Kehidupan Su Wanwan yang semula dipuja-puja seperti bintang di langit, berubah menjadi batu di dalam lumpur begitu Gu—Linchao yang merupakan keponakannya kembali ke Sky Hill.
Tidak hanya dilecehkan lagi dan lagi sampai tubuhnya remuk, hati Su Wanwan juga hancur hingga berkeping saat mendapati Li Yunhan—calon suaminya berselingkuh. Bahkan, dia juga dijual olehnya ke Barbara Club sehingga terpaksa menjadi budak nafsu pria bertopeng.
Ketika bisa melarikan diri, Su Wanwan malah masuk perangkap Xu Yingwei—tunangan Gu Linchao—dan dia dibakar hidup-hidup!
Pada saat semua orang menyangka Su Wanwan sudah mati, wanita itu kembali dengan wajah dan misi baru, yaitu memikat semua musuh dengan pesonanya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak, Aku Tidak Mau Pergi Dengannya!
Di dalam kamar, Su Wanwan menangis dan meratap. “Ibu, apa yang harus aku lakukan sekarang?" Tubuh telanjang Su Wanwan tidak hanya gemetar karena tangisan, tetapi juga karena kedinginan sehingga dia meringkuk di balik selimut, sementara pakaiannya sudah teronggok dan berserakan di lantai.
Tanpa pakaiannya, Su Wanwan tidak berani keluar dari selimut. Lebih baik dia tetap berada di atas sofa, lagipula area pribadinya juga terasa perih dan sakit karena tindakan kasar Mr. X.
Lelah setelah bergulat dengan pria misterius itu dan mengeluarkan begitu banyak air mata, Su Wanwan nyaris tertidur.
Namun, bunyi pintu yang terbuka dan dan langkah kaki beberapa orang yang mendekati membuat tubuh Su Wanwan memegang.
Detik berikutnya, selimut Su Wanwan ditarik oleh seseorang, tetapi wanita itu kembali menarik selimutnya hingga terjadi tarik menarik antara dia dan salah satu pelayan yang mendapatkan tugas dari Mr. X, sementara pelayan lainnya membereskan kekacauan yang terjadi di dalam kamar yang terlihat berantakan seperti kapal pecah.
Setelah beberapa saat saling tarik menarik, Su Wanwan kalah ketika tenaga yang menarik selimutnya menjadi dua orang. Pasalnya, pelayan yang berniat membereskan kamar datang membantu.
“Aaaaa.” Su Wanwan menjerit keras begitu selimut terlepas dari tubuhnya hingga mengekspos tubuhnya yang polos.
Mendengar teriakan Su Wanwan, kedua pelayan itu terkejut. Mereka lebih terkejut lagi melihat karya Mr. X yang tercetak di sekujur tubuh Su Wanwan seperti lukisan abstrak dan hal itu membuat mereka semakin iri.
“Sialan, pergi kalian!” pekik Su Wanwan memaki, bahkan mengusir mereka semua.
Kedua pelayan itu tidak mengatakan apa pun, hanya menjengkitkan bibir dan menatap Su Wanwan dengan sinis. Kemudian, keduanya pun bekerja sama menarik Su Wanwan yang memberontak dan membawanya ke kamar mandi yang terdapat bak mandi besar dan berkemungkinan bisa menampung tiga hingga empat orang di dalam sana.
“Cepat masuk ke dalam, Mr. X akan memarahi kami jika kau belum siap untuk makan malam nanti,” bentak pelayan yang bernama Rose. Dia terlihat galak seperti seorang senior dan sama sekali tidak menghormati Su Wanwan, bahkan tidak bersikap sopan hanya karena Su Wanwan juga tidak diperlakukan dengan begitu baik oleh Mr. X.
Bagi Rose, status Su Wanwan tidak jauh lebih mulia darinya.
Tidak menunggu reaksi dari Su Wanwan, Rachel—pelayan lainnya—sudah mendorong Su Wanwan hingga wanita itu tercebur ke dalam bak mandi dengan kepala dulu, memperlihatkan bokongnya yang telanjang.
Saat bisa duduk di dalam bak mandi, Su Wanwan bisa melihat dengan jelas kedua pelayan yang ada di hadapannya saat ini tengah mati-matian menahan tawa mereka agar tidak pecah.
Su Wanwan sudah ingin memaki keduanya, tetapi dia menahan diri begitu merasa air hangat mengalir ke tubuhnya hingga dia merasa seperti sedang dipijat dan membuatnya merintih nikmat. Wangi bunga yang mengambang di dalam air membuat Su Wanwan semakin merasakan kenikmatan dan kewanitaannya pun sudah tidak terasa lengket lagi.
Setelah selesai acara pemandian, Su Wanwan dibawa keluar dari dalam bak mandi. Wanita itu tidak melakukan apa pun, hanya membiarkan para pelayan sesuka hati mereka mengeringkan tubuhnya, memakaikan pakaian dan memoles bedak seolah-olah dia adalah boneka yang bisa diperlakukan sesuka hati.
Su Wanwan sudah terlalu lelah untuk memberontak atau melakukan apa yang pelayan lakukan pada tubuhnya, dia hanya ingin tidur dan ketika terbangun mendapati apa yang terjadi padanya hanyalah mimpi buruk.
“Malam ini Mr. X akan membawamu makan malam di luar bersama kliennya,” ujar Rose setelah selesai mendandani Su Wanwan.
Mendengar Rose menyebut klien, Su Wanwan langsung mengangkat kepalanya dan entah kenapa dia tiba-tiba teringat pada Ethan yang mengajaknya bertemu dengan teman-teman pria itu.
Seketika Su Wanwan ketakutan, dia pikir makan malam bersama yang ditawarkan oleh Mr. X hanyalah alasan untuk melemparkan tubuhnya pada pria lain.
Memangnya, berapa pria yang harus menjamah dan mencicipi tiap inci tubuhnya?
Su Wanwan langsung berdiri dan menatap para pelayan dengan tatapan nyalang sebelum akhirnya berteriak marah, “Tidak, aku tidak mau pergi dengannya.”
***
