NovelToon NovelToon
Just The Two Of Us

Just The Two Of Us

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: PURO

Vivian putri suksena, adalah mahasiswi universitas Pratama jurusan sastra bahasa Indonesia, dia bercita-cita menjadi seorang penuliss

Sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang lelaki yang sedang tertidur bersandar di bawah pohon… ternyata lelaki itu bernama Damar Adinatha yudha, dia adalah mahasiswa favorit dan terkenal di kampusnyaa

Damar memiliki sebuah rahasia tentang kehidupan nya

Dan pria berambut pirang, Lorenzo Adya pratama. ayahnya adalah pemilik universitas pratama di mana vivian kuliah, ibunya pemilik yayasan di belanda dia adalah senior vivian, Lorenzo tertarik dengan Vivian yg polos dan sifat vivian yang tegas dan tidak mudah di tindass

Damar memiliki kisah keluarga sangat yang sangat tabu, Vivian memiliki sebuah trauma dalam keluarganya sehingga mengharuskan dirinya untuk pergi mengejar cita-cita dan mimpinya

Lorenzo penerus keluarga pratama, yang tidak luput dari kegelisahan masa kecilnya

Kisah Cinta setiga pun terjadi,,, penasaran?

ikuti kisah selanjutnya yaa!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PURO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 23

Tuan Adinatha hanya tersenyum, terlihat lekukan pada wajahnya yang manis, sesaat Vania terpesona dengan wajah itu. Namun akhirnya dia menundukan pandangannya..

“Nona Vania, tuan Adinatha ingin mengatakan sesuatu yang penting kepada anda, saya mohon anda berkenan untuk berbincang empat mata dengan tuan Adinatha.,Saya akan meninggalkan anda berdua di sini. Setelah selesai berbincang nanti, anda bisa langsung ke ruangan saya untuk melakukan tanda tangan persetujuan operasi”

“Baik Dokter saya mengerti, terimakasih 

banyak dokter atas bantuannya..”

Vania menunduk seraya mengucapkan rasa terimakasihnya, batinnya seolah tenang, dia merasa bahagia akhirnya ayahnya bisa segera di operasi.. airmatanya sudah tidak terbendung lagi akhirnya dia meneteskan airmatanya..

“Silahkan duduk nona..” Ujar tuan Adinatha yang mempersilahkan Vania duduk di kursi taman itu.

“Ah baik, terimakasih banyak..”

Vania duduk di kursi taman, Adinatha masih terlihat memperhatikan Vania dan sesekali dia menghela nafasnya..

Adinatha bingung, dia harus memulainya dari mana.. suasana saat ini sangat canggung. Dia berharap Vania tidak tersinggung dengan ucapannya nanti..

Vania yang terdiam seolah menunggu Adinatha untuk mengatakan sesuatu..

Adinatha cukup bingung, perihal keturunan ini membuatnya gila, dia tidak bisa berfikir logis sesaat. Sebagai seorang pemimpin perusahaan tentu saja keluarganya sangat intens menyuruhnya untuk segera memiliki keturunan, mengingat dia tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya di masa depan.

“Nona,,, maaf sebelumnya saya telah mengganggu waktu anda..”

“Ah,, tidak apa-apa tuan, saya malah merasa bersalah, anda adalah seseorang yang sibuk namun masih bisa meluangkan waktu anda untuk berbincang dengan saya..” 

Vania dengan senyuman yang manis seolah lepas, dia merasa memiliki harapan, akhirnya ayahnya bisa di operasi. Senyuman sangat lepas mengingat kesedihan yang dia alami akhir-akhir ini membuat nya bahkan lupa untuk tersenyum.

Tuan Adinatha yang melihat senyuman Vania yang begitu tulus, seperti menggetarkan hatinya.. hatinya mulai goyah, dia bingung harus mengatakan apa kepada Vania bahwa dia memiliki maksud lain di dalamnya..

Adinatha resah, fikirannya menjadi kacau.. namun rasa putus asa nya telah membutakan mata hatinya..

“Nona Vania, maaf mungkin aku terdengar lancang mengatakan hal ini. Aku mohon kamu dengarkan perkataan ku dengan seksama sampai selesai, setelah itu baru kamu membuat keputusan.”

Vania menatap dan mendengarkan perkataan tuan Adinatha dengan seksama

“Sebenarnya aku memiliki maksud lain dari membantu operasi ini, Aku adalah seorang pengusaha, aku telah menikah dan memiliki seorang istri. Namun istri ku mandul dan sudah 6 tahun kami tidak memiliki keturunan.

Aku juga telah mencari informasi tentang dirimu nona, maaf atas kelancanganku. Aku akan menerima kalau kamu menganggap ku tidak tau malu ataupun sebagainya, aku sudah berada dipuncak putus asa. 

Nona aku bersedia untuk membantu mu menyediakan biaya operasi untuk ayahmu, aku akan menjamin dia sampai sembuh dan semua pengobatan nya selama di rumah sakit ini, aku juga akan menjamin kehidupanmu kedepannya beserta keluarga mu.

Namun aku memiliki satu permintaan, tolong menikahlah denganku, aku ingin menikah denganmu dan memiliki seorang anak. Itupun kalau kamu bersedia, aku tidak akan memaksamu kalau kamu menolak..”  Ucap tuan Adinatha 

Ucapan tuan Adinatha seolah seperti bom yang tiba-tiba saja meledak, meledak di dalam diri Vania, Vania menggigit bibirnya, hatinya hancur yang sebelumnya dia seperti memiliki secercah harapan. Namun Akhirnya semuanya hancur berkeping-keping.

Vania ingin menangis, namun dia tetap menahan dirinya.. mencoba mengontrol emosinya..

Adinatha tampak menunggu jawaban dari Vania, tapi melihat ekspresi wajah Vania saat ini, dia tau Jawaban apa yang akan dia terima. Sesungguhnya dia sudah tau akhirnya akan seperti ini, namun dia yang sudah seperti tidak memiliki pilihan tetap mengatakannya..

“Sesaat saya merasa anda adalah dewa penolong yang tuhan kirimkan kepada saya atas doa-doa saya tuan, tapi ternyata saya salah. Saya telah menaruh secercah harapan saya kepada anda tuan. Anda menyakiti saya dengan harapan kosong anda.

Seseorang yang tulus membantu orang lain tanpa pamrih memang bagaikan mencari jarum di atas tumpukan jerami. Saya fikir itu hanyalah bualan semata namun ternyata, saya mengalami nya sendiri hari ini.

“Saya telah salah menilai mu tuan, ayahku pernah berkata, seorang pebisnis tidak mungkin melakukan transaksi tanpa keuntungan.  Memang benar, seorang pebisnis hanya melakukan transaksi yang menguntungkan.. Tapi aku tidak pernah berfikir itu sampai menyangkut nyawa manusia.

“Saya pergi, maaf telah mengganggu waktu anda yang berharga tuan..” ucap Vania yang bergegas berdiri dan berjalan meninggalkan Adinatha sendirian..

Adinatha yang mendengar hal itu hanya tercengang, hal yang di katakan oleh Vania memang benar, dia adalah seseorang yang sangat buruk saat ini, bagaimana bisa dia berfikiran sampai sana. Memanfaatkan nyawa orang lain untuk kepentingannya sendiri.

Mencari cara agar Memiliki seorang pewaris telah membutakan mata hatinya, sehingga dia menghalalkan berbagai cara yang bahkan bukan seperti dirinya..

Adinatha merenung, wajahnya menunduk sambil menutupi wajahnya dengan kedua lengannya..

~~“Kauu.. memang brengsek Adinatha” Batinnya..

Tidak berapa lama Vania masuk ke ruangan pasien di mana ayahnya di rawat.. wajahnya memerah dan berlinang air mata tatkala melihat ibunya tengah tertidur di samping ayahnya yang saat ini masih dalam keadaan kritis..

Dia berjalan menghampiri ibunya,,, mengambil selimut yang berada di kursi dan memangsangkannya di tubuh ibunya..

Dia memeluk ibunya perlahan sambil meneteskan airmatanya..

Perasaannya hancur, hatinya sakit. Dia memang sudah berada di ujung tanduk, nyawa ayahnya sedang dalam masa kritis. Mungkin akan semakin memburuk kalau tidak segera di operasi. Namun dia tidak memiliki pilihan lain, dia hanya pasrah dan menerima. Seakan sudah tidak memiliki jalan lain.

Di saat seperti ini dia hanya memiliki satu pilihan tersulit, Namun dia tidak menyukai cara Adinatha yang seakan menjadikan nyawa ayahnya sebagai jaminan. 

Jika ayahnya mengetahui hal ini pun dia pasti akan bersedih.

Vania hanya menangis, dia tidak tau apalagi yang harus dia lakukan selanjutnya..

Namun tidak berapa lama tiba-tiba saja..

“Cepat pindahkan pasien…” 

Beberapa perawat, suster dan dokter datang menghampiri ranjang ayahnya..”

“Ada apa dokter?..” Tanya Ratih, ibu dari Vania yang baru saja terbangun karena kaget

“Kami akan segera mengoperasi tuan rudi nyonya, donor jantungnya sudah sampai di rumah sakit ini. Kalau tidak di operasi sekarang keadaannya akan semakin memburuk.” Ucap dokter yang terburu-buru mencabut beberapa selang oksigen ayahnya.. dan beberapa perawatan lainnya membantu untuk menggeser ranjang pasien.

“Tapi kami tidak punya uang…” Ucap ratih dengan berlinang air mata.

Vania bergegas memeluk ibunya seraya menenangkan..

“Kalau urusan itu ibu tenang saja, sudah ada yang menanggung seluruh biaya operasi bapak Rudi sampai sembuh..”

“Siapa orang itu dok?..” Tanya Vania 

“Maaf tapi orang itu tidak ingin menyebutkan namanya,,, Saya terburu-buru Nanti akan saya jelaskan lagi … nona Vania mohon ikut saya untuk menandatangani dokumen persetujuan operasi ya, sebagai pihak keluarga “

“Baik.. dokter..” Ucap Vania yang mulai perlahan melepaskan pelukan ibunya..

Dokter itu dan beberapa perawat lainnya bergegas pergi, sambil mendorong ranjang pasien keluar ruangan..

“Ibu aku pergi dulu yaa..” Ucap Vania yang hendak buru-buru pergi mengikuti dokter.

“Iya nak hati-hati..”

Vania akhirnya berlari, mengejar dokter yang membawa ayahnya keluar ruangan dan pergi ke ruang operasi..

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

1
Putri Puspita fernanda
Lanjutkan thorrrr...
Putri Puspita fernanda
menarik
Ahmad Hairul
Lanjut thorr..
rio Image
Penasaran dengan kelanjutan nya..
rio Image
Bagus
Ahmad Hairul
Semangatttt thor, di tunggu update selanjutnya ....
Ahmad Hairul
keen, ceritanya baguss.. gak terlalu bertele2
Haru Hatsune
Keren abis! 👍
Puro: Terimakasih banyak ya udah mampir 🥰
Xuan: kak, masih ingat aku/Smile/
total 2 replies
Bell_Fernandez
Menyentuh hati.
Puro: Terimakasih banyak udah mampir 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!