Cinta Akan Membawamu Kembali..

Asisten Tuan Leonard menjemput Bryan dan Eva di bandara. Sudah 1 bulan berlalu dengan begitu cepat. Bulan madu mereka juga tidak memberikan kabar bahagia seperti yang di tunggu-tunggu Nyonya Leonard. Tuan Leonard sangat kesal dan menyusun rencana kembali.

Bryan dan Eva langsung menuju apartemen mereka yang ada dekat dengan kantornya dan kantor TV swasta Eva. Malam itu mereka sangat lelah. Namun mereka berdua sudah menelpon pengacara masing-masing untuk bercerai. Herannya mereka masih saja berpelukan ketika tidur.

Paginya mereka pergi sendiri-sendiri. Masih ada jeda 3 hari sebelum cuti menikah mereka habis. Dan meteka memanfaatkannya untuk menemui kekasih mereka masing-masing dan menghabiskan waktu bersama.

Bryan menuju ke apartemen Bella untuk menjemput model kenamaan itu shopping-shopping. Setelah cumbuan penuh rayuan, mereka segera mengelilingi Mall yang eksklusif untuk membeli beberapa tas mewah serta perhiasan yang sedang trend.

Sementara Eva, dia langsung ke apartemen Rangga. Dia memacu mobilnya untuk segera menuju apartemen artis pria yang lagi naik daun itu.

Rangga sudah diberitahu jika dia akan datang hari ini. Pria itu antusias dan menanyakan apa saja oleh-olenya. Namun dia agak kecewa karena ternyata Eva hanya membawa sedikit oleh-oleh karena bawaannya belum dibayar penuh oleh Bryan.

Eva sangat kesal hari ini. Apalagi Rangga mengeluh jika itu bukti bahwa Eva tidak mengingat dirinya. "Va, harusnya kan kamu ngerti kalau aku sudah menunggu moment ini. 1 Bulan. Aku juga ngga tau kamu masih suci apa ngga.. I.. ini terlalu berat buat mental aku. Ngertiin dong.. Aku ini butuh support mental." ujarnya sambil mengelus rambut Eva yang tergerai kemudian menutup mukanya sendiri dan terisak. Sungguh pria yang malang. Setelah lama menjadi pemeran pembantu di sinetron tidak unggulan, aktingnya masih saja kaku. Namun dengan bodohnya Eva percaya.

"Rangga, aku kan sudah bilang berkali-kali kalau Bryan itu ngga nyentuh aku!" ujar Eva berbohong karena setelah dia meminum minuman dalam botol itu, dia menjadi berhasrat bercumbu dengan Bryan. Walaupun tidak sampai melepas segitiga bermuda mereka. Entahlah kenapa rasa itu tiba-tiba muncul begitu saja. Padahal mereka juga akan segera bersiap untuk bercerai.

"Cobalah jika Kau jadi aku Va.. Kekasihnya tinggal bersama suaminya. Tiap hari aku ngga tahan Va... Pulsaku habis untuk menelponmu supaya kau tetap aman hingga aku ngga memperhatikan pekerjaanku lagi.. " Rangga menghentikan ucapannya sejenak dengan dramatis kemudian meminum kopi panasnya. Air matanya menetes di sudut matanya.

"Maafkan aku.. Mana ponselmu, aku gantiin pulsanya ya.. " Rangga menyorongkan ponselnya dengan dramatis. Ahh aktor kelas teri ini memang penuh penjiwaan.

"Makasih Va.. Kau perhatian. Datang-datang sudah memenuhi kulkasku."

"Bukankah kau juga butuh makan sering-sering. Katamu kau kena maag.. Aku tidak mau kekasihku tercinta menderita.. "

"Va, apakah kau serius mencintaiku? Aku butuh bukti Va.."

"Aku sungguh mencintaimu Rangga... "

"Mana bukti keseriusanmu? Jika kau serius, kau pasti bersedia Aku membuka segelmu. Kan nantinya kita juga akan menikah. Aku tidak mau keduluan suamimu.. Lagipula sama saja bukan: sekarang atau besok??" ucapnya sambul mendekatkan bibir tebalnya ke arah leher.

"Rangga, aku tidak mau. Kita belum menikah!" Eva menghindar dan berdiri.

"Jangan-jangan segelmu sudah dibuka Bryan?" Tuduh Rangga dengan tatapan menyelidik kearah Eva.

"Jangan sembarangan kalau ngomong!" Eva menjadi emosi.

"Ma.. maafkan aku, Sayang. Aku cemburu.. "ujar Rangga seperti menyesal. Padahal di dalam hati merutuk.

"Aku pulang dulu ya.. Soal parfum dan lainnya aku urus besok." ujar Eva menutup pintu apartemen Rangga. itu semua ternyata dalam pengawasan orang suruhan Leonard.