NovelToon NovelToon
Terpikat Cinta Vtuber

Terpikat Cinta Vtuber

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / duniahiburan / Diam-Diam Cinta / Wanita Karir / Cinta Murni / Office Romance
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Van Waku

Di era teknologi virtual yang semakin berkembang pesat, muncullah fenomena baru yang mengguncang dunia hiburan: Virtual YouTuber. Mereka bukanlah manusia sejati, melainkan karakter digital yang dihidupkan oleh teknologi canggih. Namun, pesona dan daya tarik mereka tidak kalah dengan para selebritas dunia nyata.

Aldira, seorang karyawan kantor biasa tidak pernah menyangka bahwa ambisi terhadap pekerjaan dan laki-laki pujaannya membuat dia harus terjun ke dunia maya sebagai vtuber dengan menggunakan akun youtube orang lain yang tidak pernah ia ketahui sosok asli di baliknya. Seiring berjalannya waktu, rahasia di balik pemilik akun asli tersebut satu per satu mulai terkuak sehingga menimbulkan konflik yang dapat mempertaruhkan cinta sejati sekaligus karirnya. Pada akhirnya dia tetap harus memilih antara sepak terjangnya sebagai vtuber atau merelakan semuanya demi kisah cintanya yang rumit.

Temukan jawabannya, hanya di Terpikat Cinta Vtuber.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Van Waku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23 - Ciuman Kikuk

Aroma kaldu ayam menggelitik hidung Aldira hingga membuatnya terbangun. Wanita itu membuka mata dengan pakaian yang basah karena berkeringat. Dia menyibakkan selimut dari badannya lalu berjalan menuju dapur yang memanggilnya dengan aroma yang sangat sedap.

Terlihat Tony sedang mengenakan celemek dan memasak sup ayam yang sangat wangi untuknya. Aldira menatapnya dari belakang, entah sejak kapan Tony begitu perhatian kepadanya.

“Kamu semalam tidak pulang?” Tanya Aldira mengagetkan.

“Al, kamu sudah bangun rupanya. Tunggu sebentar lagi, ya! Sarapanmu sedang aku buatkan.” Ujar Tony.

Aldira tidak bergeming berdiri di belakang Tony yang masih asyik memasak. Usaha pria itu tampaknya tidak sanggup menggerakkan hatinya. Tersirat kekecewaan di matanya mengingat kondisi Salma yang dilihatnya kemarin.

“Sudah selesai. Ayo, kamu duduk saja nanti aku antarkan sarapanmu!” Kata Tony sambil berjalan ke arah Aldira. Kemudian, ia meletakkan telapak tangannya di dahi Aldira untuk memastikan demam semalam. “Syukurlah, panasmu sudah turun.”

Tony memapah Aldira menuju sofa dengan hati-hati. Aldira menuruti pria tersebut dengan pandangan kosong dan duduk kembali di sofa. Setelah itu, Tony kembali ke dapur untuk membawa sup ayam hangat yang telah dimasaknya.

“Yuk, dimakan dulu!” Ucap Tony yang kemudian duduk di sebelah Aldira.

Tony menyendok sup ayam dan meniupnya agar hawa panas menghilang dari kuah sup. Dengan lembut, ia menyuapi Aldira yang duduk tak bertenaga. Perlahan-lahan, Aldira menyeruput kuah sup tersebut.

“Bagaimana, enak tidak? Ini pertama kalinya aku memasak sup.” Tanya Tony penasaran.

Aldira menjawab pria itu dengan anggukan kepala. Air mata tiba-tiba menetes di pipinya. Sebuah air mata yang ia sendiri tidak tahu apa artinya.

“Kenapa menangis? Apakah tidak enak?” Tanya Tony terkejut melihat air mata yang mengalir.

Aldira terus menangis sambil memakan sup yang dimasak oleh Tony. Perasaannya campur aduk, dia ingin marah terhadap pria itu karena telah menghamili Salma. Namun, perhatiannya yang begitu besar pada Aldira membuatnya tidak sanggup untuk meluapkan amarahnya.

“Hei, kamu kenapa?” Tony masih merasa ada yang salah dengan masakannya.

“Tidak ada apa-apa, kok. Sebaiknya kamu pulang, tidak enak jika tetangga melihatmu menginap di rumahku.” Jawab Aldira mengalihkan.

“Baiklah kalau begitu. Habiskan supnya dan kabari aku jika kamu butuh sesuatu.” Balas Tony khawatir.

Aldira melihat Tony berjalan pergi dan keluar dari rumahnya. Tangisannya tidak terbendung lagi. Sup hangat yang ada di hadapannya diletakkan di atas meja, lalu Aldira meringkuk di atas sofa dengan tangis pilu.

***

Rafi tengah naik pitam di ruang meeting. Tatapannya tajam ke arah Aldira sambil beberapa kali menghembuskan napasnya.

“Kenapa aku masih belum melihat unggahanmu? Jadwal naik tayangnya dua hari lalu, ‘kan?” Protes Rafi.

“Maaf, banyak yang harus aku kerjakan belakangan ini jadi tidak sempat menyelesaikan editing videonya.” Jawab Aldira merasa bersalah.

Rafi melenguh sambil mondar-mandir di depan meja meeting, “Jika kamu tidak bisa berkomitmen, seharusnya bilang saja! Aku sudah tahu akhirnya akan jadi begini jika salah satu talent-ku sangat sibuk dengan kerjaan di kantornya.”

Aldira hanya membisu dalam diam seolah merelakan dirinya dimarahi oleh manajernya tersebut. Sebenarnya, Aldira ingin sekali tepat waktu dalam menggunggah konten di Youtube tetapi karena badan yang tidak begitu enak belakangan ini, ia jadi sulit untuk berkonsentrasi.

“Aku akan segera mengunggahnya hari ini. Jadi jangan marah lagi!” Ujar Aldira memelas.

Rafi yang tidak kuasa melihat rajukan wanita itu hanya bisa menghembuskan napas panjang. Kemudian dia duduk di depan Aldira sambil meredakan emosinya.

“Sebenarnya ada apa denganmu? Tidak biasanya Aldira terlambat dalam menyelesaikan pekerjaan.”

Selain daripada kondisi kesehatan yang kurang baik belakangan ini, Aldira juga dipenuhi oleh pikiran-pikiran negatif terhadap Tony pasca pertemuannya dengan Salma. Tapi tidak mungkin dia memberitahukannya pada Rafi karena hal tersebut merupakan privasi bagi mereka berdua.

“Kemarin aku sempat flu dan demam. Maaf, ya karena tidak sempat mengunggah kontennya.” Jawab Aldira.

“Kamu sakit? Kok, tidak bilang padaku? Sekarang bagaimana kondisimu?” Tanya Rafi spontan sambil berdiri dari duduknya.

“Eh, aku sudah sehat, kok. Makanya aku bisa menyelesaikan kontennya hari ini dan akan menggunggahnya langsung.” Kata Aldira.

Dengan cekatan, Rafi meletakkan tangannya di dahi Aldira. Dia menunggu beberapa detik sampai akhirnya melepaskan sentuhannya tersebut.

“Benar, ‘kan sudah tidak panas lagi. Aku sudah sehat.” Tambah Aldira.

“Syukurlah. Lain kali kamu harus bilang padaku kalau ada apa-apa.”

Aldira heran dengan perkataan pria itu, seolah-olah Aldira adalah pacarnya saja. “Haruskah? Memangnya ada kewajiban seperti itu?” Tanyanya pada Rafi.

“Anu, itu…” Rafi terdengar gelagapan, “Ya, harus menginfokan aku lah! Kalau saja kamu memberitahuku lebih awal, aku bisa mengatur ekspektasiku sehingga tidak perlu marah-marah seperti tadi padamu.” Lanjut Rafi sekenanya.

“Sepertinya ada yang kamu sembunyikan dariku. Hmmm.” Balas Aldira sambil memicingkan mata.

“Ah, sudahlah! Karena kamu sudah sehat, tepati janjimu tadi untuk mengunggahnya hari ini!” Timpal Rafi salah tingkah.

Tawa kecil terdengar dari mulut Aldira. Tampaknya dia tak bisa menahan perasaan gelinya pada tingkah Rafi yang sok cool tersebut. Akhirnya, Aldira tertawa terbahak-bahak karena tak sanggup membendungnya lagi.

“Kenapa tertawa?” Tanya Rafi sambil malu-malu, “Hei!”

“Hahahaha. Kamu lucu sekali, sih. Tiba-tiba bisa berubah 180 derajat begitu dari Rafi yang marah-marah menjadi Rafi yang kikuk. Hahaha.” Lanjut Aldira sambil tertawa. Saking lucunya, mata Aldira berair.

Rafi berjalan menuju Aldira yang masih duduk tertawa berniat untuk mencubit tangannya. Wajahnya memerah karena digoda oleh talent-nya tersebut. Saking kesalnya, dia lupa memperhatikan langkah hingga kakinya terantuk kaki meja.

Tubuh Rafi jatuh dan bertabrakan dengan tubuh Aldira yang sedang duduk. Beratnya badan Rafi membuat Aldira tak mampu menahan beban tersebut hingga dia ikut terjatuh dari kursi. Wajah Rafi tepat di atas wajah Aldira yang kini sedang tergeletak di lantai. Gaya gravitasi yang mendadak membuat jarak antara keduanya hanya setipis tisu. Sedikit gerakan, maka hidung mereka berdua akan bersentuhan.

Seolah waktu berhenti, mereka berdua saling bertatapan tanpa ada yang berniat untuk menghindar. Jantung keduanya berdetak dengan laju yang begitu cepat. Hembusan napas yang saling silang terasa hingga ke wajah masing-masing. Debaran itu makin cepat hingga membuai keduanya. Entah apa yang ada di otak Rafi, pria itu mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Aldira dengan bibirnya. Anehnya, Aldira tidak melakukan perlawanan. Wanita itu malah sengaja memejamkan matanya dan merasakan bibirnya bersentuhan dengan Rafi.

Rafi melepas kecupannya dan Aldira membuka kembali matanya. Wajah mereka berdua memerah dengan napas yang terasa hangat menyentuh pori-pori wajah keduanya.

“Ma…maaf. Aku… aku harus kembali ke mejaku. Kamu cepat selesaikan videonya!” Kata Rafi terbata-bata sambil berdiri dan menjauhkan badannya dari Aldira.

Sambil merapikan bajunya yang kusut, Rafi segera keluar dari ruang meeting meninggalkan Aldira yang masih terduduk di lantai. Wanita itu menyentuh bibirnya sambil merasakan degup jantung yang hebat. Baginya, itu adalah momen yang sangat berkesan di hidup Aldira, mengingat dia tak pernah merasakan berciuman dengan seorang pria selama ini.

1
Ai
mampir, Thor
Twilight love
Tema baru yang belum pernah ada di noveltoon. Lanjutkan thor!!!
Twilight love
Jangan lama2 updatenya ya thor! Penasarannn
ian esco
Salma cantik jg y ternyata, tp pnsaran siapa yg menghamili dia! Jgn2 toni!
ian esco
Ditunggu episode selanjutnya thor!!
ian esco
Duh bikin pensaran, ga sabar next episodenya tor! Semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!