KARMA SANG MANTAN TERINDAH

Aku masih tidak percaya papa meninggalkan kami,satu Minggu yang lalu papa masih menelfonku dan bercanda denganku,Ku tatap mama yang masih shock dan sempat pingsan di pemakaman tadi.Sekarang hanya ada aku dan mama.Dan aku berjanji aku akan selalu menguatkan mama,Kita akan saling menguatkan satu sama lain.

Aku berjalan menyusuri ruangan kerja papa,foto keluarga kami masih terpampang indah di ruangan ini,bahkan memo yang selalu papa tulis waktu aku masih kecil,selalu tersimpan rapi di lemari kerja papa.

Aku mencoba untuk mengikhlaskan ini semua,dan aku harus yakin papa pasti akan bahagia di sana jika aku dan mama mengikhlaskannya.

Dering ponselku berbunyi terus menerus,mungkin seharusnya ku angkat saja dan bicara pada Leo.

"Hallo Assalamualaikum!"ucapku lirih

"Hallo sayang,kamu kemana aku tadi beliin kamu nasi goreng ,tapi pintu rumahmu terkunci dari luar!"

"Leo aku pulang ke rumah orangtuaku,Papaku meninggal dan sekarang sudah dimakamkan!"

"Apa?Lidya kenapa kamu nggak ngasih tahu aku kalau papa kamu meninggal, seharusnya aku tadi ikut kamu pulang sayang!"

Aku menghela nafas,berharap Leo dapat mengerti keadaanku

"Leo,kamu tahu kan tadi sore aku ngomong apa sama kamu,hubungan kita harus tetap dirahasiakan dan jangan pernah ada yang tahu!".ucapku

"Baik sayang,maafin aku aku cuma nggak tega lihat kamu seperti ini,kamu harus kuat Lidya kamu harus berdiri dan bangkit untuk mama kamu!" Leo menyemangatiku.

"Iya Leo makasih, sekarang aku mau tenangin mamaku dulu!"

Leo menutup telfonku,aku menemui mama yang sedang duduk di ruang keluarga.

"Ma,mama jangan nangis terus ada Lydia disini ma!"

Mama menatapku nanar dan berkata,"Nak kamu tahu apa yang membuat papamu meninggal?"

"Papa kenapa ma?"

Mama menghela nafas mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi

"Tadi siang papa pulang dari kantor lebih cepat dari biasanya karena papa kurang enak badan,pas papa mau ganti baju di kamar,papa nerima telfon dari Mario dan pelakor itu!"ucap mama

"Apa ma, mereka nelfon papa?apa yang mereka katakan sama papa,Ma?"

Mama menggenggam tanganku,berusaha membuatku lebih tenang

"Mario bilang,kamu akan dibunuh dan dia tidak akan membiarkan hidupmu bahagia!"

Aku terkejut mendengar pengakuan mama, ternyata Mario dan wanita itu yang membuat papaku serangan jantung dan meninggal.

Aku meneteskan air mataku,aku tak kuasa menahan amarahku di otakku aku hanya ingin membalas semua yang Mario dan Karenina lakukan pada papaku

Tega-teganya dia bicara seperti itu kepada papa ma,apa dia nggak tahu kalau papa memiliki riwayat penyakit jantung,atau mereka sengaja membuat keadaan papa semakin drop?"

"Mungkin ini sudah takdir nak,kita harus mengikhlaskan papamu Lydia!"

Aku berdiri dan menjelaskan kepada mama

"Aku bisa ikhlas ma,tapi jika Mario dan Karenina pergi dari dunia ini,karena mereka tidak pantas untuk hidup!"

Mama memelukku,menatapku penuh dengan kepedihan,aku memang anak yang bisanya hanya menyusahkan orangtuaku saja.

"Lydia,jangan kotori tanganmu dengan perbuatan jahat,jika kamu dendam pada Mario,itu adalah hak kamu dan manusiawi tapi kalau kamu ingin membalas dendam pada mereka,Mama tidak setuju nak,apa kamu ingat pesan papa dulu sayang?"

Mama menatapku dan berkata,"Lydia ingat mama,papa bilang kejahatan jangan dibalas dengan kejahatan!"

"Iya ma,aku nggak akan balas dendam ke mereka,tapi aku akan berdoa pada Allah agar mereka dapat balasan yang setimpal!"ucapku.

Mama memelukku dan kembali menangis

Leo terus-terusan menelfonku,jika aku mengangkat telfon di depan mama, mama pasti tahu aku memiliki hubungan dengan Leo.

"Ma Lydia ke kamar dulu,Lydia mau tenangin diri dulu!"

"Iya nak"ucap mama

Aku berjalan menuju kamarku dan Leo tidak berhenti menelfonku.

"Hallo,aku kan sudah bilang Leo kamu jangan telfon telfon dulu,takutnya nanti mama tahu hubungan kita!"

Suara bising terdengar dari ponsel Leo,aku tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

"Hallo,ternyata benar dugaanku Lydia,kamu berselingkuh dengan Leo si bajingan ini bukan?"

"Hallo siapa ini?,tolong serahkan ponselnya pada Leo!"pintaku

"Ha ha ha,kamu nggak mengenali suaraku Lydia?,aku berhasil membuat papamu meninggalkan dunia ini untuk selamanya, sekarang giliran pacarmu ini yang aku bunuh!"

"Lepaskan Leo!tolong lepaskan dia,dia tidak bersalah,memang aku yang salah dan aku akan menuruti semua perkataanmu asal kamu mau melepaskan Leo!"

Mario berdehem dan berkata"Kembali ke rumahku,dan aku akan melepaskan kekasihmu ini,jika dalam kurun waktu 12 jam kamu tidak kembali ke sini,aku akan benar-benar membunuh Leo!"

Aku menyanggupi permintaan Mario,jarak rumah Mario dan rumah Mama tidak terlalu jauh.Aku pun bergegas pergi ke ruang keluarga untuk bicara pada mama

"Ma,maafin lydia,Lydia harus pergi sekarang,ini sangat urgent ma,Lydia nanti pasti kabarin mama!"ucapku.

Mama menatapku dan berkata,"Ada urusan apa nak,kamu tega ninggalin mama sendirian disini?"

Aku menghela nafas,berat untuk meninggalkan mama dalam keadaan seperti ini,tapi bagaimana dengan Leo,bagaimana jika Mario benar-benar akan menghabisi Leo.

"Mama tenan ya,aku akan menyuruh Tante Arni dan om Hasan untuk menemani mama disini,Lydia janji Lydia nggak akan lama ma!"

"Baiklah nak,kamu hati-hati dan jangan lupa kabarin mama!"

"Iya ma,aku pamit dulu Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam hati-hati nak!"

--------

Aku bergegas pergi menuju ke rumah Mario, ponselku terus-terusan berbunyi,ini pasti dari Mario sialan itu.Aku harus bagaimana lagi menghadapi kelicikan mereka,kalau aku telfon polisi semuanya akan kacau dan bisa saja mereka membawa Leo pergi lebih jauh.

Akhirnya aku pun sampai di rumah Mario,gerbangnya tidak di kunci dan mungkin Leo ada di dalam rumah,aku menelfon mama mertuaku untuk memastikan Leo ada di sana,tetapi mama mertuaku pergi berlibur ke luar negeri.Pantas saja Mario bisa menculik Leo dengan leluasa.

Aku pun memasuki rumah itu,mereka pasti sengaja memadamkan lampu rumah,agar aku tidak bisa kabur,aku pun berjalan dengan mengaktifkan flash ponselku.

"Mario Mario,Karenina dimana kalian?"teriakku

Aku menyusuri rumah itu kubuka pintu rumah satu per satu tapi tak ada siapapun disana.

"Mario,keluar kamu jangan jadi pengecut!"

"Leo,ini aku Lydia,kamu dimana?"aku pun berjalan menuju lantai 2,untuk memastikan apakah mereka disana.

Tiba-tiba lampu rumah yang semula padam,telah menyala kembali

"Punya nyali juga kamu kesini sendirian!"ucap Karenina tepat di hadapanku

"Pelakor,pasti kamu yang meracuni pikiran mas Mario untuk menculik Leo dan menyuruhku datang ke sini!"

"Kalau iya kenapa,aku akan membuat hidupmu terus-terusan menderita,tak akan ku biarkan kamu bahagia dengan pria kaya raya itu!"

"Aku tidak peduli kamu mau ngomong apa,dimana Leo?"

Aku mendekati Karenina dan menarik tangannya.

Karenina dengan cepat melepaskan tangannya dari genggamanku

"Mario Mario,lihat siapa ini yang datang!"

Mario berjalan menuju ke arahku

"Hallo istriku,ternyata kamu cepat juga ya kalau menyangkut si Leo itu!"

Aku mendorong Mario dengan kasar

"Lepaskan Leo,aku akan menuruti kemauanmu!"

"Upss jangan kasar sayang,aku pasti akan membebaskan kekasihmu itu asal dengan satu syarat!"

Aku menatap Leo tajam,Leo yang sekarang menjadi lelaki yang sangat kejam dan menghalalkan segala cara untuk ambisinya.

"Baik,aku akan menuruti permintaanmu!"

Leo tersenyum licik dan berkata,"Batalkan perceraian itu,dan tetap tinggal disini hidup bertiga dengan aku dan Karenina,itu akan membuat hidupmu semakin indah,Lydia!"

Aku menghela nafas,bagaimanapun aku tidak boleh mengorbankan keselamatan Leo hanya demi kepentinganku sendiri.

"Baik,aku ikuti semua syaratmu!"

Mario menarik tanganku dan berkata,"Ayo ikut aku!"

Ia dan Karenina membawaku ke gudang dan aku tak percaya apa yang aku lihat

"Leo!!!!!"teriakku

----Bersambung