari setiap aksi hingga percintaannya 💕
Fitri Uswatun Hasanah: 🥰 terimakasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!