NovelToon NovelToon
Takdir Mentari

Takdir Mentari

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Pena

Namaku Mentari Intania Putri. Seorang anak yang tumbuh di sebuah kampung kecil yang bernama Kampung Karet. Kehidupanku tidak seindah anak-anak lain. Hidup yang sederhana dengan didikan keras oleh kedua orang tuaku. Hidup dengan banyak orang di rumah.

Dengan backround pendidikanku yang hanya tamatan SMA aku mulai bekerja di usiaku yang baru menginjak 17 tahun. Mulai hidup mandiri di usia yang sangat muda.

Seperti wanita lain di luar sana aku juga memiliki kisah cinta yang menarik. Yang menyedihkan dan menegangkan. Aku juga merasakan yang namanya cinta pertama, aku juga merasakan yang namanya patah hati. Aku juga merasakan dicintai dan mencintai.

Hingga akhirnya takdir membawaku pada pernikahan di usia muda, aku menikah di usiaku yang belum genap 20 tahun. Aku yang hidup dengan bayang-bayang masa lalu. Aku yang berusaha menjadi wanita yang sempurna untuk suamiku. Aku juga menjadi seorang ibu, ibu muda yang harus berjuang dengan untuk membuat hidupnya sempurna dimata semua orang.

Takdir yang terus mempermainkanku dari masa kecil hingga dewasa. Aku tidak tahu dimana letak kesalahanku, aku bahkan tidak menyadari hal buruk apa yang telah aku lakukan sampai aku merasa takdirku adalah hukuman, akankah aku mendapatkan kebahagiaan yang aku dambakan. Inilah ceritaku ......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Bumi dan Mentari

Komunikasi itu penting dalam sebuah hubungan. Tanpa itu hubungan tidak akan pernah terjalin

-Takdir Mentari-

Mentari yang selalu takjub dengan adanya TV, kini dia semakin heran karena ada benda mungil yang bisa digunakan untuk berkomunikasi. Orang-orang menyebutnya hand phone. Di TV Mentari hanya melihat bagaimana orang menggunakan telepon umum, telepon rumah, dan sekarang ada alat komunikasi yang lebih canggih lagi. TV yang dulunya hanya hitam putih, sekarang Mentari sudah punya yang berwarna. Siarannya juga banyak, tidak hanya TVRI saja tapi ada berbagai macam stasiun TV yang menayangkan berbagai macam acara. Banyak sinetron, film anak-anak, kartun, musik dan acara menarik lainnya.

Mentari suka menonton TV tapi sayangnya film-film bagus selalu tayang di atas jam 9 malam. Jadi Mentari hanya bisa menonton sampai jam 10 malam hanya di hari Sabtu saja saat tidak sekolah keesokan harinya. Ibu Murni memberikan hari special di hari libur.

Hari Sabtu adalah hari yang selalu ditunggu oleh Mentari, walaupun pekerjaan menjadi lebih banyak, tapi Mentari bisa tidur hanya dengan Senja, dan Mentari memiliki malam yang lebih lama karena diperbolehkan menonton TV.

...****************...

Benda mungil itu sudah banyak yang memilikinya, sebagian besar dari teman-teman Mentari sudah punya. Bahkan ada yang memiliki handpone yang sudah ada kameranya. Sedangkan Mentari yang hobby foto masih tetap menggunakan kamera manual yang isi film nya 16-24pcs. Dan Mentari biasanya menyewa Kodak (kamera jadul) dan membeli film patungan. Untuk mengabadikan moment moment penting.

Itupun kalau ada temannya yang mau, kalau tidak biasanya Mentari harus bekerja lebih keras lagi supaya uangnya cepat terkumpul.

Mentari juga tidak pernah bermimpi akan memiliki benda itu. Memiliki buku diary dan pulpen yang unik sudah cukup bagi Mentari.

...****************...

Cuaca terik menembus kulit Mentari, dia berjalan kaki setelah turun dari angkot menuju rumahnya. Mampir di warung untuk membeli es minuman rasa salak, es yang dibungkus plastik dengan sedotan warna merah menemani perjalanan Mentari menuju rumah. Mentari bersemangat karena hari ini rumahnya berkurang 1 orang, tentu saja sangat membuat Mentari senang.

Sampai di kamar tamu, Mentari melihat ada tamu. Seorang cowok yang tidak asing, yang membuat jantungnya berdebar. Yang membuat wajahnya memerah setiap kali mereka bertatapan, yang membuat Mentari tidak bisa berkata apa-apa tiap kali dia menyapa.

Dia duduk bersama Kak Made sambil bermain gitar. Dia selalu terlihat tampan dan manis. Lesung pipinya membuat Mentari benar-benar terpesona. Mentari menatapnya sebentar, ketika dia menatap balik Mentari langsung menuju kamarnya.

"Hai Tari, sini gabung!" Sapanya

Mentari berhenti ketika dia memanggil tapi langsung pergi tanpa menjawab. Dia langsung menuju dapur, entah kenapa sangat sulit menjawab pertanyaannya. Bibirnya terasa beku detak jantungnya tak terkontrol.

"Bagaimana caranya ke kamar?" Mentari bingung mencari solusi sambil mengunyah kerupuk barokah. Untungnya Nenek dan kakek ada di bale bengong, jadi Mentari diam disana menunggu Matahari agak turun, supaya dia bisa mencari air untuk mengisi dapur dan bak mandi.

"Kamu nggak ke dalam, ada Bumi disana" kata Nenek pada Mentari yang menjadi salah tingkah

"Nggak Nek, Tari disini aja bantuin nenek"

"Sebenarnya Nenek pengen sekali kamu sama Bumi, karena kamu tau sendiri kan kamu nggak punya saudara laki-laki, jika kamu menikah dengan Bumi, Nenek tidak perlu khawatir, ada nanti yang bisa jagain bapak sama ibu kamu" Nenek tiba tiba membahas perjodohan

"Emang boleh Nek?, bukannya kita masih saudara?"

"Tentu saja boleh, karena kalian bukan saudara kandung, bibimu sudah menikah dan sudah keluar dari keluarga, dia sudah jadi milik keluarga lain, itu artinya hubungan kalian sepupu jauh, memang banyak yang menentang perjodohan antar keluarga katanya takut nanti keturunannya akan cacat, tapi jaman nenek muda dulu banyak orang tua yang anaknya dijodohkan dengan anak saudara kandungnya supaya anaknya nggak menjadi milik orang lain, supaya tetap dekat dan tetap menjadi satu keluarga besar" jelas nenek pada Mentari

"Tapi Kak Bumi pasti nggak mau sama Tari Nek," kata Tari ragu

"Kamu udah coba?" Ejek neneknya

Tari nyengir malu, dan dalam hatinya tetap saja tidak akan mungkin Mentari sama Bumi bersatu. "Kak Bumi nggak akan suka sama Mentari" desah batinnya lagi. Usia mereka juga terpaut lumayan jauh sekitar 5 tahun.

Tiba-tiba Bumi keluar dari dalam rumah, menuju bale bengong. Kadek mengikutinya dari belakang. Mereka kemudian mengobrol di bale bengong berbaur sama nenek dan kakeknya.

"Ntar malem ada konser lo di lapangan" Raka memulai obrolan sambil memainkan janur di depannya.

"Ikut donk...!"

"Tapi aku udah ada janji sama temen, kalau kamu mau kesana, tuh ajak Mentari" kata Raka sambil menunjuk ke arah Mentari yang sok sibuk menunduk sambil mejejaitan.

"Tari...!" teriak Raka sekali lagi

"Aku?"

"Ya kamu siapa lagi? Anterin Bumi kesana, di Lapangan dekat sekolah kamu, ada konser lagu Bali artisnya lumayan bagus bagus kok, sekalian biar kamu pernah keluar rumah malam minggu, biar nggak belajar aja trus..."

"Ya Tari pergi sama aku ya, sekalian biar bisa jalan-jalan di desa ini."Bumi merayu

Tari melihat ke arah Bumi.

"Baiklah kak, nanti Tari antar."jawabnya sambil melanjutkan membuat ketupat

"Jam 6 udah siap ya?, jangan lupa,"

kata Bumi tersenyum sembari meninggalkan Mentari.

Mentari menatap Bumi, lelaki itu benar-benar telah menyihir hatinya. Cowok usia 22 tahun itu sudah membuat Mentari berbunga. Padahal hanya akan menonton konser di lapangan. Bukan dinner romantis atau kencan di pantai.

Bumi semakin menjauh, hanya terlihat punggung lebarnya yang tegap dan gagah. Hati Mentari meleleh.

Bumi pergi bersama Made. Mereka jalan-jalan melihat Kampung Karet. Made mengajak Bumi ke tempat pengeringan kopra. Proses pengolahan kelapa dari mulai di pisahkan sabutnya, sampai dikeluarkan isinya, daging kelapa itulah yang dikeringkan menjadi kopra. Untuk sabut dan batok kelapa dijual. Ada beberapa truk besar yang sudah menunggu untuk mengangkut serabut kelapa itu.

Truk sudah berjejer ibu-ibu dan anak-anak kampung karet sengaja menunggu truk itu datang. Mereka akan diberi upah untuk memindahkan serabut kelapa itu ke dalam truk. Dilempar satu persatu ke dalam truk yang tinggi itu. Upahnya akan dibagi. Biasanya jika 1 truk diupahi 5000 rupiah jika 10 orang mereka bisa mendapat 500 rupiah per orang. Tapi kalau lagi rame bisa yang ikut sampai 20 orang sehingga hanya dapat 200 rupiah per orang. Uang yang lumayan itu untuk 1 truk jika 5 truk tentu saja akan sangat menggiurkan untuk upah olahraga tangan.

Mentari bersiap melakukan pekerjaan rumah. Mengambil air di sungai, dia berjalan sambil trus berfikir akan pergi bersama Bumi sebentar lagi.

"Aku harus pake baju apa?"

"Hanya pergi nonton konser Tari"

Mentari 2004

1
Sweetmommy
Wkwkkw oke kk ☺️🙏
Komang Arianti
puisi bahasa baliinya isiin terjemahan😂😂
Sweetmommy
Jangan lupa komentarnya ya teman-teman ☺️🙏
Sweetmommy
Semangat semangat update
Sweetmommy
🤣🤣🤣
Komang Arianti
sriningsih versi kampung karet😩😩
Sweetmommy
🥹🥹🥹
Sweetmommy
🙏🙏☺️☺️
Sweetmommy
Ikutin terus ya
Sweetmommy
Jangan menangis 😁
Komang Arianti
kasihan sekali mentarii . ini kapan dy bahagiaanya thor... kasi bahagia dlu biar ga menderita ajaa hidupnya
Komang Arianti
baperrrr akuhhh thor😭😭😭😭
Sweetmommy: Jangan nangis ya 🥰
total 1 replies
Komang Arianti
😂😂kerennnlahhh
Komang Arianti
😭😭😭😭syedihhh akuu thor.. kenapa hidup mentarii se merana itu🤔🤔
Komang Arianti
😢😢😢😥😥
Komang Arianti
kereennnnnnn😍😍😍😍😍mantapp poll thor
Komang Arianti
🥰🥰🥰seruuuu
Komang Arianti
😭😭😭😭syedihh akuu thor...
Komang Arianti
baperr bacanya..... 😭😭😭
Komang Arianti
baguas ceritanyaa... 🥰🥰🥰
Sweetmommy: Makasi kk ☺️☺️🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!