SEASON 1-3
WARNING !!!
(Ada bacaan 21+++)
Harap bijak dalam memilih bacaan, bijak dalam berkomentar dan menilai karya orang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khalisa maisara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Holaaa maaf rada sibuk ya 😃😃 hehe
kuy lah happy reading !!!
_____
Di ruang tamu,
Tampak suara bincang-bincang dan gelak tawa dari pak Adam dan juga pak Adi yang saling melepas rindu. Lama sekali mereka tak saling jumpa untuk bercerita seperti sekarang ini.
Bu Maria, dan juga Bu Amira istri dari pak Adi pun tak kalah tergelak tawa nya dari para sang suami, mereka pun saling bercerita ria melepas rindu di sana.
"Ga kerasa ya, kaya nya baru kemarin kita main bola sama Anan, tau-tau sekarang udah dewasa aja." Ucap pak Adi sambil tergelak menatap Anan.
"Iya nih Di, udah tua tapi ga bisa cari istri." Sahut Bu Maria menimpali.
Anan tersentak menatap sengit ke arah Bu Maria yang tergelak meledek nya itu. Tega sekali mama nya itu bilang dia tua. Anan mendengus kesal.
Tak lama, perhatian mereka pun teralih, menoleh menatap seseorang yang sedang berjalan menuruni anak tangga.
Anan terperangah menatap nya,
Seorang wanita cantik, putih dan tinggi. Begitu anggun menggunakan dress berwana hitam di atas lutut yang membalut pas di tubuh nya.
"Nah, ini putri pertama ku Dam." Ujar pak Adi saat Tiara Putri pertama nya sampai menghampiri mereka di ruang tamu.
"Halo om Tante, aku Tiara." Tiara menyalami pak Adam dan juga Bu Maria, mencium punggung tangan mereka satu persatu.
"Hai sayang, kamu cantik sekali." Bu Maria begitu kagum dengan kecantikan gadis itu.
Tak heran, Tiara adalah seorang model. Berbakat dan masih berusia 22 tahun. Dia adalah putri sulung dari pak Adi dan juga Bu Amira. Tiara mempunyai satu adik laki-laki yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Lalu pak Adam dan pak Adi saling menyampaikan maksud mereka yang akan menjodohkan Anan dengan Tiara. Tak memaksa mereka untuk langsung menikah. Jalani saja dulu pelan-pelan. Apa lagi melihat Anan yang masih merasa tak yakin akan sebuah pernikahan. Atau lebih tepat nya masih trauma. Mereka berharap, Tiara bisa merubah sikap dan kebiasaan Anan saat ini, terlebih lagi bisa membuat laki-laki itu melupakan mantan calon istri nya dulu itu.
Hening,
Hanya suara jangkrik yang terdengar di tengah-tengah taman bunga milik Tiara. Duduk berdua di kursi taman dengan lampu-lampu yang tidak terlalu terang seolah menambahkan kesan yang romantis.
Sayang nya tak ada salah satu di antara mereka yang mencoba membuka suara nya. Sama-sama terdiam, karena mereka belum saling mengenal maka tak ada yang banyak bicara.
"Ekhemm" Anan berdehem, sebenarnya ingin bicara, tapi entah harus mulai dari mana. Ia salah tingkah sendiri di buat nya.
"Kenapa mas ??" Tiara bertanya, ia melihat Anan seperti tak nyaman.
"Emm, Ra !"
"Iya."
"Ka-kamu, terima perjodohan kita ??" Tanya laki-laki itu.
Tiara menunduk, sebenarnya ia sama sekali belum memikirkan soal menikah. Masih sangat jauh dari pikiran nya. Apa lagi ia masih sangat muda untuk itu.
"Emm, gak tau mas." Tiara men-jeda ucapan nya. "Aku gak bisa nolak keinginan papa." Ucap perempuan itu.
"Kenapa ??"
"Papa orang nya gak bisa di bantah atau pun di tolak keinginan nya mas." Jawab nya,
Pak Adi adalah orang yang keras, sesuatu yang sudah menjadi keputusan nya tak akan ada yang bisa membantah nya, Tiara dan juga adik nya di didik dengan ketat oleh pak Adi dan Bu Amira.
Ya, meski Tiara sudah memohon-mohon bahwa dia belum siap untuk menikah, pak Adi tak perduli itu. Pak Adi yakin jika Anan bisa menjaga putri nya, terlebih Anan adalah putra dari sahabat nya sendiri.
"Kalau mas sendiri ??" Tiara berbalik tanya.
"Emm a-aku."
Ahh... Kenapa dengan diri nya. "Aku sih, belum siap nikah !!" Ujar Anan.
"Ya berati kita sama dong mas."
"Ya udah, kalo gitu kita tolak aja !"
"Gak bisa !!" Sahut Tiara.
"Loh kenapa ??"
_____
Maaf baru sempet up 😂 hehe jangan lupa tinggalkan jejak yah 😃😃
selamat malam selamat istirahat ❤️
see you 💕
buat Gleen tau yg sebenarnya knp Hilmi pergi ...
akhirnya yang jadi korban anak kasihan fisik mental nya jangan liat fisik badan nya tapi mental nya