NovelToon NovelToon
Harumi

Harumi

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Romansa / Office Romance
Popularitas:53.7k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Jangan lupa tinggalkan Jejak,
Tidak disarankan untuk pembaca dibawah umur.



Mengetahui fakta jika wanita yang ditunggunya selama enam belas tahun, telah memiliki anak dari keponakannya, membuat Dimas patah hati, meskipun rasa cintanya begitu besar, tapi dia memilih untuk menyerah, demi kebahagiaan bersama.

Demi menghibur hatinya yang tengah galau, dia berlibur di villa milik keluarganya.

Di tempat berbeda, seorang wanita sedang sibuk menyiapkan acara liburan gratis yang di dapatkan dari tempatnya bekerja.

Sesuatu hal terjadi pada keduanya, sehingga membuat laki-laki itu selalu mengejarnya, dan sang wanita selalu terbuai olehnya, walau seharusnya hal itu tidak boleh terjadi di karenakan wanita itu telah memiliki kekasih..

Apakah Dimas akan mengalami patah hati kedua kali, atau justru berhasil memiliki wanita baru yang dia temui?



P.S. Lanjutan dari cerita sebelumnya berjudul

❤️Pembalasan Atas Pengkhianatan Mu❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Luluh

Area Dewasa

Dimas yang sudah terpancing amarah, akhirnya tak bisa mengendalikan dirinya. Selama ini tak ada wanita manapun yang menolaknya, bagaimana bisa wanita bernama Bunga Harumi, memberikannya penolakan berkali-kali. Andai tak ingat ibu dan kakaknya, dia pastikan akan membuat ulah dengan wanita di samping kemudi.

Dimas yang memang telah memasang seat belt nya, namun melepasnya kembali, lalu menatap penuh amarah, "Aku sudah berusaha bersabar karena kamu seenaknya memblokir nomor aku, aku juga cukup tau diri, jika kamu milik lelaki lain, tapi bisakah kamu menghargai aku?"

"Aku salah, aku minta maaf, tapi aku mohon, kita tid6 seharusnya begini, aku akan menikah, dan aku berharap kamu akan menyusul nanti." Rumi tau, lelaki itu marah, tapi dia benar-benar ingin mengakhirinya, Rumi tak mau dihantui rasa bersalah pada calon suaminya.

"Bunga Harumi, aku hanya meminta waktu kamu sedikit, sebelum kita benar-benar berakhir, Apa susahnya sih? Kenapa kamu tolak aku terus? Aku benci diperlakukan seperti ini." ungkap Dimas gusar.

Rumi menggeleng, "Maafkan aku, tapi aku benar-benar ingin ini selesai, aku merasa bersalah padanya," sahutnya, "Aku pergi, jaga diri kamu baik-baik," Rumi berniat keluar dari mobil, tapi dengan cepat, Dimas menguncinya. "Tolong buka pintunya, aku mohon!" pintanya.

Tanpa banyak bicara, usai memasang kembali seat belt nya, Dimas mulai melajukan mobilnya, tak peduli dengan wanita di sampingnya, yang berkali-kali protes minta segera di turunkan.

Dimas yang tengah terbakar amarah, melakukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, dan tak lama, mobil memasuki basemen apartemen, tempat tinggalnya.

Begitu pintu terbuka, Rumi berusaha kabur, tapi dengan mudah Dimas meraih, dan menggendongnya, layaknya karung beras, tak lupa kantong belanja berisi banyak pengaman.

"Kamu apa-apaan sih? Maksa gitu, aku nggak suka, dan aku bisa aja, melaporkan kamu ke polisi, " Rumi sempoyongan, usai Dimas menurunkannya, dia merasa kepalanya berputar. Ketika baru tiba, di unit apartemen.

Tak menanggapi, Dimas lebih memilih melangkah meninggalkan wanita yang masih saja mengoceh, karena tidak terima diperlakukan seperti ini.

Rumi ingin keluar dari sana, tapi pintu apartemen dikunci, dan dia tak mengetahui password-nya, akhirnya Rumi hanya bisa pasrah, duduk di sofa dekat dinding kaca, yang memperlihatkan pemandangan malam ibu kota.

Disisi lain, Dimas memutuskan untuk mandi, mengguyur kepalanya dengan air dingin, berharap amarahnya reda.

Hari ini benar-benar menyebalkan, dituduh menyembunyikan istri keponakannya, pekerjaan yang menumpuk, datang ke perjodohan, yang membuatnya tak suka, lalu melihat kemesraan dari Rumi dan Ari, terakhir penolakan berkali-kali dari Rumi.

Dimas menghantam dinding kamar mandi, untuk meluapkan amarahnya, tapi rasanya tak cukup, dia butuh melampiaskannya lebih.

Sudah tiga puluh menit berlalu, tapi tak ada tanda-tanda kedatangan pemilik apartemen, Rumi hanya diam menatap pemandangan, namun pikirannya sibuk memikirkan, tindakan apa yang akan dia lakukan, untuk menghadapi lelaki itu.

Rumi memang sedikit mengerti tentang sifat pemaksa Dimas, itu saja membuatnya tak berdaya menolak. Tadi dia tau, Dimas tengah marah padanya, walau lelaki itu tak berteriak, tapi tetap saja dia takut.

"Kamu mau?"

Rumi melirik cairan berwarna merah gelap pada gelas berkaki tinggi, yang disodorkan padanya. "Apa itu?" tanyanya balik.

Dimas mengenakan t-shirt putih, dan celana pendek hitam, duduk di sampingnya, sembari menggoyangkan gelas berkaki yang dipegangnya. "Ini wine."

Rumi bukan orang bodoh, dia tau apa itu wine, meskipun seumur hidupnya, tak pernah sekalipun dia menyentuh minuman itu, selain harganya mahal, juga keyakinan yang dianut melarangnya mengkonsumsi minuman beralkohol itu. "Aku tidak minum alkohol,"

Dimas terkekeh, usai meminum sedikit cairan itu, "Apa kamu belum pernah mengunjungi club' malam?"

Rumi menggeleng, meski beberapa kali teman kuliah, dan rekan kerjanya mengajaknya, dia selalu menolak, baginya tempat itu, terlarang untuk didatangi, dia tidak suka kebisingan.

"Apa kamu lelah?"

Rumi mengangguk, tepatnya bukan fisik, tapi pikirannya, dan untuk meredam kelelahan itu, dia butuh keheningan, dan juga tidur nyenyak.

"Aku mau pulang,"

"Menginap lah Bunga Harumi," pinta Dimas dengan suara beratnya.

"Tapi besok aku harus bekerja, dan aku ini calon istri orang, bisakah kita tak bertemu lagi, aku tak ingin ada masalah."

Dimas menghabiskan seluruh wine di gelas, dalam sekali teguk, lalu dia bangkit, menuju meja bar tak jauh dari sana, dia kembali mengisi gelasnya, sembari duduk di stool.

"Dimas, aku tau, kamu bisa dengan mudah mendapatkan wanita manapun yang kamu mau, jadi tolong lepaskan aku." Rumi mendekat ke arah lelaki itu.

Dimas kembali menenggak wine hingga tandas, lalu meletakan gelas itu dengan sedikit kasar, dia menatap tajam wanita yang masih mengenakan Hoodie. "Tidur denganku hingga akhir pekan ini, dan aku berjanji akan melepaskan kamu, juga tak akan mengganggu kamu,"

Rumi menangkupkan kedua tangannya, "Aku mohon, jangan membuatku sulit,"

Dimas memutar stool yang didudukinya, sehingga dia berhadapan dengan Rumi, "Aku memberi pilihan mudah buat kamu, kalau aku mau, aku bisa membuat kamu menikah dengan ku, tapi itu tak akan aku lakukan, karena aku tau kamu tidak mencintai aku, jadi aku hanya ingin kamu tidur denganku, sebelum kamu ditiduri oleh suami kamu,"

Rumi tetap menolak, bukan tanpa alasan dia begitu kekeh dengan keputusannya. Dengan segala pesona Dimas, Rumi sadar diri, tak mungkin dia bisa bersanding dengan lelaki seperti Dimas.

Pun dia tak mau merasa bersalah, karena telah berkhianat pada lelaki sebaik Ari.

Dimas mulai tak sabar, dia turun dari Stool, lalu mendekat ke arah Rumi, merengkuh pinggang ramping itu, sehingga keduanya menempel, dan karena itulah Rumi menahan nafasnya, tubuhnya menegang.

Ibu jari Dimas menyentuh pelan, bibir yang terus melontarkan kata-kata penolakan untuknya, "Bibir kamu buat ku candu, aku pasti akan merindukan ini nanti," gumamnya pelan.

Setelahnya, dia menyatukan bibirnya, mulai melum*t, seolah ingin memakan habis bibir itu, pun Rumi yang membalasnya tak kalah. Dia menjilat ludahnya sendiri.

Dimas melepaskan ciuman itu terlebih dahulu, kembali dia menyentuh bibir dengan ibu jarinya. "Aku merindukan kamu Bunga Harumi, aku merindukan mu." kembali dia menciumnya.

Dimas menggendong, tanpa melepaskan tautan itu, dia membawanya ke sofa, dimana kantong belanja berada, dia butuh pengaman sekarang.

Rumi terus melengkungkan tubuhnya, ketika Dimas mengecup pelan beberapa bagian tubuhnya, jangan lupakan Des*Han yang terus keluar dari mulutnya.

Dimas selalu berhasil menghancurkan tembok tinggi, yang dia bangun dengan susah payah.

Kain yang menempel di tubuhnya, satu per satu dilepaskan oleh Dimas, sehingga kini Rumi tak memakai sehelai benangpun, sementara Dimas masih lengkap dengan T-shirt dan celana pendek.

Merasa tak adil, Rumi membantu Dimas melepas kain yang menempel di tubuh kekar lelaki itu.

Dan kini keduanya polos, Dimas mulai membuka salah satu bungkus pengaman, "Aku malas memakainya, tapi demi janji aku ke kamu, aku harus melakukannya," Setelah dia melesakan ke liang hangat dibawah sana.

Dimas memejamkan matanya, menikmati sensasi remasan di kejantanannya, wanita dibawahnya benar-benar membuatnya gila.

Andai dia bisa memilikinya?

1
Rania Fildette
hihihi aku tau kenapa anggita teriak 🤭🤣
Rania Fildette
inget ya gaes yaaaa.. INI FIKSI 🤪 jangan jadiin cerita fiksi sebagai acuan gimana pasangan kamu nanti (atau skrg) seharusnya bersikap 😘 karena kalau harapan terlalu tinggi jatuh nya bakal lebih sakiiiit 🤧
Rania Fildette
keknya gak mungkin deh ada orang sebaik Ari, dan dia gak kaget atau keliatan kecewa.. kalau aja author ngegambarin ari merasa kecewa seenggaknya. masih bisa dibilang normal lah si ari.. aku malah mikirnya ari jg selingkuh 😢
Rania Fildette
jujurlah kalian, emang pernah lebih dr sekali? dan kalian beneran bs ngerasain puas? 😢
Rania Fildette
Denis kudu nurunin sedikit kekangannyaaa, percaya aja sama istrinya, toh Diandra emang udah gak akan mau balikan sama Dimas.. bikin aja hamil si Diandra, jd gak akan bs kabur²an melulu 🤣🤣🤣
Rania Fildette
harusnya aman sih kak ini mah gak vulgar
Rania Fildette
semangat terus author ❤️
Rania Fildette
emang yg paling penting itu kejujuran, jangan sampai pasangan tau dr orang lain atau tau dengan sendirinya, itu lebih nyakitin loh..
Rania Fildette
keknya dimas ketagihan Bogeman ponakan lucknut nya deh 🤣🤣🤣
Rania Fildette
sukaaaa ❤️ lanjut terus thoor.. semangaat 🤗🤗🤗
Rania Fildette
syukurlah seenggaknya gak dimas doang yg pernah, sedih sih dia malah celap celup katanya tobat waktu ketahuan selingkuh duh
Rania Fildette: rasanya gmn gitu kalo rumi masih virgin sedangkan dimas udah melanglang buanaaa (tp kebanyakan novel begitu sih yg entah kenapa -_-)
total 1 replies
Rania Fildette
langsung kesini abis tamat marathon diandra-denis 🥰
Mareeta: terima kasih udah mampir
total 1 replies
Neng geulis
Luar biasa
Jam Jam
ceritanya bagus ga ngebosenin, terus berkarya mbak 😆
Mareeta: terima kasih sudah mampir, silahkan baca cerita ku yang lain 🥰
total 1 replies
Aya Hadad
Ya udeh akhir aja gak ada tambahan extra updatenye nich ditunggu karyamu selanjutnye yg lebih keren, trma ksih 😧👌👌😘😜😜👍🙏🙏 sukses selalu & tetap semangaaat 🤗🤗💪💪
Mareeta: baru 2 bab sih, aku lagi sibuk jadi belum sempat pegang, nunggu lima bab aja, ntar aku infoin
Mareeta: aku lagi coba ganti user name tapi belum bisa juga, mungkin ketik judul aja "mister asisten"
total 4 replies
Siti Rohmawati
karya selanjutnya ceritanya Aditya ya thor.
Mareeta: kalau punya aplikasi berlogo F, aku lanjut ceritanya di sana.
total 1 replies
Siti Rohmawati
karya yg bagus,dan selalu ditunggu updatenya, konfliknya gk rumit.
gibshena
/Smile/
Vera Uni
ada boncap nya kak
Mareeta: Kalau ada aplikasi berlogo F, aku lanjutin di sana.
total 1 replies
Nadila Nisa
ditunggu karya berikutnya kak.. sukses selalu kak herma💪🏻💪🏻
Mareeta: lanjutan cerita ini, aku up di platform berlogo F, baru up satu bab sih, just info aja, kalau punya Aplikasinya silahkan mampir.😉
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!