Married Via Audition

PESTA YANG MENYEBALKAN

Sesampainya di tempat lokasi, pesta yang sangat meriah di kalangan konglomerat. Arky berjalan berdampingan dengan sang istri tanpa bergandengan tangan, tak sedikitpun yang mencurigainya karena para tamu fokus ke masing-masing couple Arky dan Irie yang sama-sama terlihat menawan malam ini.

Irie hanya bisa menampilkan senyuman nya saja, berbeda dengan Arky yang selalu garang dan tegas.

“Senang sekali Anda menerima undangan saya Tuan Arky dan dia...?” pria tua pemilik pesta tersebut kini menatap ke arah Irie, begitu juga dengan istrinya.

“Istriku.” Mendengar pernyataan tersebut, siapa yang tidak terkejut? Arky memiliki seorang istri lagi dan tidak ada yang tahu bahwa usia keduanya sangat jauh, namun... Karena wajah tampan Arky lah yang bisa mengimbangi wajah muda Irie.

Mereka bersalaman dengan wanita cantik yang masih berdiri di sebelah Arky.

Setelah perbincangan ringan tadi, kini Arky dan Irie berdiri di samping meja bundar kecil yang memang sudah tersedia untuk para tamu. “Maaf jika aku membuatmu malu.” Kata Irie yang kini merasa tak enak dengan Arky.

Pasalnya, sejak tadi pria itu hanya diam saja.

Mendengar hal itu, Arky menoleh ke istrinya. Kata siapa Irie membuatnya malu? Bahkan dia sendiri tidak menyangka kalau wanita sepertinya hampir sama dengan Saffron dan wanita kaya lainnya.

Arky kembali menatap ke arah panggung seraya meneguk segelas wine.

“Kau cukup berbeda malam ini.” Balas Arky.

Tak tahu apakah itu suatu pujian atau apa? Yang pasti Irie masih merasa tak nyaman dengan itu semua.

Dari kejauhan, seorang pria bertopi dengan perhiasan di jari-jemari nya serta kalung emas, memperlihatkan bahwa dia sama persis seperti seorang juragan. Ya! Dia adalah pria tua pedofil bernama Pildo. Rupanya dia juga diundang sebagai seorang tamu.

“Apa ada yang membuatmu tertarik Tuan Pildo sampai-sampai kau tidak berkedip?!” tanya seorang pria lainnya yang duduk di sebelah Pildo.

“Seorang betina! Apa aku harus memburunya?!” canda pria itu seakan itu adalah lelucon, padahal dia tahu Irie adalah istri seorang Arky Vernandez.

Menyadari akan ucapan Pildo, pria lainnya ikut menatap ke arah kefokusan mata Pildo hingga dia menemukan keberadaan seorang wanita cantik dengan dress abu-abu berdiri di samping pengusaha ternama Arky Vernandez.

“Dia??!! Selera yang sangat tinggi hahaha!!” kedua pria tadi tertawa kecil dan saling menikmati hidangan serta jamuan di sana.

Sebagian tamu yang berada di sana sudah tahu kalau Irie adalah istri muda Arky sehingga beberapa pasang mata menyorotinya sambil berbisik, terutama para wanita di sana.

-‘Aku benar-benar tidak nyaman. Kapan pesta ini berakhir?’ Irie ingin sekali bersembunyi di dalam kamar mandi selama mungkin, tapi hanya karena Arky, dia akan menghadapinya.

“Tunggulah di sini,” hanya mengatakan tiga kalimat saja, Arky langsung berjalan pergi entah mau ke mana. Jelas, Irie hanya menurut dan berdiam di posisinya yang sama Meksi di dalam hati banyak sekali gerutunya.

Tak ingin seperti seorang patung, Irie mencoba releks hingga seorang pelayan berkeliling dengan membawa nampan berisi camilan. “Permisi!” panggil Irie mengangkat tangannya sambil tersenyum ke arah pelayan pria itu.

“Silahkan Nyonya!”

Betapa terkejutnya Irie melihat hidangan kecil itu, namun dia tahu pasti harganya mahal. Wanita cantik itu tak segan mengambil banyak dan mencicipinya satu persatu. Dari kejauhan, ketika Arky hendak kembali, dia malah berhenti karena melihat istrinya begitu amat menikmatinya jamuan pesta di sana.

Melihat Irie begitu lahap memakannya hingga kedua pipinya terlihat menggembung. -‘Dia terlihat menggemaskan!’ sudut bibir Arky tertarik kecil hingga membentuk sebuah senyuman. Ketika sadar dengan batinnya, la langsung menggeleng.

“Tuan Arky!” sapa seseorang yang juga merupakan tamu. Akhirnya, Arky punya alasan untuk tidak menatap istrinya.

Sementara di tempat Irie berada, beberapa tamu wanita salah satunya adalah seorang mantan klien Arky yang sempat melamar pria itu secara terus terang dan ditolak mentah-mentah. Para wanita yang menghampiri Irie tadi sangatlah cantik-cantik dan berkelas.

Melihat kedatangan mereka, tenggorokan Irie rasanya serat dan susah sekali menelan makanannya. “Helo!” sapa wanita bernama Alice tersenyum miring seraya terus memandangi penampilan Irie.

Irie yang sudah berhasil menelan seluruh makanan di mulutnya, refleks mengulurkan tangannya seperti kebiasaan seseorang ketika saling berkenalan.

Alice dan keempat wanita yang bersamanya menatap ke arah tangan Irie dengan senyuman seperti ejekan. “Funny!” gumma salah satu dari mereka tersenyum miring.

Irie kembali menarik tangannya dan menatap penuh ketidaksukaan nya.

“Kau.... Istrinya Arky Vernandez yang muda itu?!” tanya Alice pura-pura tak tahu.

“Ya.” Jawab Irie menatapnya tajam.

“Santai saja! Aku jadi tahu bahwa selera Arky ternyata wanita muda yang lugu dan—”

“Kampungan?!” Irie tersenyum balik membalas para wanita tadi. Senyuman Alice perlahan mulai memudar, begitu juga dengan yang lainnya. Memang benar apa yang dikatakan Irie, para WNI tadi ingin merendahkannya.

“Biar aku luruskan nona-nona! Pasti salah satu dari kalian pernah mendapat penolakan dari Arky, benar?!” balas Irie tersenyum seolah apa yang dia ucapkan hanya lelucon semata.

Melihat ketegangan dan kemarahan di mata Alice dan yang lainnya juga, Irie sangat puas memberi orang-orang seperti Jillian pelajaran kecil agar bisa menutup mulut.

“Tenang saja, hanya tebakan kecil!” lanjut Irie yang masih tersenyum manis.

Gelas yang berada di tangan Alice, terlihat sekali wanita itu mencengkeram kuat-kuat. Arky juga tak sengaja melihat istrinya debat dengan para wanita di sana. Namun karena para tamu terus mengajaknya mengobrol membuatnya sulit melepas diri dari mereka.

“Palingan juga kau menjadi seorang pengasuh untuk anak remaja liar dan nakal seperti Alina.” Ketus salah satu wanita tadi membuat Irie bertambah marah.

“Siapa yang kau panggil liar? Dia tidak liar, mulutmu lah yang liar. Permisi.” Geram Irie yang tak mau lagi berurusan dengan para wanita sialan itu. Mendengar ucapan tadi dia juga sedikit tersindir karena memang benar, dia hanya fokus ke Alina bukan ke suaminya.

Toh Arky juga tak pernah menganggap nya sebagai istri sungguhan.

“Apa takdirku selalu dikelilingi oleh wanita sepertinya?” kesal dan sedih Irie yang masih terus berjalan entah ke mana yang penting dia bisa menjauh dari mereka.

Tiba-tiba Pildo menghadang jalan Irie hingga wanita itu sedikit terkaget. “Selamat malam Nyonya Irie!” sapa Pildo yang tadinya menunduk kini berani menatap Irie dengan senyuman liciknya.

-‘Sekarang aku harus bertemu dengan pria kurang ajar ini. Oh Ya Tuhan...’

Irie tak ingin berurusan dengan orang-orang itu. “Permisi.” Pamitnya hendak melewati Pildo namun pria itu mencegah lengannya dan menyentuh nya.

“Apa yang kau lakukan?” kesal Irie melepaskan lengannya dari cengkraman Pildo barusan. Untung saja tak ada yang mencurigai.

“Tenang saja... Aku hanya menyapa apa itu salah!”

Tak ada jawaban ataupun balasan, Irie hanya menatapnya tak suka dengan terus mengusap lengan telanjangnya yang sempat dipegang oleh pria pedofil itu. Tanpa di duga, Arky datang dan langsung mengajaknya pergi dari pesta tersebut tanpa banyak bicara.

Jika dia mengurusi orang-orang tadi, kemungkinan besar kesabarannya akan hilang.