NovelToon NovelToon
Perfect Marriage

Perfect Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / cintapertama / dosen / nikahmuda / cintamanis / Pernikahan Kilat
Popularitas:14k
Nilai: 5
Nama Author: Vmina_

revisi dari my beloved lecture yaa

Syafa, sejak bayi, hidup dan dibesarkan oleh Ayahnya yang bernama Arya. Meskipun tanpa adanya kehadiran seorang Ibu, Syafa bisa tumbuh sehat dan penuh cinta seperti gadis pada umumnya.

Sampai suatu ketika, Arya risau anak semata wayangnya akan kesepian, mengingat usianya yang semakin tua. Dengan yakin ia menjodohkan putrinya dengan seorang lelaki mapan. Syafa yang saat itu diberitahu akan perjodohannya, ia menerima, tanpa ada drama.

Ia justru sangat senang saat mengetahui dengan siapa ia akan menikah.

Bagaimana kisah asmara Syafa dan suaminya nanti?

salam dari author amatir 🤍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vmina_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua puluh tiga

"Assalamualaikum,"

Syafa membuka pintu ruangan tempat Ayahnya dirawat, disana ada Bik Arsih yang duduk di sofa tengah mengupas kulit buah apel. Ia tersenyum menyambut Syafa.

"Wa'alaikumsalam, baru pulang, Mbak?"

Syafa mengangguk, ia mendekati Bik Arsih, menduduki ruang kosong disampingnya.

"Ayah gimana? Belum ada perkembangan juga?"

Bik Arsih menggeleng pelan.

"Kita tunggu aja, pasti akan ada keajaiban. Gusti Allah mboten sare."

Syafa mengangguk pelan.

"Bik, aku mau minta tolong dong," ucapnya.

Bik Arsih menghentikan aktivitasnya, memiringkan tubuhnya ke arah Syafa. "Tolong apa?"

Syafa merapatkan duduknya, tampak ragu, ia memainkan jari-jarinya.

'Gimana cara ngomongnya, ya ...'

"Soal mas Hasby?"

Ia terkesiap, Bik Arsih menangkapnya. Syafa mengangguk pelan. Muncul senyuman tipis diwajah Bik Arsih.

"Tadi sudah ketemu belum?"

"Udah, aku juga ikut dia ke ruangannya."

Bik Arsih benar-benar tersenyum, tersenyum nakal.

"Ta—tapi kami nggak macem-macem kok, Bik!"

"Loh, sudah sah, macem-macem pun gapapa," candanya.

"Ya malu, Bik. Ada-ada aja."

Terdengar suara tawa dari mulutnya. "Jadi mau minta tolong yang bagaimana mana ini," tanyanya.

Syafa berdehem.

"Bibik kan tau, Syafa dibesarkan tanpa seorang ibu ... Yah, memang Syafa udah sering dengar sih soal itu ... tapi tetep aja, Syafa nggak paham caranya. Dan nggak ada yang ngajarin Syafa soal ... Itu ...."

Bik Arsih menyipitkan matanya, berusaha memahami apa yang dimaksud majikannya.

"Itu apa?"

Syafa mengigit bibirnya, ia malu mengatakannya dengan terang-terangan. Tapi Bik Arsih tampaknya tidak paham.

"Ehm ... Bibik itu seorang istri, kan?"

Bik Arsih mengangguk. "Nah, itu dia apa yang istri lakuin buat suaminya!" ucap Syafa.

Setelah mencerna, Bik Arsih langsung tertawa. " Oh HAHAHAH, ternyata maksud mbak cara melayani ya?"

Mata Syafa terbelalak, wajahnya langsung memerah. Bik Arsih mulai usil, ia menyungging senyum nakalnya lagi. Syafa ingin melakukan pendekatan yang lebih lagi, mengingat mereka masih pengantin baru, tapi atmosfer diantara keduanya sangat kaku.

Ditambah Syafa merasa bersalah telah mengabaikan suaminya.

"Kenapa Ita itu sih mbak, langsung ngomong gitu loh," godanya.

"Jangan kenceng-kenceng suaranya Bik, nanti Ayah dengar!"

"Gapapa, biar beliau tersenyum bangga dibawah alam sadarnya."

"Gini mbak, (ia meraih tangan Syafa) kalo soal itu, kamu tinggal ngikut aja," ucapnya.

Syafa mengerutkan dahinya. "Ngikut? Gimana maksudnya?"

"Suami, nanti diajarin kok."

Pipinya merona, tak bisa ia bayangkan untuk meminta Hasby mengajarinya. Pipinya di kecup oleh sang suami saja ia sudah hampir meleleh.

"Ma—masa, sih?"

"Nanti, kalo mbak sudah berencana pulang kerumah, ketemu sama mas Hasby ... disambut, dandan yang ayu, pake wewangian, intinya kamu harus cantik dan bikin pangling. Pasti muncul sendiri itu naluri dan inisiatif kamu, mbak. Pegang kata-kata Bibik ini."

Syafa menelan ludah, tiba-tiba Bik Arsih mendekat, wajahnya penuh rasa penasaran. "Tadi pas di ruangannya, mbak nggak diapa-apain? Bener?"

Syafa menyembunyikan wajahnya, Bik Arsih terus menggodanya. Akhirnya mulutnya tak sanggup menahan.

"Dicium! Ta—tapi cium pipi."

Bik Arsih tertawa lepas.

"Hahaha, aduh ... Bibik jadi keinget waktu masih jadi pengantin baru. Malu-malu tapi mau. mbak kamu iniii cuantikk poll, pasti bisa nyenengin suami. Bibik yang Ireng, jelek gini bisa kok," ucapnya.

Syafa merangkul lengan Bik Arsih, wajahnya memelas. "Yaudah Bik, biar aku belajar, please ... ceritain aja jaman Bibik jadi pengantin baru, Ya?" pintanya.

Bik Arsih mengangguk setuju.

Mereka pun melanjutkan obrolannya, Syafa mendengar dengan seksama cerita-cerita Bik Arsih dimasa lalunya, kadang-kadang wajahnya mulai tersipu dan salah tingkah mendengarnya.

Sangking asiknya bercerita, keduanya sampai lupa waktu. Syafa menggerakkan tubuhnya sebab pinggangnya mulai terasa kaku. Usai sholat magrib, Bik Arsih berpamitan untuk pulang kerumahnya karena harus memasak makanan untuk orang rumahnya.

Ia pergi karena Syafa sudah ada dan bisa menjaga Arya dirumah sakit. Syafa mengecup kedua pipi Ayahnya, ditutup dengan belaian lembut mengusap rambut Arya.

"Selamat malam Ayah, Syafa sayang Ayah ...."

Tak tau apa lagi yang harus dilakukan, dan tak ada teman untuk mengobrol, Syafa memutuskan berbaring sejenak di sofa, ia mengambil selimut yang dibawa Bik Arsih agar tidak masuk angin. Matanya menatap langit-langit kamar, termenung seperti ini membuatnya teringat cerita yang dibagi Bik Arsih.

"Suami Bibik begitu Mbak, nggak ada pekanya dan lumayan dingin dulu. tapi kalo mas Hasby eum ... Beda, beliau keliatan tenang, berwibawa, dari tindakannya selama yang Bibik lihat, dia itu orangnya lumayan peka, dan cekatan."

"Setiap lihat mas Hasby, Bibik selalu sholawatin, supaya berkah rumah tangga kalian. Banyak sebenarnya yang Bibik lihat, romantisnya mas Hasby kalo liat mbak hihi, cuma udah deh, biar Bibik simpen sendiri."

"Kalo mbak penasaran, liat aja nanti."

Ia menyentuh pipinya. Sungguh! Syafa bisa gila dan mati penasaran seperti apa bentuk 'romantis' dari Hasby yang kemarin-kemarin mengunjunginya. Kalo mengingat apa yang terjadi di kampus, Syafa rasa itu sudah sangat romantis!

Disela-sela itu, Syafa ingat akan suatu benda, ia terperanjat.

"Eh! Coklat aku dimana, ya?"

Syafa bangkit, ia meraih Tote bag nya, menggeledah semua isi yang ada di dalamnya. "Kok nggak ada, sih?"

Padahal saat-saat yang membosankan seperti ini paling enak menikmati yang manis-manis. Sialnya ia lupa dimana menaruh coklat pemberian Kio.

"Ah Kio, maafin aku lupa naruh dimana itu coklatnya," keluhnya.

Ia kembali merebahkan tubuhnya di sofa, melihat sekitarnya yang tampak kosong, hanya terdengar alat-alat perawatan yang digunakan ayahnya.

"Baru sekarang kerasa banget seremnya ini rumah sakit," gumamnya.

Syafa menarik selimutnya hingga menutupi wajah. "Kalo ada pak Hasby, pasti nggak akan seserem ini."

1
LISA
Suasana keluarganya Hasby harmonis bgt..rukun selalu y Syafa & Hasby
LISA
Berdoa utk operasi Ayah Arya..lancar dan Ayah Arya bahagia bersama anak dan menantu..
LISA
Bahagia terus y buat Hasbi & Syafa..utk Pak Arya jg..segera pulih..
poetri @poetrysekarr
maaf baru up karena semalam mati lampu 😣
LISA
Aq mauu Kak double up nya 😊
LISA
Bener Kak..Hasby ini bener² calon suami yg di idamkan semua wanita 😊🤭
LISA
Mohon maaf lahir & batin y Kak author
LISA
Luar biasa
LISA
Bik Arsih udh spt ibu utk Syafa..bener Syafa kmu mesti pulg utk membantu suamimu..
LISA
sedih bgt..Syafa yg kuat yaa .
LISA
Moga aj Pak Arya stabil kembali kesehatannya..kuatkan Syafa..
LISA
🤭🤭 harga kasur aj sampe puluhan juta..
LISA
Wah koq udh mulai bertengkar y
LISA
Ortu Hasbi sangat menyayangi Syafa..syukurlah Syafa punya ibu mertua yg baik bgt
LISA
moga Syafa ga kenapa²
LISA
Bagus nih kisahnya
LISA
Aq mampir Kak
Zetti Afiatnun
Luar biasa
Iqlima Al Jazira
ceritanya asyik, memaparkan keluarga yang harmonis serta sosok pasangan yang ideal.
Iqlima Al Jazira
crazy up donk thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!