NovelToon NovelToon
Indigo : Mereka Yang Tak Terlihat

Indigo : Mereka Yang Tak Terlihat

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kirei39

Saga, Kira Dan Luna adalah tiga bersaudara yang bisa melihat hantu. satu persatu arwah datang untuk meminta pertolongan. Kematian kedua orang tua yang misteriuspun masih menjadi misteri Dan mereka berusaha mengungkapkan siapa dalang di balik pembunuhan kedua orang tuanya. Dapatkah Saga, Kira Dan Luna mengungkap siapa dalang do balik pembunuhan Itu Dan dapatkan mereka menyelesaikan semua maslah para arwah gentayangan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kirei39, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Empat Anak Kecil Bab 1

Malam begitu mencekam karena hujan yang begitu lebat dengn di iringi suara petir yang menggelegar begitu kencangnya hingga terlihat seperti lampu yang menyala.

Di perumahan Bukit Asri, semua orang terlihat sudah beristirahat karena sudah tak terlihat aktivitas apapun walaupun baru saja pukul 8 malam. Mungkin karena hujan pula yang membuat mereka enggan untuk keluar rumah.

Di jalanan yang becek karena genangan hujan, terlihat empat pasang kaki kecil berjalan tanpa alasan kaki. Dengan santainya berjalan di tengah hujan doyang deras di malam hari.

Terlihat dari belakang, dua anak perempuan dan dua anak laki laki berjalan sambil berpegangan tangan menyusuri jalanan.

Mereka berhenti sejenak lalu berbelok ke sebuah rumah tak jauh dari mereka berdiri.

Tok..

Tok

Tok

Anak perempuan paling besar mengetuk pintu rumah dengan pelan, namun tak ada jawaban di dalam rumah .

Dor

Dor

Dor

Suara ketukan berubah menjadi gebrakan pintu yang cukup keras namun lagi lagi tak ada jawaban di dalam rumah. Suara gebrakan pintu begitu keras hingga tidak mungkin jika orang di dalam tidak mendengarnya.

Setelah diam beberapa saat, ke empat anak itu kembali ke jalanan dan berjalan menyusuri jalanan becek. Saat ada rumah di depannya, mereka pun berbelok dan kembali mengetuk pintu.

Ketukan pelan berubah menjadi gedoran pintu yang keras namun tetap tak ada siapapun yang membuka pintu.

Hingga mereka harus kembali ke jalanan dan terus menggedor pintu setiap rumah namun tetap tak ada satupun yang keluar dan merasa kasihan.

****

Luna baru saja sampai di kelas ketika melihat teman temannya berkumpul di bangku Ana,teman sebangku Luna. Mereka tengah asyik membicarakan sesuatu hingga raut wajah mereka terlihat aneh.

"Ada apa? " tanya Luna.

"Kami sedang membicarakan teror ketukan pintu di perumahan Bukit Asri. " jawab Lisa.

"Teror ketukan pintu? Bukannya Bukit Asri itu rumahmu ya, Ana? " tanya Luna.

"Ya benar, " wajah Ana terlihat lesu.

"Setiap malam selalu ada ketukan di depan pintu, awalnya pelan namun semakin keras jika tak ada yNg membuka pintu. " Anna menceritakan dengan raut wajah ketakutan.

"Lalu kenapa tidak di buka? Mungkin saja itu orang yang butuh bantuan. " ucap Luna dengan polosnya.

"Aduh Luna, kamu ini polos apa bodoh, sih. " Lisa gemas melihat Luna "Hantu! Tentu saja itu hantu"

"Seseorang pernah mengintip dari celah pintu, dan di luar berdiri empat anak kecil bertelanjang kaki yang menyeramkan. " Anna bergidik.

"Kau yakin itu hantu? " Luna masih tak percaya.

"Ya itu memang Hantu! Saat menengadahkan wajahnya seolah tau ada yang mengintip, terlihat sangat menyeramkan dengan gigi runcing dan mata merah menyala! " Anna terbawa emosi .

"Oh begitu rupanya. " Luna paham sekarang.

"Sudah hampir sebulan mereka terus meneror rumah rumah di perumahan kami. Entah apa maksudnya. " kata Ana.

"Mungkin mereka ingin minta tolong" ucap Luna Acuh.

"Ish si Luna ini, gampang banget bilang minta tolong. Mana mungkin ada yang mau nolong kalau rupanya menyeramkan begitu. " Lisa mencubit lengan Luna.

"Aduh sakit! Ya ya maaf, kan cuma ngasih saran. " Luna tertawa geli melihat teman temannya kesal.

"Ih Luna, kalau soal hantu jangan di bikin bercanda. Nanti datang baru tau rasa. " timpal raisa.

"Hehe.. Iya iya takut. "

"Terus sekarang bagaimana? Tidak ada info itu hantu siapa? " tanya Luna.

"Ada yang mengatakan kalau mereka mirip dengan anak Pak Siswo dan Bu Rita. Tapi sewaktu ditanya katanya anak anaknya sedang pergi ke rumah neneknya bersama ibu mereka. " jawab Anna.

"Lalu kalian percaya saja? " Luna mengangkat alisnya.

"Ya tentu saja. Mana mungkin Pak Siswo bohong, dia itu seorang Dosen di universitas ternama dan orang cukup terpandang juga. " jawab Anna.

"Hmmm" Luna menggigit bibir bawahnya seolah sedang berpikir.

"Kami semua jadi ketakutan setiap malam, kalau sudah pukul enam tak ada siapapun lagi di luar rumah. " jelas Anna.

"Ih serem ya, pindah saja. " kata Lisa.

"Ya pindah saja dari sana. Menakutkan. " tambah Raisa.

Anna menghela nafas panjang lalu terdiam. Luna merasa kasihan pada temannya, tapi memangnya apa yang bisa dia lakukan. Selama ini arwah yang mendekatinya selalu membuatnya dalam bahaya.

"Tapi kami mau pindah kemana, disini rumah kami" Anna terlihat sedih.

"Sudah jangan di pikirkan, nanti seiring berjalannya waktu mereka akan pergi juga. " Luna mencoba menenangkan temannya.

"Luna, Lisa, Raisa, kalian mau tidak menginap dirumah ku? Aku takut sekali tiap malam" Anna meminta dengan wajah memelas.

Luna, Lisa dan Raisa saling tatap.

"Bukannya aku tidak mau, tapi untuk saat ini kakak kakak ku tidak memgijinkanku pergi terlalu jauh. " ucap Luna.

Luna memang tidak berbohong karena semenjak beberapa kejadian lalu, Saga dan Kira semakin protektif padanya. Saga tidak ingin sesuatu yang semakin buruk akan menimpa adiknya.

Karena walaupun selama ini Luna menghindar, tetap saja bahaya selalu datang padanya da kedua kakaknya selalu terlambat menyadari.

"Aku.. Kalau aku sih takut. Maaf ya, Anna. " Lisa merasakan tak enak hati, tapi mau bagaimana dia mang takut. Mendengar cerita saja takut apalagi kalau harus mengalami.

"Aku juga sama. Takut! " Raisa bergidik.

"Kalian ini memang tega padaku. " mata Anna berkaca kaca.

"Jangan sedih, bagaimana kalau kau menginap dirumah ku saja? " Luna menawarkan rumahnya.

Anna menggeleng pelan "Tidak bisa, kalau aku pergi nanti mama dan Papa ku hanya berdua saja. Kasian mereka pasti akan semakin ketakutan"

Semua terdiam karena tak tau harus berkata apa lagi dan bingung bagaimana harus membantu Anna. Dalam hati Luna ingin sekali membantu, namun apalah daya jika kakaknya nanti pasti tak akan mengijinkannya.

Apa aku harus berbohong agar bisa menginap dirumah Anna? Gumam Luna dalam hati.

1
Sani Srimulyani
selamat jalan brian semoga kamu tenang di alam sana.
Kirei39: selamat jalan../Sob/
Kirei39: selamat jalan../Sob/
total 4 replies
Sani Srimulyani
semoga bryan bisa secepatnya bertemu ayah dan ibunya biar dia bisa tenang.
Sani Srimulyani
kasian brian.
Sani Srimulyani
masih penasaran apa yg menyebabkan brian meninggal ya.....
Sani Srimulyani
pertemuan brian dengan ibunya.
Sani Srimulyani
berarti brian anak mereka.
Sani Srimulyani
kasian banget bryan.
Sani Srimulyani
ka kebayang kalo aku kaya mereka, ngeri kali ya bisa liat penampakan.
Sani Srimulyani
syukurlah berjalan dengan baik.
Sani Srimulyani
aku ragu kalo itu perbuatan rayyan, jangan2 ini semua ulahnya papanya rayyan.
Sani Srimulyani
aku harap luna mempunyai kemampuan lain untuk bisa melawan para arwah penasaran. soalnya sejauh ini dia sering jadi korbannya
Kirei39: kasian ya kak
total 1 replies
Sani Srimulyani
ngeri juga.
Sani Srimulyani
siapa sih sebenarnya hantu itu......
Sani Srimulyani
ada misteri apa ini sebenarnya.....
Sani Srimulyani
nah siapa tuh....... jadi merinding.
Sani Srimulyani
katanya ga ingat kejadian saat jd arwah, tp ko hanna bisa ngebut nama saga.
Kirei39: kok bisa ya😁
total 1 replies
Sani Srimulyani
siap2 aja kamu dion, bentar lagi kebusukanmu akan terbongkar.
Sani Srimulyani
Nathan ini terlalu percaya sama sahabatnya makanya gampang banget dibodohin.
Sani Srimulyani
semangat saga.......
Sani Srimulyani
berarti hanna berada diantara hidup dan mati dong. moga aja si dion cepet ketahuan keburukannya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!