NovelToon NovelToon
PENGGUNA BATU BINTANG

PENGGUNA BATU BINTANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Time Travel / Fantasi Wanita / Pembaca Pikiran / Pulau Terpencil
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Tenth_Soldier

Petualangan seorang putri dengan kekuatan membuat portal sinar ungu yang berakhir dengan tanggung jawab sebagai pengguna batu bintang bersama kawan-kawan barunya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tenth_Soldier, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Insiden Kecil Di Pemandian [warning +18]

Mereka berlima kini singgah di istana putri Tihu, dan beristirahat untuk beberapa waktu. Mawinei tidur satu kamar dengan Tihu, karena tempat tidur Tihu berukuran sangat besar.

Sementara Jaka, Bahri, dan Andiek juga tidur satu kamar dengan tiga tempat tidur yang sudah diatur sebelumnya.

Malam itu mereka manfaatkan beristirahat penuh bersiap menghadapi esok hari yang menjelang.

Keesokan paginya, putri Tihu mengajak Mawinei membersihkan tubuh dan rambutnya di pemandian dalam istana, di mana di tempat tersebut terdapat sebuah kolam besar yang dialiri dua sumber air yang berbeda temperaturnya.

Menjadikan air di kolam itu bersuhu hangat, beberapa orang dayang-dayang membawa lima keranjang anyaman bambu yang berisi helaian kelopak bunga mawar dan melati yang mereka taburkan di tempat dimana putri Tihu dan Mawinei berendam. Aroma wangi bunga semerbak memenuhi ruangan itu.

Berbagai jenis lulur perawatan kulit pun sudah disediakan para dayang-dayang ditempat itu.

Tihu mencuci rambutnya yang kemudian dia oleskan getah lidah buaya.  Sedangkan Mawinei memilih ramuan daun urang-aring untuk membuat rambutnya semakin hitam.

Tak lama terdengar riuhnya suara Andiek dan Jaka yang pagi tadi berlatih saling  mengalahkan dengan Bahri sebagai wasitnya.

" Wah hebat kolam pemandian air hangat ! " Suara Andiek yang khas terdengar Mawinei dan Tihu.

Kolam itu dibagi menjadi dua terpisah dinding batu setinggi delapan hasta saja sehingga seandainya Tihu berdiri yang lain pasti bisa melihatnya.

Tihu menggunakan lulur berwarna putih yang terbuat dari bengkoang yang telah diparut mengoleskan pada wajahnya kemudian menyembulkan wajahnya di balik tembok batu pemisah kolam itu. Mendadak terdengar teriakan Andiek.

"Lihat itu ada hantuuuuu..!!"

" Kalian bisa tenang tidak sih!" suara Tihu membuat Jaka dan Bahri segera mengenalinya. Mereka pun menertawakan Andiek.

" Mana ada hantu muncul pagi menjelang siang," komentar Bahri merasa lucu dengan teriakan Andiek tadi.

Bahri dan Jaka sudah melepaskan pakaian mereka, dan mulai berendam di kolam itu, beberapa dayang-dayang mencoba memberi mereka ramuan-ramuan untuk perawatan tubuh saat mandi namun Mawinei mencegah mereka.

" Tunggu! Jangan berikan mereka itu semua, biarlah mereka mengambil sendiri dari dinding batu pembatas ini!"

Mawinei merasa cemburu melihat dayang-dayang yang masih muda itu hendak menuju ke pemandian khusus anak laki-laki.

Dia tak tahan turut menyembulkan mukanya di dinding batu pembatas kolam itu meskipun wajahnya masih penuh lulur beras yang berwarna putih.

Dia melihat tubuh Bahri yang telanjang dada dipenuhi bulu-bulu dada yang tumbuh subur di atasnya.

" Awww...!" Mawinei malah berteriak malu membayangkan kemana saja arah bulu-bulu dada itu tumbuh dan kembali duduk menutupi muka dengan kedua tangannya.

Tapi anak laki-laki tak banyak menggunakan ramuan perawatan kulit mereka hanya menggunakan batu berbentuk bulat pipih untuk menggosok tubuh mereka yang berdaki karena sering berkeringat dan terkena debu.

" Nyamannya berendam air hangat seperti ini." Bahri baru kali ini merasakan sensasi mandi air hangat dengan berendam secara penuh.

" Rasanya ingin bersantai seperti ini sepanjang hari saja," jawab Jaka sambil mencoba telentang menaruh kepala bagian belakangnya di tepian kolam.

Tubuh atletisnya yang berotot itu membuat Bahri dan Andiek sedikit iri.

Tapi Bahri segera menepis rasa irinya itu ketika dia teringat Mawinei yang menginginkannya sebagai pendamping hidupnya kelak.

Gadis itu sama sekali tak mempermasalahkan postur tubuhnya. Itulah kenapa Bahri semakin mencintai Mawinei, gadis-gadis Kaningmuaba di tempatnya selalu sinis melihat tubuhnya yang terlihat gemuk dan berat.

Mereka terlalu memuja penampilan luar terlebih dahulu tanpa menyadari bahwa kepribadian yang baik lah yang akan membawa mereka menuju kebahagiaan yang panjang dan lama bukan penampilan luar.

Pernah suatu hari Apaknya menjodohkan dirinya dengan putri temannya yang berakhir penolakan pihak gadis dengan alasan yang terdengar sangat konyol baginya, yaitu berat badannya yang berlebihan.

Dan sekali lagi dia membandingkan gadis itu dengan Mawinei nya yang cantik jelita, pandai, lincah, pemberani, dan wow bisa terbang! Bahri membayangkan itu semua sambil tersenyum-senyum kecil.

Sementara Andiek melihat tubuh Jaka jadi teringat Labosi yang juga punya tubuh hampir sama seperti itu mungkin hanya masalah usia pikirnya.

Lalu seumur dirinya apa tidak bisa membentuk otot-ototnya menjadi kekar? Pikirannya menerawang ke kampungnya dimana teman-teman seusianya juga sama seperti dirinya.

Dan pemuda seusia Labosi menjadi berubah perawakan tubuhnya mungkin tak perlu memaksakan diri, itu semua bisa terjadi secara alamiah.

Dia pun menepis rasa irinya pada tubuh kekar namun ramping milik Jaka dan mulai berlatih dengan kekuatan batu bintang biru beningnya.

Dia ingin berlatih mempercepat pembentukan airnya dari bulatan yang besar menjadi bulatan-bulatan yang kecil dan mengubahnya lagi menjadi seperti jarum jarum kecil.

Baginya langkah langkah perubahan itu masih membutuhkan waktu yang cukup lama. Bagaimana seandainya musuh lebih cepat menyerangnya ketika langkah itu baru berjalan?

Akhirnya Andiek menemukan cara yang tepat untuk mendukung tekniknya tersebut. Sementara itu di benak Jaka dia masih mengingat rapalan mantra-mantra yang diajarkan Sura padanya, mantra pengunci kekuatan batu bintang lah yang selalu dia utamakan dalam menghadapi musuhnya nanti di Rembuba.

Tapi dia heran ketika berlatih dengan Andiek mantra itu sama sekali tak bekerja. Apakah karena jenis batu bintang yang sama itukah?

Dia yakin itu jawabannya sebab dia masih teringat peristiwa di pasar Gungca ketika mengunci kekuatan batu bintang kegelapan si penari bertopeng, meskipun hal itu tak banyak membantu orang- orang , tapi dia yakin mantranya bekerja.

Betapa pandainya Resi Sundek merancang mantra-mantra sakti, tunggu dulu, pikiran Jaka kembali mengingat ucapan gurunya.

Batu bintang jingga milik gurunya satu-satunya batu bintang yang mengikat atau mengunci kekuatan batu bintang sejenisnya, apalagi batu bintang kegelapan pasti dengan mudah dilumpuhkannya.

Bahri Masiak mulai mendengkur halus dia tertidur dengan tangan terlipat dan punggung yang disandarkan di dinding kolam.

Dia sempat bermimpi tentang kakaknya yang pergi entah kemana tanpa berpamitan pada orangtuanya.

Dia ingat masa kecilnya melihat kakaknya itu selalu membuat masalah bagi ayah dan ibunya. Kakaknya bernama Burhan Masiak, ayah mereka juga memberi dia cincin batu bintang dengan warna coklat gelap, lebih gelap dari cincin Bahri Masiak.

Di mimpinya itu dia sedang dihadapkan pada adegan kakaknya sedang berseteru dengan ayah ibunya namun tak disertai atau terdengar suara.

Dia melihat ibunya menangis tersedu-sedu, sedang ayahnya terlihat membujuknya kembali.

Sementara kakaknya justru terlihat mengamuk dan semakin melawan kedua orangtuanya itu.

Cincin batu bintang kakaknya itu juga sama persis kekuatannya dengan apa yang ada di dalam cincin Bahri.

Di mimpinya itu dia melihat kakaknya mengangkat batu ke udara dan mengubahnya menjadi serpihan-serpihan tajam lalu dia arahkan serpihan-serpihan tajam itu pada kedua orang tuanya.

Mimpi yang serasa nyata itu membuat nafas Bahri terengah-engah dan tanpa sadar dia gerakkan tangan ke depan mencoba mengendalikan serpihan-serpihan tajam itu agar tidak  mengenai kedua orang tuanya, namun yang terjadi adalah...

Dinding pemisah kolam yang terbuat dari batu runtuh dan terdengar teriakan serta jeritan-jeritan para dayang dayang yang sedang melayani Putri Tihu dan Mawinei.

"Awwww..!! Apa yang kalian lakukan tadi jangan berpikiran kotor yaaa! " Putri Tihu yang masih memakai lulur berwarna putih di mukanya sibuk menutupi " Aduhai" yang di bawah perutnya dengan satu tangan dan tangan lain mencoba menutupi bagian atasnya.

Namun tetap saja kedua 'gunung kembarnya' yang besar itu tak terselamatkan, begitu juga Mawinei dia juga menjerit malu melihat ukuran "belalai" Bahri dan Jaka yang begitu panjang dan besar ,"Awwww...!" Ketika mereka berdiri tapi kemudian terdiam saat melihat 'belalai' Andiek yang masih bocah.

Bahri yang terbangun dari tidurnya itu bergegas minta maaf dan buru-buru menggunakan kekuatannya memperbaiki dinding baru pemisah kolam yang tadinya runtuh.

Namun dia sempat juga melihat "gunung kembar" Mawinei yang membuat "belalainya" semakin menuntutnya melihat lebih lama dan panjang.

Mendongak ke atas!

1
Nitopeng
samurai showdown /Sneer/
Dwi Utomo
ok
Nitopeng
keren!
Nitopeng
Luar biasa
Nitopeng
gila!
Nitopeng
wuk wuk
Rosy
OK banget apalagi ada gambarnya
Rosy
Suromenggolo kurang gede badannya
Rosy
Garudaaaa!!!
Guns
nyummy
Guns
penempatan ilustrasinya kasih jarak Thor biar imbang
Guns
good night
Guns
kreatif, rumah pohonnya asyik
Guns
banyak pengetahuan baru, itu kan elf Thor? hhhh tapi bagus memperkaya etnis kita hhhh
Guns
/Good/
Guns
hhhhh Goblin itu Thor! hhhh sip!
Guns
jadi ingat Saur Sepuh
Guns
keren, pengetahuan baru nih /Good/
Guns
hhhhh
Guns
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!