NovelToon NovelToon
Terlambat Menyadari

Terlambat Menyadari

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anissa Ruth

Kisah gadis yang jatuh cinta pada pandangan pertama, begitu cintanya di balas saat itu juga hidupnya bahagia. Ketulusan dan kelembutan dalam menjalani hubungan membuat pasangannya merasa seenaknya. Sifat pemaaf yang di miliki Melati membuat laki-laki itu mengulangi kesalahan terus-menerus. Namun, gadis itu senantiasa memaafkan karena hatinya hanya untuk Rafaly Thamana.

"Tolong beri aku kesempatan."

"Bertahanlah sedikit lebih lama, sampai aku bisa menerima dirimu kembali."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anissa Ruth, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pemaksaan

Tanggal merah ini Melati di rumah. Benar-benar santai, hari ini jadwal untuk membereskan kamar, penampilan dalam kamar sudah bosan dipandang oleh matanya, sekarang dia ingin menata ulang isi kamar menjadi lebih segar dilihat. Tidak hanya itu, setelah selesai urusan dengan kamar, dia akan membantu Ibu di toko, mungkin agak siangan.

Gadis itu meminta bantuan Dity dengan otot yang dimiliki sang adik untuk menggeserkan lemari berat. Dua orang itu sibuk menggeser lemari dengan sekuat tenaga, tiba-tiba suara Bapak terdengar, tentu Melati dan Dity menoleh pada Bapak yang berdiri diambang pintu.

“Kalian lihat Ibu gak?” tanya laki-laki paruh baya itu , agaknya Bapak baru saja bangun tidur, kelihatan dari matanya.

“Ibu kan pergi ke toko. Bapak gak tahu?” tanya Dity.

“Enggak. Oke, deh, Bapak mandi dulu, terus ke toko.”

“Nanti juga aku mau ke sana setelah beresin kamar, iyakan, Dit?” Kali ini Melati yang menjawab, sedangkan adiknya hanya mengangguk. Sekitar jam 10 menjelang siang, Melati selesai membereskan kamar, lanjut bersihkan badan dan siap-siap pergi ke toko bersama Dity. Seperti biasa mereka menggunakan motor, setelah sampai di sana tertera tulisan.

Toko kue Melaniar

“Wow. Nama kita terpajang indah di sana, Kak.”

Dity terkagum-kagum dengan nama toko kue milik Ibunya, memang sengaja mana toko itu diambil dari nama Melati dan Dityan Niar. Itu semua ide Bapak, dan baru pagi tadi dipasang, karena memang ada waktunya hari ini.

Meraka masuk, tentu membuat dua orang itu ngiler, kue-kue di dalam terlihat cantik dan menggiurkan. Melati sudah beberapa kali ke sini, tetapi Dity tidak, padahal dia gak sibuk, pulang sekolah hanya diam di rumah, memang orangnya begitu, tidak tertarik sebelum melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri.

Banyak pelanggan masuk dan membeli beberapa kue, Melati dan Dity sibuk melayani, tidak disangka seorang pemuda ganteng masuk dengan wajah tersenyum manis memerhatikan Melati yang sibuk melayani pembeli yang lain, gadis itu belum menyadari bahwa dirinya tengah diperhatikan. Perlahan pemuda itu berjalan mendekat.

“Halo, Sayang. Beli kue browniesnya, dong.”

Detik itu juga Melati menatap seseorang di hadapannya. Tidak bisa ditahan lagi gadis itu teriak menyebut nama Raf. Raf? Ya, pemuda ganteng itu Rafaly Thamana kekasih Melati. Orang-orang di sekitar menatap ke arahnya.

Menyadari itu Melati menutup mulut, tadi dia refleks teriak saking kaget dan senang bertemu pacarnya. Raf sampai terkekeh melihat tingkah Melati.

“Kamu gak bilang dulu mau ke sini, sih, Raf. Aku sampai kaget tadi.”

“Dadakan ini juga. Kakek nyuruh beli kue, jadi aku ke sini soalnya kue buatan Ibumu enak banget, sih, apalagi yang brownies ini,” tunjuknya pada pada kue. “Tolong bungkusin sepuluh, ya.”

“Wow, banyak banget.”

“Iya, di rumah bakalan kedatangan kolega Kakek,” jawab Raf setelahnya tersenyum. Melati yang melihat Raf tersenyum diam beberapa detik, senyum itu yang dia rindukan, sudah lama tidak melihat secara langsung.

“Ayo bungkusin, jangan lihat aku mulu, Mel.” Raf mengusap wajah Melati membuat gadis itu sadar. “Eh, i-iya bentar.” lagi-lagi Raf terkekeh. Melati membungkus pesanan milik Raf dan menyerahkan setelah selesai. Lelaki itu membayar dan berpamitan untuk pulang, sebenarnya dia masih ingin bersama sang kekasih, tetapi tidak bisa, waktu menuntutnya supaya cepat.

Setelah kepergian Raf, Melati kembali melayani pembeli lain, hari ini toko lumayan ramai, membuat tiga orang itu kewalahan, tadinya cuman Dity dan Melati yang sibuk, sedari tadi lelaki paruh baya itu hanya memerhatikan dengan secangkir kopi di hadapannya, sekarang Bapak ikut turun tangan membantu. Sementara Ibu, sibuk membuat kue membantu karyawannya.

Berjam-jam mereka habiskan waktu hanya di toko. Sekarang menjelang sore jam tiga, pembeli sudah tidak seramai tadi, akhirnya bisa bersantai sesaat. Ibu sudah selesai membuat kue menyuruh Melati dan Dity pulang.

“Kalian pulang aja, toko biar Ibu sama Bapak yang jaga, kalian pasti lelah.” Mereka menurut lalu pulang. Sesampainya di rumah Melati membuka pintu dengan wajah lelah, hari ini dia benar-benar lelah, tenaganya terkuras habis. Gadis itu duduk di sofa, lama-kelamaan kantuk menyerang, akhirnya tertidur di sofa panjang itu.

Sementara Dity, dia tadi membersihkan badan terlebih dahulu, meninggalkan Melati seorang diri, setelahnya kembali ke ruang tamu melihat sang Kakak masih tertidur, dia berniat membangunkan, tetapi diurungkan karena sebuah ketokan pintu terdengar. Setelah membuka pintu, laki-laki itu heran, Regi yang datang sendirian padahal dia sudah menyuruhnya jangan ke sini.

“Regi?”

“Iya ini gue. Lo kenapa kaget gitu? Gue ke sini mau bertamu.”

“Bertamu? Ada hal penting apa? Hingga membuat dirimu repot-repot ke sini?”

“Gak disuruh masuk dulu, nih?”

Dity berdehem setelahnya memutar bola matanya malas. Dia ragu harus memasukan Regi karena dia sudah tahu maksudnya pasti ingin mendekati sang Kakak. Namun, mau bagaimana lagi, sekarang Regi bilangnya ingin bertamu masa harus diusir, gak mungkin kan? Sebagai tuan rumah sudah seharusnya memuliakan tamu.

Laki-laki bernama Regi itu masuk dan duduk di sofa, matanya tertuju pada Melati yang tertidur. Sementara Dity, dia pergi ke dapur untuk menyiapkan air minum dan cemilan, dia melupakan kalau Kakaknya masih di ruang tamu tengah tidur.

Regi tersenyum memerhatikan wajah cantik Melati, sebuah ide melintas di otaknya. Kesempatan baginya untuk bisa memotret cewek yang disukai.

Dengan cepat laki-laki itu mengarahkan kamera dan memotretnya beberapa kali, tidak lupa dia foto berdua meski Melati sedang tertidur, Regi sangat nekat. Setelah selesai ponsel miliknya kembali dimasukan ke saku sebelum ketahuan Dity.

Detik berikutnya Dity kembali ke ruang tamu dengan air minum dan cemilan disimpan di meja, laki-laki itu segera membangunkan Melati.

“Kak, Kak, Kak Mela bangun, tidurnya di kamar aja.” Melati bangun lalu hendak pergi, tetapi suara Regi menghentikannya.

“Gue ke sini mau ketemu Melati.”

“Ngapain? Gue gak ada urusan sama lo.”

Mendengar itu Melati langsung menjawabnya, rasa kantuknya hilang begitu saja setelah mendengar perkataan laki-laki konyol itu.

“Aku suka kamu, Mel.”

Mendengar itu Dity tertawa kencang, setelahnya berkata. “Lo gila, ya? Suka sama Kakak gue? Dia udah punya pacar kali, lo telat, haha.” Diakhir perkataannya, laki-laki itu kembali tertawa. Lucu banget tingkah teman yang satu ini, pikirnya.

“Gue serius, Dit.”

“Gue juga serius, Gi. Kak Mela udah punya pacar namanya Rafa.”

Mendadak Regi jadi lesu mendengar kenyataan itu, tetapi dia tidak akan menyerah, senantiasa menunggu sampai Melati putus dengan Rafa. Laki-laki itu memang gila, selalu memaksakan kehendak. Otaknya kembali berpikir, dia akan meminta foto bersama Melati selama dia menunggu putusnya hubungan gadis itu dan Raf.

“Oke kalau begitu, gue minta foto berdua sama Melati,” ujar Regi tanpa ragu, sebenarnya dia tidak ada niat jahat, hanya ingin minta foto saja tujuannya untuk bisa memandang Melati setiap saat. Padahal tadi sempat memotretnya ketika Melati sedang tidur, tetapi itu baginya tidak cukup, dia ingin foto Melati dengan senyuman manisnya.

Gadis itu terkejut bukan main, tidak menyangka teman sang adik akan berbuat begitu. Tadinya dia akan langsung pergi tanpa memperdulikan, tetapi perkataan laki-laki itu membuatnya berpikir kembali.

“Sekali ini saja foto bareng aku. Kalau gak mau gue bakalan datang setiap hari ke sini buat gangguin kamu, Mel.”

Akhirnya dia terima untuk foto bersama, daripada harus menghadapi tingkahnya setiap hari, lagian cuman foto doang. Melati terpaksa harus tersenyum dalam foto karena itu yang diinginkan Regi, tetapi dalam hatinya terus mengumpat kesal, jengkel, menurutnya ini adalah pemaksaan. Setelah selesai lelaki itu pergi.

Sementara Dity, terus menunduk merasa bersalah pada sang Kakak. Kalau tahu kejadiannya akan begini lebih baik tadi langsung usir saja temannya itu. Dity minta maaf atas kelakuan Regi dan berjanji kalau temannya berani macam-macam pada Melati dia tidak akan tinggal diam. Melati hanya tersenyum, dia percaya sang adik bisa menjaganya.

1
Amelia
wong anak Pak pir ikih😀😀
Amelia
hahaha mision completed😀😀
Amelia
kan ada kuman tengil nanti nular🤭🤭
Amelia
hahaha ada yang cemburu 😀😀
Elfrida Nahak
lanjutkan
Amelia
hahaha jail nya pool😀😀
Amelia
hahaha tom and Jerry 😀😀
Amelia
adiknya random banget 🤭🤭
Amelia
eh kalau orang marah nya diam malah menakutkan loh😀😀
Amelia
ngambek kan😀😀
Amelia
jangan sedih tumbang satu datang sepuluh ribu 😀😀
Putri Galuh
cinta boleh, bodoh jangan
kayaknya gampang nih deketin melati lagi, yg seru dong thor buat balesan si Rafnya masak langsung mapan aja
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
Anissa Ruth: Terima kasih
total 1 replies
Putri Galuh
htor ketemuin pas melati udah jadi janda aja biar impas
Anissa Ruth: /Rose/
total 1 replies
Amelia
sahabat nya paket komplit ❤️❤️❤️
Anissa Ruth: iya komplit banget
total 1 replies
Atha Diyuta
ih ngri siapa tuh
Aidha Dhum
Keren kak🤗😍 jangan lupa mampir karyaku juga, mohon suportnya untuk penulis baru ini🙏🥰
Aidha Dhum: MasyaAllah makasih kak.🤗
Anissa Ruth: Sudah kak
total 2 replies
Anissa Ruth
Mantap. seru sekali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!